RACHEL dan Raynzal. Keduanya kini tengah berada di sebuah cafe bernama Resville yang kebetulan posisinya lumayan dekat dari sekolah. Tampilan Raynzal sudah berantakan. Seperti biasa kancing baju sudah tidak terpasang—sehingga memperlihatkan kaos hitam polos di badannya.
Tak hanya itu. Raynzal bahkan sudah tidak mengenakan kaos kaki serta menggulung celana sekolahnya sampai ke betis.
Dan yang paling membuat Rachel heran adalah di mana Raynzal mengenakan gelang hitam di tangan kirinya.
Sang pelayan pun datang dengan membawa dua minuman untuk mereka.
“Makasih ya, Mbak," ucap Rachel ramah pada sang pelayan. "Iya, sama-sama," respons pelayan itu tak kalah ramah.
“Rachel serius enggak mau makan?” Rachel menggelengkan kepala. Ini adalah pertanyaan keempat yang keluar dari mulut Raynzal.
“Yaudah nanti pas pulang aja ya aku beliin makanan,”
Rachel menatap Raynzal pasrah. “Terserah kamu deh,"
Raynzal tidak menyahut apa-apa lagi. Kemudian ia menyeruput es coffenya selama beberapa saat. Dan hal itu tidak luput dari penglihatan Rachel.
Ya, Rachel menatap gerak-gerik Raynzal sedari tadi.
"Zal, Rachel boleh nggak ngelarang kamu buat enggak bolos lagi?"
Raynzal mengerutkan keningnya.
"Rachel takut kamu kena kasus,"
Lantas Raynzal menatap Rachel serius. Setelahnya ia tersenyum. "Iya, bakal aku usahain,"
Rachel mengangguk. "Besok pasti kamu dipanggil ke ruang BK. Gimana, Zal?"
"Enggak papa, udah biasa,"
Rachel menghela napas panjang kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. “Lain kali jangan gitu, ah. Enggak boleh ngeremehin sesuatu, takutnya konsekuensinya besar,"
"Iya sayang," hanya itu yang Raynzal katakan.
“Kalau kamu serius sayang sama Rachel, kamu harus nurutin perkataan Rachel,” ucap Rachel enteng dan itu justru membuat Raynzal tertawa kecil.
Gadis cantik ini sangat menggemaskan.
Rachel mengerutkan keningnya. “Kok ketawa?"
"Kamu lucu,"
Rachel rolling eyes, "aku lagi enggak mau bercanda,"
"Emang sejak kapan kamu mau bercanda sama aku?"
Rachel terdiam. Benar juga, pikirnya.
"Iih, maksudnya—aku lagi ngomong serius sekarang,"
"Oh gitu," Raynzal manggut-manggut. "Yaudah, iya,"
"Iya apa?" Tanya Rachel.
"Aku bakal berhenti bolos. Demi kamu," ucap Raynzal membuat Rachel tersenyum mendengarnya.
Si tampan ikut tersenyum.
Sedangkan si cantik mengamatinya sembari menahan tawa.
Tangan kiri Raynzal kemudian bergerak mengelus puncak kepala Rachel. “Aku sayang banget sama kamu,”
******
DINA Putri. Gadis itu sekarang tengah berada di dalam cafe. Tempat dimana Raynzal dan Rachel berada sekarang.
Ya, sedari tadi gadis itu mengikuti mereka berdua. Hampir satu jam ia duduk disini, dengan mengenakan topi samarannya.
Samarannya kali ini berhasil tidak di lihat oleh Raynzal.
Dina kemudian membuka ponselnya dan mencari nomor Raynzal. Tadi saat di sekolah ia berhasil mendapat nomor ponsel lelaki itu.
Dan sekarang, gadis itu akan mengirim pesan untuk musuh bebuyutannya.
Dina : Cewek lu cantik juga ya
Dina : Gue bully ah
Dina tersenyum miring. Bersamaan dengan itu, ponselnya berdering tanda panggilan telepon masuk.
"Ya, halo?" Ucap Dina seraya mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Ya, ini gue otw. Sabar," Dina mengambil selembar kertas berwarna biru, lalu bangkit dari duduknya dan pergi menuju kasir.
Tanpa basa-basi lagi, ia langsung memutuskan sambungan teleponnya. Saat di perjalanan, kedua bola matanya menatap Raynzal selama beberapa saat. Tatapannya mengisyaratkan tidak suka.
******
AKBAR yang tengah menscroll instagramnya disambut oleh notifikasi dari nomor tak dikenal. Ada pesan masuk dari orang yang tidak di kenal. Ia pun langsung mengeceknya.
0819xxxxx : Nomor baru gue. Save ya. Nila.
Akbar mendengkus. Tanpa pikir panjang ia langsung menekan tombol blokir.
Seketika ingatan Akbar berputar akan masa lalunya. Dahulu Akbar dan Nila memang pacaran. Namun hubungan mereka berakhir saat Akbar mengetahui bahwa Nila hanya memanfaatkan dirinya saja.
Nila memacari Akbar semata-mata hanya ingin mengambil uangnya saja. Kebetulan gadis itu lahir dari keluarga kurang mampu.
Dulu, Akbar sangat menyayangi Nila. Namun setelah mengetahui gadis itu licik—ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Apalagi, saat dirinya tak sengaja melihat Nila jalan dengan mantannya sendiri—membuat hati Akbar yang sudah panas, malah semakin panas karena ulah gadis tersebut.
Ia sama sekali tidak mau mendengarkan semua penjelasan Nila. Yang ia mau hanyalah putus.
Wajar saja. Akbar adalah sosok yang sangat keras kepala. Jadi ia sama sekali tidak peduli dengan apapun yang keluar dari mulut Nila.
Sudahlah. Banyak yang harus Akbar pikirkan selain gadis itu. Menaruh ponsel, ia pun membaringkan tubuhnya—mengambil posisi senyaman mungkin untuk tidur.
******
NILA berdecak. Ini ke lima kalinya ia mengganti nomor ponselnya. Namun hasilnya tetap sama. Akbar memblokir nomornya.
Gadis itu menatap langit-langit kamar. Saat ini ia tidak tau harus melakukan apa. Dari sekian banyaknya cowok di dunia, hanya Akbarlah yang ia mau.
Lima bulan menjelang hubungan mereka berakhir, Nila semakin tidak terima menerima kenyataan bahwasanya mereka benar-benar putus.
Perlu diakui bahwasanya dulu Nila memang brengsek. Kondisi ekonomi keluarganya yang sangat kritis membuat ia sengaja memanfaatkan Akbar terus menerus.
Tapi perlu diketahui bahwasanya Nila tulus sayang sama Akbar. Dia tidak memacari Akbar hanya semata-mata karena uangnya. Tidak sama sekali.
Dahulu menjelang satu tahun berpacaran, hubungan mereka semakin tidak jelas. Setiap minggu Nila selalu merengek meminta uang. Dan jujur saja uang tersebut benar-benar ia gunakan untuk membeli obat-obatan serta check-up Ibunya yang sedang sakit.
Nila tidak berbohong. Sama sekali tidak. Gadis itu terang-terangan berkata bahwa uang itu untuk Ibunya.
Dan apa yang terjadi?
Setelah sebulan kondisi Ibu membaik, Nila tak sengaja bertemu mantannya. Dan Akbar kenal dengan mantan Nila ini.
Jadilah, mereka berdua bertengkar sampai-sampai Akbar meminta putus.
Sudahlah. Nila pusing. Kalau diingat-ingat hanya bikin sakit hati. Intinya, yang menyebabkan hubungan mereka kandas adalah karena kesalahpahaman.
Gadis itu berdecak. Menutup kedua wajahnya guna menahan malu. Kebodohan yang ia lakukan benar-benar memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNZAL ANGKASA
Novela Juvenil(COMPLETED) - Sequel [ Temperature Of Love ] Raynzal Angkasa Batubara adalah siswa yang memiliki pengaruh besar di SMA Cendrawasih. Memiliki sifat badboy dengan musuh dimana-mana membuatnya menjadi sosok yang sangat disegani orang-orang. Sosok Rayn...