RAYNZAL kini tengah berada di ruang kerja Papanya. Dihadapannya ada Ardi dan Regal.
“Keputusan kamu sudah bulat, Rayn?” Akhirnya, Ardi mau membuka suara juga. Raynzal yang mengerti arah pembicaraan Papanya hanya bergumam singkat.
“Habis acara ini kita bener-bener langsung pergi ke Bandung. Kamu yakin enggak mau ikut?” Tanya Ardi meyakinkan.
“Enggak,” Raynzal menggeleng. "Kasihan Bunda,”
“Bunda, 'kan ada Reffa, Rayn..”
“Papa juga ada dia,” ucap Raynzal—menunjuk Regal dengan dagunya.
“Rayn... Papa mohon sama kamu kali ini aja,”
"Enggak,"
"Papa janji bakal turutin apa yang kamu mau,"
"Enggak,"
"Uang bulanan akan Papa tambah,"
"Gak,"
Ardi menarik napas dalam-dalam. "Papa bakal kasih kamu modal untuk buka bisnis baru. Mau?"
Raynzal melirik Ardi. "Enggak,"
"Terus kamu maunya apa?"
"Tinggal di Jakarta. Selamanya," tandas Raynzal memperkuat argumennya, membuat Ardi seketika menjadi lemas.
"Apa perlu Papa bawa—"
“Enggak mau, Pa! Enggak mau!“ Raynzal yang emosi langsung membentak Papanya.
Melihat itu, Regal langsung menatap Raynzal tajam. “Kasar banget si lo sama Papa!”
"Lah ngapa?! Ribut aja sini dah!" Ucap Raynzal, menantang. Ia kesal karena merasa Regal terlalu ikut campur dengan urusannya.
"Lah, lu pikir gue takut?" Balas Regal tak mau kalah.
“Udah, udah!" Ardi menyela.
"Yaudah, Rayn kalo itu keputusan kamu. Papa enggak bisa buat apa-apa lagi. Papa minta maaf karena terlalu maksa kamu,” ujar Ardi mengalah.
“Maaf juga, Pa karena terlalu kasar,” ucap Raynzal dengan nada rendah, setelah menyadari perbuatannya.
"Enggak papa,"
Raynzal pun berdiri, lalu pergi dari tempat ini tanpa meninggalkan sepatah katapun. Ia sempat melirik Regal sinis.
Ardi menghela napas, lalu bersandar pada sofa seraya memijat keningnya. Regal yang melihat ekspresi sedih dari Ardi langsung duduk disampingnya.
“Pa, are u okay?”
“Gal,”
“Iya, Pa?”
“Keputusan kita buat pindah benar nggak sih?” tanya Ardi setelah diam selama beberapa saat.
******
HARI ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh murid SMA Cendrawasih. Ya, tiba saatnya acara Milad sekolah ini berlangsung. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, semua murid yang habis apel berbondong-bondong memisahkan diri pada masing - masing kelompoknya.
Setelah apel adalah istirahat untuk sarapan pagi. Begitu kata kepala sekolah. Akbar selaku ketua OSIS memerintahkan kepada seluruh siswa untuk segera mengambil makanannya di kelas masing-masing.
Lelaki itu sedikit risi lantaran sedari tadi banyak sekali siswi yang caper. Mereka tak henti mengeluarkan kata-kata manis untuk menarik perhatiannya.
Demi apapun, hati Akbar enggak akan luluh digituin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNZAL ANGKASA
Teen Fiction(COMPLETED) - Sequel [ Temperature Of Love ] Raynzal Angkasa Batubara adalah siswa yang memiliki pengaruh besar di SMA Cendrawasih. Memiliki sifat badboy dengan musuh dimana-mana membuatnya menjadi sosok yang sangat disegani orang-orang. Sosok Rayn...