Hellu, aku kembali
Happy reading, ma luv!
***
Bel istirahat berbunyi semenit lalu. Jam dinding di kelas X-2 menunjukkan pukul 10 tepat. Mara memasukkan buku paket UKB nya di kolong meja. Iya, nanti kalau sudah pulang ia aka menyimpannya di loker. Malas banget kan kalau setiap hari bawa-bawa buku yang beratnya lumayan bikin nggak tumbuh tinggi. Mekka sudah beranjak ke katin duluan, udah ditunggu Fajar tadi. Huft! Yang udah jadian mah beda.
"Mau bareng nggak?" Ratih muncul bersama segerombolan ciwi-ciwi X-2. Mara menggeleng, ia tau pada akhirnya nanti ia akan menjadi obat nyamuk mereka. Paling paling juga Ratih yang nemenin. Kenapa? Karena Ratih tuh berpasangan serasa single, bahaya tuh!
Ya emang sih ya, backstreet mah beda. Yoga yang nggak mau tebar sensasi, dan Ratih anak yang super duper slow motion. Ah elah semua mah sama aja! Mending single asal bahagia kan?
"MARA DI CARI BANG ADIKARA TUH!" Junna yang barusan mengumpulkan UKB kembali dengan teriakan yang di dengar seisi kelas.
Keira yang mendengar dengan langkah seribu, langsung menghampiri Mara yang duduk sendiri. Keira duduk di samping Mara. Dia tersenyum, yang terlihat agak..... meremahkan.
"Hai!" sapanya yang diangguki Mara, "lo tau kan siapa lo dan siapa Kak Adikara?" tanya Keira dengan nada sedikit meremehkan. Mara mengangguk berniat beranjak dari sana, "gue belum selesai ngomong," mau tak mau Mara duduk kembali.
"Gue ingetin ya kalau-kalau lo lupa, Kak Adikara adalah most wanted SMA Darma Bhakti, anak konglomerat yang terpandang, dan hum mantan-mantannya pun cantik-cantik dan kaya-kaya. Sedangkan lo? Kayaknya lo lebih tau deh lo itu kek mana iya kan?" Mara hanya mengangguk. "Yaudah, gue ke kantin duluan," kini tinggal Mara sendiri. Sejujurnya Adikara masih di luar sambil bermain ponsel.
'Iya ya, gue ini siapa sih? Gue lho nggak cantik, gue nggak pinter, gue juga bukan anak orang kaya. Gue nggak body goals kek kebanyakan orang, gue gendut, gue jerawatan. Apa ya pantes bersanding sama Kak Adikara yang hampir perfect itu? kayaknya enggak kan?' gumam Mara dalam batin. Dia beranjak dari duduknya, berjalan perlahan sampai akhirnya sampai di pintu kelas. 'Gue ke kantin sendiri, lo nggak boleh baper Mara!' gumam Mara menguatkan diri sendiri.
Baru juga selangkah berbelok menuju kantin, sebuah tangan mencekalnya. Mara memejamkan mata, menata hati.
"Mau kemana sih? Kan gue nunggu dari tadi," kata Adikara seraya menggenggam tangan Mara. Dengan perlahan Mara melepaskan genggaman tangan Adikara.
"Mau ke kantin, Kak. Permisi," Mara nyelonong seenaknya, Adikara tertegun, ada yang salah? Tak lama setelah kesadarannya pulih dia berlari berniat mengejar Mara, tapi seorang mencekal tangannya.
"Mau kemana sih, Kak?" tanya Keira si cabe-cabean kelas atas sambil bergelayut manja di lengan Adikara. Adikara terus menatap tembok yang menelan kepergian Mara. Ih Keira datangnya darimana sih ya? perasaan yaw tadi pamitannya ke kantin, kok sekarang tiba-tiba muncul? Ah lupakan!
'Mungkin dia lagi bosen kali ya atau capek?' tebaknya seraya melepaskan lingkaran tangan Keira yang menurutnya sangat.... aneh? Raut wajah Keira berubah kebingungan, ada yang salah dengan dirinya?
"Bangkunya Mara sebelah mana?" tanya Adikara seraya celingukan menatap dalam kelas X-2. Keira hanya mengernyitkan dahi, "dimana?" ulang Adikara lagi dengan penuh penekanan.
Keira menunjuk deret dua dari belakang, baris ketiga dari pintu. Ini serius cewek duduk belakang?
"Lo serius? Bukannya Mara duduk dua dari depan ya? kalau sampai lo bohong, lo bakal tau akibatnya." innalillahi itu orang tau apa nanya sih? Ini serius kan yang dikasih tau sama Keira, apa dijebak?
"Serius, Kak! Habis dirolling sebulan sekali," katanya seraya beranjak pergi. Ya rencananya gatot kecewalah pasti!
Adikara melangkah masuk. Kelas sepi. Hanya ada.... Melek. Yaps! Rajin banget dah itu cowok, spesies langka! Adikara menghampirinya. Lalu meminta sebuah note biru yang biasanya untuk pengingat tugas.
Mara...
Gue nggak tau salah gue apa tiba-tiba lo dingin, kalau capek istirahat jangan jauhin gue! Jaga kesehatan, Bakpao gue!
-ACA-
Tulis Adikara di note itu, lalu ia tempel itu benda di sebuah Beng-Beng Max yang tadi sempat ia beli di kantin.
"Ini bangkunya Mara kan?" tanya Adikara pada Melek, lelaki terpintar itu mengangguk. Hum, iya awalnya emang Adikara ragu kalau-kalau dia kibulin sama si Keira. Tapi sekarang dia yakin kok, nggak mungkin banget Melek ngibulin.
Adikara meletakkan Beng-Beng Max itu di kolong meja cokelat itu. lalu ia beranjak pergi, iyeulah kelas 12 kan bertabur tugas J
+++
Ciwi-ciwi X-2 yang tadi ngumpul di kantin kini telah menginjakkan kaki di kelas tercinta. Eh iya, awal mereka masuk itu ya semua pendiam, bener-bener istirahat tuh ya udah keluar sendiri-sendiri, eh setelah menginjak sepuluh hari semua berubah jadi bar-bar, astaga!
"Eh anjrit gue tadi niatnya mau beli geprek keju leleh eh tapi lupa ah nyesel banget gue!" kata Joddy dengan heboh khas Joddy.
"Ah lo mah suka gitu! Udah habis mie gertak semangkuk baru ingat, haduh belum juga tua lo Jod!" kata Inces sambil touch up bedak plus lipstik, nah jadi cabe-cabean tuh gini, lebih baik terang-terangan. Kalau terang-terangan kan udah ketara banget nakal, tapi kalau diem-diem suka main cowok kan bahaya bosqueh :') Joddy hanya nyengir khas dia. Eh iya, Mekka udah nangkring aja di bangkunya. Memang, Mara sekarang sebangku sama Joddy, tidak lagi Mekka.
Mara tidak berniat menanggapi pembicaraan teman-temannya. Entah mengapa moodnya anjlok banget. Mara mengelurkan semua yang ada di kolong mejanya, termasuk... Beng-Beng Max?
'Dari siapa?' gumamnya dalam hati seraya membolak-balik Beng-Beng Max itu berharap menemukan sebuah petunjuk. Yap dapat! Sebuah note biru dengan tulisan.
Mara...
Gue nggak tau salah gue apa tiba-tiba lo dingin, kalau capek istirahat jangan jauhin gue! Jaga kesehatan, Bakpao gue!
-ACA-
Sebut saja Mara lebay, tapi ini first time dia nerima beginian. Biasanya mah Cuma dari kakel-kakel cewek yang emang deket sama dia, ya kakak-adik ketemu gede lah. Jantungnya bekerja lebih cepat. Otaknya terus berpikir kira-kira ini siapa?
Dan, uhuy dapet!
"Kak Adikara?" gumam Mara pelan namun bisa didengar Joddy, maklum mereka hanya berjarak beberapa centi. Joddy mengalihkan pandangan menuju benda yang ada di tangan Mara.
"WHAT YA AMSYONG MARA SOLD OUT!!!!" teriaknya membuat kelas X-2 gonjang-ganjing. Elah itu anak mulutnya suka lost contact!
KAMU SEDANG MEMBACA
Giovanile
Teen FictionAsmaraloka sebelumya hanyalah gadis biasa yang tidak terkenal, tidak cantik, tidak tajir, namun pintar. Eksistensinya di sekolah jarang diketahui, tak banyak yang mengenal dia. Namun, Asmaraloka kini tiba-tiba menjadi sorotan, apakah penyebabnya? Bu...