Jangan berulah!

2.7K 182 15
                                    

"Jika dengan menunduk bisa membuat semua tidak melihat ke arahku, akan aku lakukan"

****

"Tadi kenapa rame di pondok putri?" Tanya gus Aji sesaat setelah selesai melaksanakan salat maghrib dan isya di masjid pondok bersama dengan Fendi dan Azmi.

"Itu bi Ara jatuh" singkat Azmi menjawab pertanyaan gus Aji.

"Bukan cuma itu pakdhe yang bikin rame tuh mas Azmi yang diteriaki santriwati. Beuh fensnya mas Azmi banyak banget pakdhe mana cewek semua" jelas ini jawaban Fendi yang membuat Azmi menatap Fendi dengan tatapan tajamnya.

Bisa-bisanya sepupunya ini berkata demikian pada abinya. Allahu Akbar, sabar Azmi.

"Oh jadi yang teriak ukhti-ukhti fens kamu mas?" Tanya gus Aji lagi menggoda.

Entahlah Azmi bingung pada abinya kenapa suka sekali menggoda dirinya hingga membuat malu seperti ini. Umi tolong Azmi.

"Bukan, Azmi ndak punya fens" elak Azmi dengan nada datarnya.

Jujur ia malas jika disebut punya fens, siapa Azmi hingga harus punya fens begitu? Harusnya abi nya bukan dirinya kan?

"Itu tadi yang teriak apa kalo bukan fens mas?" Ini lagi pertanyaan macam apa? Abi sama sepupu sama saja. Batin Azmi

"Ndak tau lah, bisa aja mereka emang hobinya teriak" jawab Azmi seadanya.

Meladeni pembicaraan tentang fens hanya akan membuatnya pusing.

"Sudah-sudah mending percepat jalannya, pasti sudah ditunggu umi buat makan malam" kedua remaja ini mengangguk akan titah gus Aji.

Mereka mempercepat jalan karena sudah waktunya makan malam. Untuk Fendi, ia ijin untuk menginap dirumah gus Aji.

Jangan khawatir akan sekolahnya, ia bisa naik angkutan bersama dengan Azmi, juga bisa diantar oleh gus Aji sebelum pergi ke kampus.

*****

Di ruang makan keluarga gus Aji sudah ada makanan yang tertata rapi mulai dari sayur sop kesukaan Azmi hingga ayam goreng kesukaan Ara sudah tersaji.

Piring dan sendok pun sudah tertata, nasi yang jelas masih hangat menambah nafsu makan satu keluarga kecil dan ditambah satu ponakan yang amat sangat usil ini.

Sania menyiapkan nasi dan lauk untuk gus Aji dengan telatennya. Semua menunggu giliran mendapatkan nasi dan lauk.

Azmi masih santai dengan menunggu umi nya selesai menyiapkan nasi dan lauk untuk sang abi.

Ara sudah sedari tadi berbicara, entahlah apa yang ia bicarakan. Hanya main permen dan boneka.

Sedang Fendi masih fokus dengan ponsel yang ia mainkan. Azmi heran kenapa anak setengil Fendi bisa kecanduan gadget seperti ini? Padahal hari-harinya terlihat lebih mengasikkan jika ia petakilan.

"Fendi main handphonenya nanti lagi, makan dulu" lerai Sania yang melihat Fendi hanya fokus dengan benda pipihnya.

"Bentar budhe. Aku lagi liat mas Azmi" seketika semua terfokus pada jawaban Fendi.

Terima Kasih (DALAM PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang