Matahari pagi berwarna kuning keemasan menyorot wajah Ammara. Gadis itu sedang duduk bersandar pada batang pohon oak dengan mata tertutup di kebun Ailfryd. Seperti biasa, ia tidak tertidur, tetapi kepalanya terasa sangat berat sejak ia terlalu banyak menangis beberapa hari yang lalu.
Di sampingnya, Selly berdiri tegak dengan mata memicing awas menatap sekitar. Unicorn bersurai putih itu tak henti-hentinya mengunyah plum yang membuat sekitar mulutnya menjadi kemerahan. Ia tak boleh mengantuk dan tertidur karena Ella dan Ailfryd menugaskannya untuk menjaga Ammara dengan lebih ketat.
"Ammara!" sapa sebuah suara.
Gadis itu terkesiap dan langsung membuka matanya. Tubuhnya masih bersandar malas pada batang pohon, tetapi netranya telah menangkap sosok peri laki-laki yang berjalan memasuki kebun plum Ailfryd.
"Elwood?" sapa Ammara seraya mengucek matanya. Gadis bersurai keemasan itu segera bangkit dari posisinya dan merapikan permukaan gaun lilac-nya yang sedikit berantakan.
Selly tiba-tiba meringkik nyaring . Unicorn itu melotot tidak suka begitu melihat kedatangan Elwood. Makhluk itu dengan sigap mendekati Ammara dan mengelilingi tubuh si gadis dengan protektif.
"Hei, Selly, tenanglah. Dia hanya Elwood. Kau mengenalnya, bukan?" ucap Ammara lembut. Ia membelai surai putih unicornnya sekilas untuk menenangkan makhluk itu.
Selly tak jua tenang. Unicorn itu kembali meringkik gusar sambil mengenduskan moncong hidungnya pada Elwood.
Elwood mundur beberapa langkah saat hidung Selly nyaris mengenai pipinya. Peri laki-laki itu berdecak kesal.
Hidung Selly mengernyit dan bibirnya mengerucut tidak suka.
"Wah, sepertinya Pangeran Elwood sedang dalam mood yang buruk," sindir Ammara sambil terkekeh. Gadis itu menarik tubuh Selly menjauhi Elwood. Namun, makhluk bersurai putih itu kembali mendekat dan mengitari Elwood dengan tatapan waspada.
Elwood menghindar. Kali ini ia bersembunyi di balik tubuh Ammara. "Tolong, singkirkan makhluk ini, Ammara," ujarnya kesal.
"Selly! Cukup. Elwood bukan makhluk asing. Kau mengenalnya bukan?!" sergah Ammara. Kedua lengannya membentang untuk menghalangi unicorn yang hendak mendekati Elwood lagi.
Selly sama sekali tak mendengarkan. Ia menggeram dan meringkik beberapa kali. Unicorn itu bahkan berusaha menerobos lengan Ammara untuk menyeruduk Elwood.
Wajah Elwood seketika memerah saat kepala unicorn itu akhirnya mengenai perutnya. Peri laki-laki itu jatuh terduduk. Bokongnya menghantam tanah dengan keras hingga menimbulkan bunyi gedebuk.
"Kau tidak apa-apa, Elwood?" jerit Ammara yang sontak menghampiri peri laki-laki itu. Ia memeriksa keadaan Elwood sekilas kemudian mengalihkan pandangannya pada Selly yang terlihat masih menggeram marah.
"Makhluk sialan!" umpat Elwood berang.
Ammara terkesiap. Gadis itu melotot pada Elwood ketika mendengar umpatan marahnya. Elwood yang ia kenal tidak seperti ini.
"Maafkan Selly, Elwood. Ia sedang mengalami hari yang buruk belakangan ini," cicit Ammara seraya membantu Elwood berdiri. "Mari kita masuk ke rumah cendawan. Selly tidak akan mengganggumu di sana," usul Ammara.
Elwood menggeleng cepat. "Di sini saja," tolaknya. Netra birunya masih lekat menyorot Selly dengan waspada.
Selly mulai meringkik lagi.
"Selly, cuk--"
"Maaf aku harus melakukan ini," potong Elwood cepat. Ia menjentikkan jarinya ke udara di hadapan Selly. Unicorn putih itu seketika jatuh tertidur. Tubuhnya yang besar ambruk ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairyverse: a Fairy Tale
FantasyFantasy - Kingdom - Minor Romance Chiara Wyatt, seorang gadis biasa secara tidak sengaja masuk ke Fairyverse (dunia peri). Chiara melewati gerbang dunia peri yang tiba-tiba terbuka saat bulan purnama merah menggantung di langit. Di Fairyverse, takd...