Tangisan Azmi

4.5K 261 10
                                    

"Kekhawatiran seorang ibu adalah melihat anaknya menangis"

****

Jam yang menempel di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun belum ada tanda-tanda Azmi akan tidur.

Sedari satu jam yang lalu Azmi masih saja terjaga dengan sesekali merengek bahkan menangis.

Gus Aji dan Sania dengan telatennya menunggu dan bergantian untuk menggendong Azmi jika sudah mulai gelisah.

Sudah beberapa kali Sania mencoba menidurkan Azmi dengan memberinya asi namun yang terjadi justru Azmi semakin terjaga.

Mungkin benar kata orang tua, jika bayi cenderung akan tidur lebih malam daripada orang tuanya.

Beginilah kenikmatan menjadi orang tua, harus ekstra sabar. Saling memberi semangat dan saling bergantian berjaga malam.

"Belum tidur juga nak?" Tanya gus Aji yang mendekat kearah Azmi yang masih saja terjaga.

"Belum abi" jawab Sania dengan menirukan suara khas anak kecil.

"Biar abi yang jagain Azmi, umi istirahat dulu nanti bisa gantian jaganya" jelas gus Aji yang bersiap menggendong Azmi agar cepat tertidur.

"Tapi abi kan besok subuh ada jadwal di pesantren bi, biar umi saja. Abi istirahat biar nanti ndak terlambat ke pondoknya" cegah Sania yang merasa kasihan dengan gus Aji.

"Ndak pa-pa mi, lagipula kan gantian, nanti kalau abi capek gantian sama umi" jadilah Sania hanya menurut saja, daripada terlalu lama hanya akan membuat waktu istirahatnya berkurang.

Sania memposisikan tidur dengan gus Aji yang masih setia menimang Azmi yang sudah mulai terlelap.

Gus Aji dengan setia membacakan shalawat serta beberapa surah pendek agar Azmi tidak rewel tidurnya.

Setengah jam berlalu, gus Aji menidurkan Azmi disebelah Sania yang sudah terlelap.

Baru saja gus Aji beranjak dan ingin mengambil posisi tidur ternyata sudah terdahului oleh suara Azmi yang menangis.

Oekkk

Oekkk

Oeeekkk

Gus Aji dan Sania sama sama terbangun dan duduk untuk menenangkan Azmi yang masih saja menangis.

Ternyata Azmi menangis karena ngompol. Sania berusaha mengganti popok Azmi dengan sehati-hati mungkin agar Azmi lebih tenang.

Gus Aji menyiapkan popok gantinya selagi Sania membersihkan dan menyeka pantat Azmi.

Jadilah mereka saling bahu membahu serta menjadi orang tua siaga untuk buah hatinya.

Azmi sudah berganti popok, sudah pula kembali dibedong agar lebih hangat.

Sania menggendong Azmi berusaha menidurkannya dengan memberinya asi karena ini sudah terlalu malam.

Azmi sudah mulai tertidur dengan tetap berada digendongan Sania dan meminum asi dari Sania.

Gus Aji sebenarnya sudah sangat lelah. Hari ini begitu melelahkan setelah pulang dari rumah sakit belum juga istirahat sudah sibuk dengan tamu yang datang untuk mendoakan putranya.

Gus Aji masih setia mengusap lembut kepala Azmi, sama dengan Sania yang mengiusap pantat Azmi agar lebih tenang lagi.

"Bi istirahat dulu. Jaga kesehatan abi, InsyaAllah Azmi sudah tidak rewel lagi" gus Aji mengangguk namun masih setia mengusap kepala Azmi.

"Putra abi jangan rewel ya, kasian umi juga mau istirahat" ucap gus Aji sebelum ia mencium pipi halus putranya ini.

"Iya abi, Ami ndak akan rewel. Abi istirahat ya" jawab Sania dengan menirukan nada seperti anak kecil.

Terima Kasih (DALAM PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang