BAB 45 : TERLUKA

521 37 0
                                    

“I'll be there.”

******

Flashback On

Dina menatap ponselnya. Fokus menyetirnya berkurang lantaran melihat nama yang tertera dilayar. Gadis itu berdesis, kemudian mengangkatnya.

“Kenapa?” Tanya Dina langsung.

“Kamu di mana?”

Suara sosok pria paruh baya terdengar. Mendapat pertanyaan itu Dina menjadi negatif thinking.

Pria itu adalah kakeknya. Jadi selama ini kehidupan mewah Dina ditanggung oleh pria tersebut.

“Mau ketemu temen,”

“Bisa ke rumah Kakek sebentar?”

“Nggak, ngomong langsung aja,”

“Kakek mau nikah,”

“Lagi?!” Dina tersentak begitu saja. Inilah kalimat paling horror yang pernah ia dengar semasa hidupnya.

“Terus Nenek gimana?!” Sergah Dina. Kedua tangannya yang tengah mengemudi refleks memukul setir. Dirinya mendadak emosi.

“Dia setuju kok, Din..”

“Nggak lucu! Dina nggak bakal setuju!”

“Uang jajan kamu mau nggak mau Kakek potong,”

Perkataan itu justru semakin membuat Dina semakin murka.

“Enggak akan ada uang makan. Semuanya jadi satu dalam sebulan. Kakek transfer cukup 5juta saja perbulan,”

“Kebutuhan Kakek banyak akhir-akhir ini,”

Lampu merah. Dina bersandar, lalu mengacak rambutnya frustasi. “5juta mana cukup?!” Bentaknya. Tak memperdulikan respons kakeknya setelah ini.

“Kamu ngertiin Kakek dong,”

“Ya Kakek harus ngertiin Dina juga!”

“Gimana perasaan Nenek pas tau ini semua?!”

Biasa aja,”

Kalimat itu benar-benar membuat Dina ingin menangis. “Terserah. Intinya Dina nggak bakalan setuju kakek nikah lagi! Dan satu lagi, Dina nggak mau duit bulanan di kurangin!”

Tangan Dina kembali berpegang pada setir. Ia menginjak pedal gas, kemudian menjadi hilang kendali.

Semuanya terjadi sangat cepat. Ia tak sadar bahwasanya lampu merah belum berganti menjadi hijau.

Kendalinya yang tak terkontrol dan emosinya yang berada diujung maut membuatnya tak sadar bahwa mobil yang ia setir menabrak seseorang, lalu meluncur sehingga tanpa sengaja melindas tubuh seseorang.

Ia menjadi terkejut. Apalagi kini mobilnya kembali menabrak pagar pembatas, membuatnya dengan cepat menabrak tiang listrik.

Kepala Dina terbentur kaca mobil, sehingga membuat dirinya mengeluarkan darah.

Kejadian tak terduga ini terjadi begitu saja. Ia menoleh ke belakang, lalu menutup mulutnya sendiri. Melihat bahwa seseorang yang baru saja ia tabrak sudah terkapar di jalanan dengan kepala yang sudah hancur—tak lagi terbentuk dengan sempurna.

Flashback Off

******

DI DALAM kesedihan yang tak terjawab, terseliplah sebuah kebahagiaan yang tak bersifat abadi.

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang