Ammara menjejak Fairyhill beberapa saat sebelum fajar menyingsing. Ia mengabaikan jalanan sepi dan berkabut yang ia tempuh untuk menuju perbatasan Hutan Larangan, mengenyahkan segenap rasa takut dan kegentaran yang menggerogotinya. Tekadnya hanya satu, ia harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Putra Mahkota Albert dan Pangeran Archibald. Bagaimanapun, kedua peri elf itu menghilang karena hendak membantunya, sehingga ia harus bertanggung jawab.
Derap langkah kaki Selly berhenti tepat di perbatasan Hutan Larangan. Unicorn itu meringkik gelisah, ketika Ammara melompat turun dari punggungnya.
"Aku akan baik-baik saja, Selly. Jangan khawatir. Aku janji aku akan segera kembali," ucap Ammara sambil mengelus pelan surai putih Selly, berusaha menenangkan kegelisahan makhluk itu.
Selly menyahuti perkataan Ammara dengan ringkikan sedih, seolah enggan melepas kepergian tuannya memasuki Hutan Larangan. Seluruh makhluk di Fairyverse tahu bahwa tidak ada yang bisa menjamin keselamatan peri sheelie saat masuk ke hutan yang penuh kutukan itu.
Ammara menarik napas dalam-dalam, sebelum mengembuskannya bersama segenap keraguan yang tiba-tiba saja menggelayuti pikirannya. Ia menatap mata Selly yang menyiratkan kesedihan. "Jika lewat tengah hari, aku belum juga keluar dari Hutan Larangan, kau harus pergi dari tempat ini Selly. Kembalilah ke Fairyfarm."
Kata-kata itu terdengar bagai pesan terakhir, bahkan di telinga Ammara sendiri.
Lagi-lagi, unicorn itu meringkik sedih. Selly mendekatkan hidung besarnya pada wajah Ammara, mengendusnya pelan seakan menyampaikan pesan perpisahan pada peri perempuan itu.
Di saat yang sama, Ammara juga mendekatkan wajahnya pada Selly. Suaranya bergetar. "Aku akan baik-baik saja, Selly. Percaya padaku."
Setelahnya, Ammara mengumpulkan seluruh tekat dan melangkah mantap memasuki Hutan Larangan. Ringkikan Selly yang terdengar sedih mengiringi langkahnya, hingga akhirnya menghilang saat batas tak kasat mata telah ia lewati. Ammara menoleh ke belakang sejenak. Sepasang netranya masih menangkap sosok Selly, tetapi anehnya suara ringkikannya sama sekali tak terdengar. Suasana di sekitar Ammara mendadak sunyi.
Dengan waspada, Ammara melanjutkan langkahnya. Kegelapan Hutan Larangan telah melingkupinya dan untuk bertahan peri perempuan itu harus menajamkan indera penglihatan dan pendangarannya.
Langit Hutan Larangan yang tak berawan berwarna kelabu pekat dengan asap tipis yang memenuhi langit. Padahal seharusnya fajar telah menyingsing, tetapi tanda-tanda munculnya sinar matahari sama sekali tak terlihat sehingga susana pagi menjadi serupa malam.
Ammara berjalan sangat hati-hati mengarungi kabut tebal yang menutupi permukaan tanah Hutan Larangan, hingga sebatas pinggang Ammara. Sesekali kakinya tersandung akar-akar besar yang muncul ke atas permukaan tanah yang tak terlihat oleh Ammara. Hawa dingin juga menyergap tubuh Ammara sejak memasuki Hutan Larangan. Peri itu menggigil seraya memeluk tubuhnya.
Suara gemeretak ranting yang terinjak kaki Ammara memecah keheningan Hutan Larangan. Ammara terkejut, jantungnya berdebar kencang. Ia takut jikalau suara yang ia buat mengganggu makhluk-makhluk mengerikan yang mungkin saja bersembunyi di balik kegelapan. Ketakutannya sontak menjadi nyata saat sepasang mata berwarna merah menyala tiba-tiba muncul dari salah satu sudut gelap Hutan Larangan.
Ammara refleks menutup mulutnya yang hendak menjerit ketakutan, demi melihat sepasang mata yang tampak berkedip-kedip seolah mengawasinya. Ammara mempercepat langkah, nyaris berlari menjauhi sepasang mata itu. Namun, kakinya tersandung sesuatu di balik kabut di permukaan tanah. Ammara terjerembab dan merasakan perih yang menyayat lututnya. Dengan tergesa ia berdiri dan melanjutkan langkah kaki dengan terpincang-pincang.
Setelahnya, berpasang-pasang mata merah menyala mendadak muncul di sepanjang sisi kiri dan kanan kegelapan yang Ammara lalui. Mata-mata itu tak berwujud apa pun, selain kegelapan pekat yang melingkupinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairyverse: a Fairy Tale
ФэнтезиFantasy - Kingdom - Minor Romance Chiara Wyatt, seorang gadis biasa secara tidak sengaja masuk ke Fairyverse (dunia peri). Chiara melewati gerbang dunia peri yang tiba-tiba terbuka saat bulan purnama merah menggantung di langit. Di Fairyverse, takd...