Welkam bek aku kembali~
***
"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh, selamat pagi teman-teman!!" Mara mengucapkan salam dengan baik dan benar ketika sampai di depan pintu.
Tak ada yang menjawab, hanya ada kegaduhan.
"WOY TIP-EX DONG!!!"
Pusshhh!! Brak!
Sebuah tip-ex mendarat di meja bagian belakang, tempat suara teriakan tadi berasal. Mara mengernyit, ada apa ini?
"Gue salam kok nggak dijawab sih?!!" protes Mara masih mematung di depan pintu.
'Perasaan kagak ada tugas dah,' batin Mara masih mengernyit bingung.
"AH BODO AMAT!" tampang-tampangnya si Derry Tikus bingung. Disini mencium bau-bau ketidakenakkan.
"Jawab salam hukumnya wajib lho!" Mara tak mau kalah sepertinya pemirsah.
"BACOT LO!! SINIIN BUKUNYA, NYONTEK!" Prabu datang menjemput, nyontek maksudnya? Otak Mara berjalan lemot, elah itu kuotanya otak belum diisi yak makanya kok lemot gitu?
"MAMPUS BANGKE GUE LUPA!" dengan langkah cepat Mara duduk di bangkunya, membuka tas miliknya lalu mengeluarkan sebuah buku dari tasnya.
"Aduh lo pada kok nggak ngingetin gue sih?"
"Lupa kan gue!"
"Ah mampus mampus susah ini!"
"Ibuk mau pulang!"
"Hue kok bisa lupa sih, bodo banget sih lo Mara!"
Dan sederet ocehan Mara yang lain. Kini mulutnya tetap ngedumel sedangkan tangannya tak berhenti bergerak.
"Aduh mampus mampus gue gatau ini apa, nyontek dong coeg!" kata Mara pada teman-temannya. Fyi, tidak satupun siswa kelas X-2 yang ngerjakan tugas di rumah sekarang ini. Biasanya Cuma Mara, lha ini Mara aja lupa kok terbaeqq mah Mara!
Sebuah buku mendarat tepat di hadapan Mara dan Mekka.
"PUNYA SIAPA INI WOY?!" teriak Mara yang membuat seluruh kelas menatapnya.
"PUNYA SI MELEK, TERJAMIN KUALITASNYA!" Junna berteriak dari ujung kelas, pojoookkk banget tempat para cecunguk bersarang.
Mendengar nama Melek, Mara langsung percaya. Otaknya terjamin itu orang, Bung!
"Finally!" teriak Mara setelah menyalin sebuah jawaban dari buku Melek eh Malik maksudnya.
"Mel, tehaex ya. Thankyou very much, sayang kamooeh!" kata Mara yang mebuat Melek bergidik ngeri.
"Ngeri si Mara euy! Soal bejibun dia udah selesai aja,"
"Nyontek Mara!" mendengar teriakan Prabu dengan baik hati Mara langsung melemparkan bukunya, langsung dikerubuti oleh teman-teman kelasnya.
"PIKETNYA JANGAN LUPA! YANG KAGAK PIKET GUE DENDA!" astogeh! Tau sendiri kan, ini situasi genting ting ting ting, si Mara ini spesies anak paling nyebelin, nagih piket-piket orang tugas itu juga menyangkut hidup mati kok. Pengertian dikit lah woy! Dasar temen banget sih!
Hening. Nggak ada yang nanggapi. Itu lah, makanya jadi anak jangan nyebelin. Lagi repot-repot sama tugas eh ngingetin piket, pakek bawa-bawa denda lagi. Ah ga asik ah!
"HIDAYAH, PRABU, MAMAD, JO'I, DAN KAWAN-KAWAN SEPERJUANGANNYA HARAP MENGAMBIL SAPU DI POJOKAN!" teriak Mara lagi. Terdengar sebuah decakan.
"Ga asik lo Mar. Gue mau asalkan lo yang nyalinin ini tugas, gimana?" kata Prabu yang membuat Mara membola. Ini ngancam, negosiasi, apa gimana sih?
![](https://img.wattpad.com/cover/195459430-288-k610274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Giovanile
Teen FictionAsmaraloka sebelumya hanyalah gadis biasa yang tidak terkenal, tidak cantik, tidak tajir, namun pintar. Eksistensinya di sekolah jarang diketahui, tak banyak yang mengenal dia. Namun, Asmaraloka kini tiba-tiba menjadi sorotan, apakah penyebabnya? Bu...