Claude dan Elwood baru saja melompat turun dari unicornnya masing-masing, kemudian menuntun tunggangan mereka masing-masing menuju ke halaman rumah Ammara di Fairyfarm. Namun, seekor unicorn putih tiba-tiba melesat cepat melewati mereka seraya meringkik gusar. Claude nyaris terjengkang, jika saja Elwood tidak dengan sigap menarik salah satu lengannya agar peri itu menyingkir dari jalanan.
Kedua pangeran itu lantas saling bertukar pandang saat menyadari unicorn itu ternyata menuju ke istal di samping rumah cendawan.
"Unicorn berwarna putih itu mirip sekali dengan unicorn milik Ammara," gumam Elwood sembari mengamati gelagat makhluk itu.
Claude membelalak. Selintas pikiran menakutkan memenuhi kepalanya. "Jangan-jangan---
Pangeran peri itu tak melanjutkan kata-katanya, kemudian serta-merta berlari menghampiri Selly. Sementara, Elwood mengikutinya dengan raut penasaran.
Di depan istal, Ailfryd telah menyambut unicorn milik Ammara terlebih dahulu dengan wajah kalut. Ella yang menyerahkan diri menjadi tawanan Kerajaan Avery, ditambah lagi putrinya yang tidak kembali menambah kesusahan hatinya.
"Tuan Ailfryd!" sapa Elwood.
"Pangeran Elwood, Pangeran Claude?" Ailfryd tak bisa menahan raut terkejutnya karena dikunjungi oleh dua orang Pangeran dari Kerajaan Avery. "Ada apa?" tanyanya sembari berusaha menyembunyikan kegusaran.
"Apakah Ammara belum kembali, Tuan?" tanya Claude dengan nada khawatir.
Ailfryd menggeleng lemah.
"Ini aneh. Harusnya Ammara sudah kembali. Ia sudah dibebaskan dini hari tadi dan para kesatria Elf yang menjaga kastilnya juga mengatakan bahwa Ammara telah pergi."
Elwood mendekati Selly dan mengelus Surai putih unicorn itu. Selly meringkik pelan, terdengar sangat sedih. "Bukankah ini Selly, unicorn Ammara, Tuan Ailfryd?" tanyanya mencari kepastian.
"Benar, Pangeran Elwood. Unicorn ini baru saja kembali setelah berhari-hari ikut tertawan di istana. Namun, dia hanya kembali sendiri, tanpa membawa Ammara bersamanya," tutur Ailfryd sedih. "Aku mengkhawatirkan Ammara."
Claude dan Elwood serta merta bertukar pandang penuh arti.
"Tuan Ailfryd izinkan aku untuk mengetahui keberadaan Ammara melalui Selly. Aku akan mencoba membaca kenangan Selly."
Tuan Ailfryd mengangguk pelan. Baginya, tak ada pilihan selain menerima bantuan dari kedua pangeran peri itu.
Claude mendekati Selly yang masih meringkik sedih. Salah satu tangannya terulur menyentuh satu sisi wajah unicorn itu. Claude seperti merapal mantra singkat sebelum manik matanya menghilang beberapa saat.
Sebuah bayangan peri perempuan berjubah cokelat menunggang unicorn berkelebat dalam penglihatan Claude. Peri perempuan berambut keemasan itu adalah Ammara. Dalam penglihatan Claude, Ammara melaju menuju Fairyhill dan berhenti tepat di depan perbatasan Hutan Larangan. Peri perempuan itu berbicara pada Selly, sebelum akhirnya memasuki Hutan Larangan.
Claude terkesiap dan refleks melepaskan sentuhannya pada Selly. Manik matanya telah kembali normal.
"Apa yang terjadi dengan Ammara?" tanya Ailfryd kalut.
Raut wajah Elwood juga berubah cemas. Ia menantikan penjelasan dari Claude dengan gusar.
"Ammara memasuki Hutan Larangan!"
"Apa?! Aku harus segera menyusulnya! Apa yang dia pikirkan?! Tempat itu sangat berbahaya!" Ailfryd tak dapat lagi menyembunyikan kepanikannya. Ia hendak meninggalkan istal untuk mengambil senjata yang dimilikinya, tetapi Elwood menahan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairyverse: a Fairy Tale
FantasiFantasy - Kingdom - Minor Romance Chiara Wyatt, seorang gadis biasa secara tidak sengaja masuk ke Fairyverse (dunia peri). Chiara melewati gerbang dunia peri yang tiba-tiba terbuka saat bulan purnama merah menggantung di langit. Di Fairyverse, takd...