17. The Queen of Darkness

2K 286 334
                                    

Elijah berjalan perlahan, mengekori Lucifer dengan jantung berdetak tak karuan. Sesekali ia menoleh ke belakang, melihat sosok Ammara yang semakin samar ditelan jarak dan kegelapan lorong kastil.

"Jangan khawatir, Tuan Elijah. Setelah ini, aku akan kembali untuk menjaga temanmu," ucap Lucifer yang menangkap gelagat Elijah.

Elijah menyahut, "baiklah, terima kasih Lucifer. Jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan memaafkanmu."

Lucifer menyeringai di dalam keremangan ruangan. "Aku tidak akan berani macam-macam, Tuan Elijah, karena ini adalah perintah sang Ratu."

Elijah mengernyit, kedua alisnya bertaut. Lagi-lagi perintah Ratu. Rahang Elijah mengeras. Raut wajah tampan itu menyiratkan kegelisahan. Benaknya dipenuhi bebagai pertanyaan mengenai sosok Sang Ratu dari Kastel Larangan yang dimaksud Lucifer. Sejujurnya, Elijah tak mengenal sosok Ratu itu, tetapi ada sesuatu yang ingin ia pastikan. Apakah sosok ratu yang dimaksud Lucifer adalah sosok yang sama dengan yang selama ini ia cari di Hutan Larangan?

Elijah dan Lucifer telah tiba di depan sebuah pintu batu besar berwarna hitam dengan ukiran yang sangat mirip dengan lambang kerajaan Avery. Namun, tak satu pun pengawal yang terlihat berjaga di depan pintu itu laiknya ruang singgasana ratu di Kerajaan Avery.

"Silakan masuk, Tuan Muda Elijah!" Lucifer membungkukan tubuhnya di depan pintu batu yang membuka dengan sendirinya.

Elijah memasuki ruangan itu perlahan. Dari kejauhan, matanya telah menangkap sesosok peri perempuan bersurai hitam tergerai tanpa jalinan, membelakanginya. Surai peri perempuan yang tergerai itu memperlihatkan jati dirinya dengan jelas, bahwa ia adalah sesosok peri unsheelie. Di belakang sosok sang ratu berjubah gelap yang sedang bergeming itu sebuah singgasana dari batu-batu kristal besar berwarna hitam berdiri kokoh seolah menantang siapa pun yang memasuki balairung.

"Ratu Minerva, Pangeran Elijah sudah datang!" Lucifer mengumumkan dengan takzim seraya membungkukan tubuhnya.

Serta-merta sang ratu berbalik lantas menyongsong Elijah yang berjalan ke arah singgasana. Iris mata ungu peri cantik dengan raut bengis itu berbinar begitu melihat Elijah.

"Pangeran Elijah, kau sudah datang?" sapa peri perempuan itu dengan senyum mengembang.

Elijah terkesiap kala bersitatap dengan sang ratu, hingga refleks mundur beberapa langkah. "Ka-kau?!" desisnya tertahan.

"Ya, ini aku. Kau mengingatku? Kita bertemu di dalam mimpi-mimpimu dan pada saat pesta ulang tahun Putri Tatianna. Aku senang kau masih mengingatku, Elijah." Ratu Minerva menjeda kalimatnya seraya memperhatikan perubahan raut wajah Elijah. "Aku adalah ibumu, peri terkuat di Hutan Larangan."

Elijah membelalak. Tubuhnya bergetar menahan emosi yang mendadak mulai menguasai diri. Apa yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Elijah tahu bahwa cepat atau lambat dirinya akan bertemu dengan peri perempuan itu, peri perempuan yang kerap hadir dalam mimpinya dan mengaku sebagai ibunya.

"Aku tahu, kau juga mencariku selama ini. Para pengikutku melaporkan bahwa kau sering berkeliaran di Hutan Larangan. Tidak ada peri sheelie yang berjalan-jalan ke dalam Hutan Larangan tanpa tujuan yang penting. Darahku yang mengalir dalam tubuhmu adalah alasan kuat yang menyebabkan kau terbebas dari kutukan Hutan Larangan."

Elijah masih terdiam. Matanya menatap peri perempuan di hadapannya dengan nanar. Pikirannya nyalang, mencerna setiap perkataan sang ratu. Ia ingin tak percaya, tetapi jauh di lubuk hatinya, alasan itu terlalu meyakinkan untuk disangkal.

Fairyverse: a Fairy Tale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang