"Jika diibaratkan aku seperti sedang bermimpi, bahagia bersamamu adalah hal yang aku harapkan sejak dulu"
****
"Satu titik dua koma, Rahma cantik siapa yang punyaa hiyaaa" sungguh sedari tadi Icha berpantun, entah kenapa rasanya seperti bahagia sekali padahal dalam hati Rahma sedang merasakan kekhawatiran yang amat sangat memuncak.
Lelaki yang di nantinya nyatanya tak memberikan komentar apapun terkait acara perjodohan yang entah siapa disini yang ngotot memajukan acaranya. Rahma sendiri hanya bisa pasrah, beberapa kali menghubungi gus Azmi tak ada jawaban. Apa mungkin putra gurunya itu sedang sibuk? Namun mengingat ini bulan-bulan liburan semester tak mungkin juga gus Azmi tetap ke kampus meskipun yang ada di pikiran Rahma gus Azmi masih fokus belajar.
Rahma gadis ini beberapa kali menghela nafasnya lelah, jika dibilang stres sungguh ini lebih dari stres. Masa depannya diambang keraguan antara melangkah mendapat ridha dan mundur menjadi durhaka.
"Berakit-rakit ke hulu..Berenang-renang ke tepian..Bersakit-sakit dahulu...Bersenang-senang kemudian" pantun Icha lagi membuat Lida dibuat geleng kepala. "Nih ya gak usah galau deh Ma, aku yakin ada hikmah di masalah pelik masa depan mu ini" lanjut Icha memberi semangat.
Ketiga gadis ini memang memutuskan untuk bertemu, sekedar melepas rindu dan mendengarkan curahan hati Rahma yang sedari tadi banyak diam. Sebenarnya Icha dan Lida kasihan hanya saja mereka bingung mau bagaimana cara membantu sahabatnya yang satu ini.
"Aku ndak tau Cha, pusing harus gimana lagi"
"Gus Azmi gimana kabarnya?" Tanya Lida.
Rahma mengangkat bahunya "ndak tahu Da, di wasap ndak bales di telepon ndak di angkat. Apa mungkin kecewa atau lagi sibuk ya?"
Kedua sahabatnya saling tatap lalu menggeleng, tanda tak tahu bahkan tak mau menerka hal yang bisa memperkeruh suasana.
"Coba kamu bilang deh negosiasi sama ayah sama ibumu Ma, kali aja bisa dibatalkan perjodohannya. Paling tidak kamu jujur kalau suka sama gus Azmi" saran Lida kali ini.
"Nah aku setuju. Orang tua mungkin memang memilihkan yang terbaik tapi yang akan kembali menjalankan tetap anaknya jadi selagi masih ada waktu perjuangin aja deh gak usah banyakan menerka nanti jadinya malah kemana-mana" imbuh Icha.
Sekali lagi Rahma menghela nafasnya sepalanya ia letakkan diantara lipatan tangannya. Sungguh tak ada pikiran akan serumit ini jadinya.
"Gus jenengan dimana?"
"Aku rindu"
"Jangan lupakan aku gus, meskipun aku yakin gadis Mesir cantik bahkan tinggi-tinggi"
"Hiss Rahma apa yang kamu pikirkan ini!!"
Rahma tersadar dan menggelengkan kepalanya, isi hatinya terlalu rapuh untuk mengingat gus Azmi sang pujaan hati yang menghilang entah kemana.
"Aku akan coba saran kalian, doain ya semoga ada jalan setelah ini. Kalaupun tidak aku akan berusaha menerima kenyataan yang ada dan mungkin akan melepaskan gus Azmi"
"Kamu serius?" Tanya Icha.
"InsyaAllah Cha, aku gak mungkin di gantung seperti ini terus"
"Lalu?" Timbrung Lida tak paham.
"Mungkin aku akan membujuk ibu buat aku memperjuangkan cintaku Da" sungguh bukan ini yang Rahma mau.
"Kalau ibu gak mau?" Tanya Lida.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih (DALAM PROSES PENERBITAN)
RomanceMohon maaf cerita ini saya ganti judul yang dulunya Terimakasih Abi Umi jadi Terimakasih. Ceritanya tetap sama kok hehe:-) Kalau yang belum paham ceritanya silahkan baca dulu yang judulnya Kamu Gus Ku, karena ini memang lanjutannya. Jadi wajib baca...