34. The Rising Prince

1.7K 241 320
                                    

Archibald berlari menyusuri Hutan Larangan dengan sebilah pedang sihir terhunus di genggamannya. Matanya dengan liar menyorot ke sekeliling hutan yang mulai memutih. Salju yang turun dengan lebat mulai menutupi permukaan tanah Hutan Larangan. Kaki-kaki Archibald dengan lincah menapaki permukaan tanah yang dipenuhi akar-akar besar itu seraya menghindari tumpukkan salju yang dingin.

Archibald menghentikan larinya saat sosok yang diikutinya mendadak hilang di balik rapatnya pohon tak berdaun di hutan itu. Napasnya tersengal. Sepasang netranya menatap awas ke seluruh penjuru hutan yang terlihat lengang. Hutan Larangan tak biasanya setenang itu.

Sepi. Hanya bunyi koakan gagak dari kejauhan yang terdengar.

Archibald memasang kuda-kuda seraya menajamkan pendengarannya. Pedang sihirnya terus berpendar menandakan ada sosok Unsheelie di dekatnya.

Tiba-tiba telinga Archibald menangkap bunyi ranting kering yang terinjak dari salah satu sudut hutan. Setelah memastikan asal suara tersebut, pangeran peri bersurai keemasan itu berlari kencang menuju asal suara.

Sekelebat bayangan peri elf tertangkap netra Archibald. Bayangan itu melesat masuk ke dalam Hutan Larangan.

Archibald mengejar bayangan itu sekuat tenaga, hingga tanpa sadar sosok itu membawanya masuk lebih dalam ke kedalam Hutan Larangan. Pangeran peri itu sempat terjatuh beberapa kali karena kakinya tersandung akar pohon besar. Lagi-lagi, ia kehilangan jejak sosok yang diikutinya.

Napas Archibald memburu. Otot-otot kakinya berkedut karena kelelahan berlari. Baru saja ia hendak meluruskan kakinya, seketika iris mata hazel green-nya menangkap bayangan hitam samar di atas permukaan tanah.

Kali ini sosok itu harus tertangkap.

Dengan pelan, Archibald menapaki tanah yang dipenuhi ranting-ranting kering dan salju tipis. Ia berusaha sebaik mungkin untuk tidak menimbulkan suara. Setelah dekat dengan pohon yang dicurigainya menjadi tempat persembunyian sosok sang peri elf, pangeran peri itu segera menghunuskan pedangnya.

Peri Elf yang berwujud serupa Elwood itu terkesiap. Mata pedang sihir Archibald yang tajam menekan lehernya. Ia menoleh dengan mata membelalak dan mendapati Archibald yang berdiri siaga di sampingnya.

Archibald mengetatkan mata pedang pada leher sosok peri elf berparas Elwood itu. "Siapa kau?!" desisnya marah.

Sosok itu tercekat saat merasakan mata pedang sihir yang tajam dan dingin menyentuh kulit lehernya. "A-aku Elwood, ka-kau siapa?" kilah makhluk kegelapan itu.

"Jangan bohong!!" sergah Archibald dengan mata memicing. "Aku mengenali saudaraku dengan baik. Katakan, siapa yang menyuruhmu memancing Ammara untuk membuka segel Hutan Larangan?!"

Sosok peri Elf itu tersenyum miring. Kegugupannya telah menguap. Ia membalas tatapan Archibald tanpa kegentaran sedikit pun. "Kau hanya mengenali saudaramu dari fisiknya, tapi kau tak pernah mengetahui hati mereka yang sebenarnya!" desis makhluk itu.

"Omong kosong!" hardik Archibald.

Dengan gerakan cepat, sosok peri Elf itu menarik pedangnya tanpa sepengetahuan Archibald. Makhluk itu menangkis pedang sihir di lehernya seraya mendorong tubuh Archibald hingga pangeran peri itu terhuyung ke belakang.

Suara dentingan pedang yang beradu segera memenuhi Hutan Larangan saat Archibald merangsek maju menyerang sosok peri Elf itu. Ia menyerang sosok misterius itu beberapa kali, namun selalu berhasil ditangkis dengan gesit.

"Sial!" decak Archibald. Tubuhnya terpental menghantam sebatang pohon oleh serangan yang berhasil di tangkis oleh sosok Elwood gadungan itu untuk yang kesekian kalinya.

Fairyverse: a Fairy Tale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang