Pemanis

1.4K 194 89
                                    

"Jangan ditanya tentang rasa, biasanya yang di awal selalu manis. Semoga saja seterusnya"

****

Nasya gadis itu memang benar-benar pemaksa. Dibilang asik juga iya sih karena gus Azmi pun betah jika bersama dengan bibinya ini.

Kecuali kali ini, Nasya benar-benar membuatnya pusing. Sudah dibilang gus Azmi paling anti menginjakkan kaki ke asrama putri lah ini bukan lagi di paksa melainkan hampir diseret jika gus Azmi yang akhirnya memilih menyerah, biarlah kali ini gus Azmi menyenangkan sang bibi. Dia tidak ingin jadi ponakan durhaka.

"Sesuai janji loh bi limabelas menit" sepanjang jalan gus Azmi mengingatkan bibinya. Takut keasyikan jadi lupa waktu pulang.

"Bicik diem aja deh Az, lagian kok mama gak masukin aku ke pesantren ya" terangnya sedikit menerka.

"Bibi terlalu anarkis" ya jangan salah jika Nasya menatap gus Azmi tajam. Ponakan ini benar-benar berani.

"Ngeselin ya"

"Dari dulu"

Perdebatan tak cukup sampai disini saja, setengah perjalanan masih ada sedikit perdebatan, untung saja santri tak banyak yang di luar jadi mereka tak begitu menjadi pusat perhatian.

"Az, tuh bocah siapa?" Tunjuk Nasya pada salah satu gadis yang terlihat sangat marah "Kok serem" lanjut Nasya dengan sedikit bersembunyi dibelakang gus Azmi.

Sebenarnya Nasya tak takut hanya saja terlihat jelas sekali bahwa gadis itu sedang terbakar api cemburu, apa salah Nasya disini coba?

Gus Azmi menoleh dan mendapati Lisa yang sudah menatap mereka tajam "bukan siapa-siapa" ujar gus Azmi santai.

"Dih gak percaya, orang mau perang gitu lihatnya kok" kesal Nasya.

"Lisa putri teman umi sama abi" jelas gus Azmi sedikit berbisik.

"Oh, suka kan sama kamu?"

"Ndak ada suka-sukaan" elak gus Azmi langsung.

"Jelas gitu"

"Ya Azmi mah bodo" sarkas gus Azmi tak mau memikirkan tentang perasaan. Sakit ya jadi Lisa.

"Duh gusti sudah jatuh tertimpa bangunan" ujar Nasya dengan mengusap dadanya prihatin.

"Ndak ada nyawa dong bi?"

"Eh salah ya?"

"Banget"

"Yah gak jadi dapet nilai seratus"

Gus Azmi menggeleng dan mempercepat jalannya, dalam hati ia tak yakin jika Nasya bibinya, benar-benar langka.

*****

Jika kemarin hari dimana gus Azmi mendapatkan banyak cobaan pun sepertinya akan berlanjut sekarang karena gus Azmi ingat pesan mbah ibu kemarin, harus ikut ke rumah mbah ibu bersama dengan mbak Rahma. Ingat bukan? Walaupun bukan hanya dengan mbak Rahma saja namun tetap saja neneknya itu memaksa.

Avanza hitam sudah siap meluncur, jangan lupakan Nasya gadis itu sudah nangkring dijok belakang siap menemani Rahma hari ini. Depan sudah jelas duo tampan paripurna beda generasi namun tetap jadi idaman kaum hawa jangan lupakan ibu-ibu juga.

Terima Kasih (DALAM PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang