10

126 8 0
                                    

Welkam bek en hepi reding~

***

"Lo cantik,"

"WHAT?!" teriakan lengking itu terdengar dari pintu. Adikara yang terpaku dengan Mara kini mengalihkan pandangannya menuju pintu. Dan hal pertama yang ia lihat adalah.....

Mekka dan Ratih yang bersama Yoga.

Yoga mah Yoga, dia datar-datar saja Bung. Dan bisa ditebak kan itu suaranya siapa? Yup! Mekka, itu orang suaranya MasyaAllah dah dijamin bikin sakit telinga.

"Ha?!" Mara lemot Mara lemot. Lo itu dipuji cogan Mara! Kok ya jawabnya ha ho ha ho, gemes tau! Hiiiiih!

"Permisi," seorang siswi memecah keheningan. Adikara tersenyum kemudian beranjak menghampiri siswi itu.

"Makasih ya, dik! Kembaliannya buat lo aja,"

"Kan uangnya pas, Kak." Adikara hanya terkekeh mendengar jawaban siswi itu. Tentu lah, siswi itu memasang tampang cengo ketika mendengar kekehan Adikara. Lalu cowok itu kembali masuk, kembali duduk di samping Mara. Mekka? Dia duduk di belakang sendiri, di belakang couple Ratih-Yoga. Kasihan yaw?

"Nih yok dimakan!" Adikara menyodorkan sebungkus siomay kesukaan Mara.

"Oh enggak Kak! Buat Kakak aja, Kakak belum makan kan? Buat Kakak aja!" tolak Mara secara halus. Aslinya mah si Mara mau mau aja, Cuma ya gimana yak namanya juga cewek kan?

"Yaudah kita makan berdua deh. Sini gue suapin!"

Uhuk uhuk uhuk

Ratih yang tengah minum tersedak. Ya kaget lah Bung siapa coba yang nggak kaget kan? Mekka aja matanya melotot hampir keluar. Mara? Gadis itu Cuma mematung doang. Aish! Kesempatan nggak datang dua kali lho, nggak boleh disia-siain.

"Ha?!" Cuma 2 huruf itu yang keluar dari mulut Mara. Adikara tak peduli, lelaki tampan itu menyendokkan siomaynya.

"Aaaaaaa," ucap Adikara seraya menyodorkan sendokan siomay itu pada Mara. Mara masih belum sadar, dia masih loading.

"Ayok! Pesawatnya mau masuk nih, aaaa!!" dengan nurutnya Mara membuka mulut dan Adikara yang sigap langsung memasukkan siomay itu pada mulut Mara. Mara mengunyah dengan perlahan, otaknya tak cukup untuk mencerna semuanya.

"Bidadarinya pintar!" Adikara menepuk-nepuk kepala Mara ringan seraya tersenyum. Mekka memasang tampang cengo lengkap dengan mulut terbuka. Ratih? Gadis cantik nan slow itu hanya meremas tangan Yoga. Yoga mah sans aja, dia tetep menscroll layar ponselnya.

Adikara menyuapkan sendokkan siomay yang lain itu ke mulutnya. Mara yang baru sadar langsung buka suara.

"Kak itu bekas gue!" tegur Mara setelah Adikara mengunyah siomaynya. Adikara mengalihkan pandangannya menuju Mara lalu tersenyum.

"Emang kenapa kalau bekasnya lo? Salah? Makan sepiring dan satu sendok sama bidadari mah nggak ada salahnya,"

Blush!

Anjir Adikara mudah banget bikin Mara ngeblush. Gadis itu kini menangkupkan tangannya di pipinya yang tak semulus cewek lain.

"Ehem! Disini aja jomblo," suara Mekka memecah keheningan. Duh ngenes syekali nasibnya Mekka, di depannya ada dua couple sekaligus. Ratih-Yoga couple yang datar-datar aja. Kalau Mara-Adikara masih hot hotnya!

Mara terkekeh terpaksa. Adikara menyuapkan siomay lagi, mau tak mau Mara harus mangap untuk menerimanya.

Suapan terakhir adalah suapan milik Adikara. Setelah selesai mengunyah Adikara tersenyum ke arah Mara.

GiovanileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang