BAB 08 : TRAUMA

834 70 7
                                    

setelah gue baca ulang, ini cerita absurd juga. okeh, daripada gue malu sendiri, lebih baik gue revisi juga alurnya hehe.

enggak banyak kok. cuma bagian yang menurut gue enggak nyambung aja.

buat yang masih bingung, nih gue kasih tau ya. nama awal tokoh cerita ini tuh Ragil. tapi setelah banyak pertimbangan, gue memutuskan mengubah nama tersebut menjadi Raynzal. oke? ngerti, 'kan sekarang? ngerti dong, hehe😁

yaudah, selamat baca semuanyaaa!<3

******

KELAS X IPS 2 kali ini kedapatan free class lantaran Bu Retno, guru Bahasa Indonesia mereka sedang ada urusan mendadak dengan kepala sekolah. Semua murid nampak sumringah. Inilah hal yang paling mereka tunggu-tunggu.

Rachel, gadis cantik itu kini tengah memainkan ponselnya dengan sesekali membuka aplikasi belajar. Ia perlu mengasah otaknya sedikit sebagai persiapannya untuk menghadapi ujian matematika esok hari.

Berbeda dengan Jesika yang baru saja selesai mengerjakan PR sejarah—hasil menyontek milik Rachel.

"Hel, semalem gue kayak ngelihat lo jalan sama Raynzal," Jesika, teman sebangku Rachel. Orangnya rada ceplas-ceplos. Kalau ngomong tidak di kontrol dulu.

Rachel mengangguk singkat. Ia langsung mematikan ponselnya dan menaruh benda itu diatas meja.

"Kenapa?"

"Sorry, Hel. Tapi gue udah tau banget sifat Raynzal kayak gimana,"

"Gimana apanya?"

"Jangan deket-deket sama dia. Dia suka mainin cewek,"

Rachel manggut-manggut. Ia sebenarnya sudah tau akan hal itu.

"Dia bakalan marah kalo Rachel enggak nurutin perintahnya," ucap Rachel.

Jesika, siswi berambut keriting itu menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal. "Lo harus berani ngelawan dia,"

"Kalo dia marah gimana?"

"Lawan. Inget kata gue, jangan takut,"

Rachel mengangguk. "Iya, Jes. Rachel juga udah sering ngelawan. Tapi dia kayak enggak peduli gitu,"

"Makanya kalau ada dia langsung kabur aja," ucap Jesika. "Raynzal tuh manis di awal doang, percaya sama gue,"

Rachel kembali mengangguk. "Iya, Rachel bakal berusaha untuk ngejauhin dia,"

Jesika menatap Rachel selama beberapa saat sebelum akhirnya beralih mengambil buku tulis fisika milik Rachel untuk menyontek pekerjaan rumahnya.

******

Rachel
Bar, nanti pulang bareng ya.

Akbar tersenyum kecil. Ia langsung mengetik balasan.

Akbar
Iya. Nanti aku jemput
di depan kelas

Rachel
Okay! Makasih, Bar

Akbar
Iya, Ra

"Bar, lagi chat-an sama siapa?" Nila melirik ponsel Akbar, membuat lelaki itu langsung memasukkannya ke dalam saku.

"Enggak," Akbar kembali fokus pada berkas-berkas di atas mejanya. "Kertas konsep miladnya mana?"

Nila menghela napas. "Kamu chat-an sama perempuan di pos satpam itu ya?"

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang