Seorang gadis memakai seragam putih abu-abu kini berlari di tengah lautan manusia yang sedang merayakan kelulusannya. Semua orang gembira karena berhasil menyelesaikan 12 tahun wajib belajarnya. Banyak juga diantara mereka yang sudah diterima di universitas-universitas ternama. Tak jarang juga yang melanjutkan studynya di luar negeri.
Ah sungguh, gadis itu tak rela masa putih abu-abunya berlalu begitu saja. Dia menciptakan banyak sekali kenangan pada masa ini. Banyak juga pengalaman yang ia dapat. Mungkin kalian juga mengerti bagaimana rasanya masa putih abu-abu itu.
Tidak ada yang rela SMA berakhir begitu saja. Di putih abu-abu mungkin kita memang sedang dalam masa pencarian jati diri ditambah lagi beban untuk masuk universitas bertumpu pada masa ini. Tapi, jika dikenang kembali. Putih abu-abu yang mengenalkan kita tentang keseruan. Putih abu-abu yang mengenalkan kita persahabatan yang sesungguhnya. Putih abu-abu juga yang mengenalkan tentang asmara. Dan masih banyak lagi yang lain.
Tidak ada Prom Night karena memang Prom Night tidak menjadi tradisi di SMA Darma Bhakti. Yang ada hanya sehari yang memang ditujukan untuk kelas 12. Hingga senja tiba nanti mereka para penghuni kelas 12 masih menjadi siswa SMA Darma Bhakti. Namun, setelah mentari kembali ke peraduannya, mereka resmi menyandang gelar alumni.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada gaun mewah, riasan dari MUA ternama. Mereka semua disini sama, sekelompok manusia berseragam almamater sekolah yang dibalut sebuah jubah mirip toga namun berwarna navy dengan sedikit sentuhan batik almamater di beberapa bagian. Itu baju kelulusan mereka. Terkesan sederhana, tapi tentu mereka sangat bahagia. Mereka juga membawa beberapa hadiah dan banyak juga yang sibuk berfoto. Acara-acara itu terlewati begitu saja. Hingga sebuah video terputar.
Video perjalanan mereka semua. Video yang berisikan foto juga video yang diambil selama tiga tahun. Dengan diiringi lagu milik Angel 9 berjudul 'Masa SMA' air mata mereka bercucuran. Mereka saling berpelukan seakan berkata 'aku enggan berpisah'. Seorang adik kelas yang membacakan puisi menambah kesan melow sore itu. Sebentar lagi, sebentar lagi mereka resmi menyandang gelar alumni.
Video berakhir bersamaan dengan kepala sekolah yang naik ke panggung membawa sebuah surat. Semua siswa mendengarkan dengan seksama beberapa diantara mereka masih tak berhenti menyucurkan air mata.
Kata lulus yang diucap kepala sekolah menimbulkan tangis yang pecah lagi. Mereka sangat bangga, mereka terharu, tapi mereka juga sedih. Mereka tak akan bertemu lagi setiap hari. Mereka tak akan menciptakan kenangan bersama lagi. Dan mereka telah menentukkan jalan masing-masing hingga nanti akan bertemu setelah kesuksesan mendekap.
Setelah berpisah dengan teman-temannya, gadis itu—Asmaraloka berjalan lunglai menuju gerbang. Ada seseorang yang menunggu di salah satu mobil yang berada di luar gerbang.
Asmaraloka membuka pintu mobil itu dengan masih memasang tampang sedih.
"Kok cemberut, kenapa?" tanya lelaki itu seraya mencubit pipi tembam Asmaraloka.
"Udahan ya SMA nya? Padahal masih pengen lagi," lelaki itu tertawa renyah. Mendengar pernyataan dari sang kekasih.
"Iya udah, tapi kan habis ini jadi Bu Dokter kan, nggak bangga apa?" Asmaraloka mengangguk ketika lelaki itu bertanya.
Pria di balik kursi kemudi itu mengambil sesuatu di belakang. Bunga sedap malam yang dipadukan dengan beberapa bunga lainnya.
"Happy gradution, sayang!" ujar lelaki itu seraya menyerahkan buket bunga itu. Tentu Asmaraloka menerimanya, menerima dengan senang hati seraya menggumamkan terimakasih.
Pria yang tak lain Adikara itu sekarang berangsur mengecup kening Asmaraloka lalu menariknya dalam pelukannya.
"Aku sayang banget sama kamu, jangan kemana-mana inget ada aku ya? Aku bahagia bisa sama kamu sampai sekarang," ucapan Adikara menerbitkan senyuman di bibir Asmaraloka yang kini mengangguk.
Benar, setelah beberapa rintangan mereka lalui akhirnya mereka lolos uji. Selalu ada pelangi setelah hujan. Langit tidak selamanya cerah tapi badai juga tak selamanya terjadi. Semua ada masanya. Jangan terlalu cepat menyerah dengan takdir, jangan terlalu cepat mendakwa semesta tak adil. Semua kisah akan berakhir bahagia dengan cara mereka sendiri.
-Kisah ini telah berakhir-

KAMU SEDANG MEMBACA
Giovanile
Teen FictionAsmaraloka sebelumya hanyalah gadis biasa yang tidak terkenal, tidak cantik, tidak tajir, namun pintar. Eksistensinya di sekolah jarang diketahui, tak banyak yang mengenal dia. Namun, Asmaraloka kini tiba-tiba menjadi sorotan, apakah penyebabnya? Bu...