Minerva menatap tajam kepergian Archibald bersama naga putihnya, sementara salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas. Peri perempuan itu menyeringai, kemudian tertawa kecil.
"Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Elijah yang ternyata masih berdiri tak jauh di belakang Minerva. Di sisi lainnya, Lucifer yang bergeming sontak mengarahkan pandang kepada Elijah.
Minerva menoleh sekilas kepada putranya, tersenyum sinis. "Aku hanya membantunya mengingat masa lalu."
"Apa... apa kau ingin membangkitkan kemarahannya?" decak Elijah.
"Kemarahan adalah kelemahan setiap makhluk, Elijah," imbuh Minerva lagi. Ia menoleh kembali pada Elijah. "Sekarang pergilah dari tempat ini, pulanglah ke Avery. Lihat dan saksikan, aku akan menepati janjiku!"
Elijah terhenyak di tempatnya berdiri. Sebagian dari dirinya ingin tinggal dan menyaksikan apa yang akan dilakukan Minerva dan mencegahnya, tetapi ambisi memaksanya pergi meninggalkan tempat itu. Akhirnya, Elijah memutuskan untuk bergegas pergi dan mencoba mempercayai kata-kata peri perempuan itu sekali saja.
Sepeninggal Elijah, Minerva mengembalikan fokusnya menatap Danau Cermin yang terhampar luas di hadapannya. Danau dengan air yang paling jernih di seluruh penjuru Fairyverse itu menampakan kelebat bayangan hitam pada permukaannya.
Minerva menyeringai, seraya mengangkat kedua belah lengannya menengadah pada langit. Mantra-mantra melantun pelan dari bibirnya yang semerah darah, makin lama semakin keras. Bersamaan dengan itu, bola matanya memutih dan bercahaya.
Langit Fairyfall yang biru cerah mendadak mendung. Awan-awan hitam perlahan muncul menutupi sinar matahari. Bunyi gemuruh tiba-tiba terdengar bersahutan. Angin pun mulai bertiup, kian lama kian kencang.
Sebuah sambaran kilat muncul dari langit Fairyfall menyambar permukaan danau, bersamaan dengan puncak mantra yang dirapalkan Minerva setengah berteriak. Sementara angin kencang bertiup mengibarkan surai kelam dan jubahnya.
Gelombang air muncul perlahan di atas permukaan Danau Cermin yang mulanya tenang. Lama-kelamaan gelombang itu berubah menjadi pusaran air yang berpusat tepat di tengah-tengah Danau Cermin. Permukaan danau berubah menggelap.
Seekor makhluk hitam besar dengan sembilan kepala berbentuk ular perlahan muncul dari dasar danau. Kesembilan kepala monster itu meraung keras, sementara dari masing-masing mulutnya mengeluarkan kepulan asap berwarna hijau.
Sepasang kaki besar sang monster akhirnya menapaki tanah Fairyfall, membawa serta air danau yang meluap naik akibat mengeluarkan tubuhnya yang besar. Bunyi berdebam ekor makhluk besar itu mengiringi tubuhnya yang jatuh di tanah. Makhluk itu meraung dengan mata merah menyala.
Minerva selesai merapalkan mantra. Ia menatap bengis makhluk di hadapannya. Salah satu sudut bibir peri perempuan itu terangkat. "Hydra, hambaku! Pergilah menuju kerajaan Avery. Hancurkan dan bunuh Putra Mahkota Albert serta seluruh makhluk yang menghalangimu!" teriaknya. Mata Minerva menyala.
Seolah memahami apa yang dikatakan Minerva, makhluk berkepala sembilan itu meraung panjang sebelum melangkah pergi meninggalkan Minerva dan Lucifer. Bobot tubuhnya yang besar menyebabkan Fairyfall bergetar.
Lucifer membelalak menyaksikan monster besar yang dibangkitkan oleh Minerva. Teror menyambangi wajahnya. Ia membayangkan kemungkinan paling mengerikan yang akan terjadi di Kerajaan Avery.
* * *
Ratu Serenity menyibakkan tirai yang terbuat dari dari surai jagung, membiarkan garis-garis cahaya menembus jendela besar di hadapan Raja Brian yang sedang terduduk lemah. Sinar matahari pagi menyinari kulit pucat sang raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairyverse: a Fairy Tale
ФэнтезиFantasy - Kingdom - Minor Romance Chiara Wyatt, seorang gadis biasa secara tidak sengaja masuk ke Fairyverse (dunia peri). Chiara melewati gerbang dunia peri yang tiba-tiba terbuka saat bulan purnama merah menggantung di langit. Di Fairyverse, takd...