Raja tidak sepenuhnya percaya dengan Rio dan tidak peduli ayahnya suka atau tidak pada wanita pilihannya. Baginya yang menjalani hidup dengan Vania itu adalah dirinya bukan kedua orang tuanya.
Hal itu bukan karna Raja adalah anak durhaka, tapi dia sudah banyak mengalah dan tidak melakukan yang sama lagi tentang memilih pasangan yang terbaik menurutnya.
Sekarang Raja sedang memperhatikan di kelas dua balas, setelah memberikan tugas untuk di kerjakan dia keluar dari kelas. Pria itu tidak pergi jauh dari sana, Raja duduk kursi di bawah pohon yang ada di depan kelas.
Di tangan kirinya ada rokok dengan tangan kanan yang memainkan ponsel.
Reno : Mas, pokoknya minggu ini gue bakal ke sana!
Raja : Jangan aneh-aneh, lo di sana aja bantu Papa mengurus perusahaan.
Raja keluar dari ruang Chat dengan salah satu adik kembarnya. Dia terseyum tipis ketika mendapatkan balasan dari Vania.
Vania : Sedang menangani dua murid nakal. Kalau Mas sendiri lagi apa?
Raja : Di luar
Vania : Kok di luar? Mas ngga ngajar?
Raja : Ngajar, tapi sekarang ada di luar setelah memberikan mereka tugas.
Vania : Mereka pasti kerja sama tuh, Mas lihat saja nanti jawaban di buku rata-rata sama.
Pria yang berusia tiga puluh lebih itu tertawa kecil, lalu melihat sekeliling. Raja yakin kalau ada orang yang melihatnya pasti mereka mengatakannya gila. Dia menghisap cerutunya dan membalas pesan Vania.
Raja : itu sering terjadi Nia, kita yang sudah berpengalaman diam aja.
Raja : Saya khawatir hanya satu ketika ujian kelulusan mereka kesulitan mengerjakan soalnya.
Vania : Iya, tapi itu semua salah mereka. Kita memberikan tugas bukan untuk kita tapi untuk mereka juga.
Raja : Nah, itu maksud saya. Anak-anak zaman sekarang kebanyakan sulit meminta untuk bekerja dengan jujur, tapi tidak semuanya yang seperti itu ya.
Vania : Iya, kebiasaan itu sulit di hilangkan setiap tahun.
"Pak, kami sudah selesai." Ucap seseorang, membuat Raja tersentak. "Maaf Pak."
Raja tersenyum tipis. "Ngga papa, jadi sudah selesai? Cepat juga ya.."
Dia berdiri meninggalkan tempat itu bersama murid laki-laki menuju kelas. Raja hanya bisa menghela nafas kasar melihat buku di atas mejanya
"Jadi semuanya sudah selesai?" tanya Raja sambil sedikit bersandar pada meja. "Kalian lebih hebat dari kelas sebelah."
"Pasti itu, Pak." Sahut salah satu murid laki-laki dengan nada bangga. "Pak, kasih tugas lain lagi dong. Karna kalau kita mulai belajar lagi saya rasa waktunya tidak cukup."
"Kalian semua yakin?" tanya Raja sedikit tidak percaya.
"Enggak Pak, tapi kalau dia yang mengerjakan sendirian ngga masalah."
"Jangan Pak, kepala saya udah pusing cari jawabannya."
"Ampun, Pak, jangan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati (SELESAI)
Chick-LitVania, janda beranak satu yang memilih meninggalkan suaminya dari pada harus di madu karna kata orang kalau dia wanita mandul. Kini dia hidup dengan bahagia bersama putranya tanpa adanya banyang-banyang masa lalu jauh dari ibu kota Jakarta. Mencari...