Anemia

1.9K 174 60
                                    

Assalamu'alaikum

Hiya malam senin, jangan teror saya:-)

Ini udah panjang, kalau kurang panjang nunggu malam kamis biar bacanya double yak hehe

Jangan lupa votenya
Komentarnya juga banyakin ih biar rame hehe

Cek typo, tandai sekalian hehe

Lupe yuu❤️

Happy Reading📖

Basmallah dulu yuk...

Bismillahirahmanirahim..

🌸🌸🌸

"Mungkin dengan bertemu rindu itu akan hilang dan berganti bahagia. Jika memang tak hilang setidaknya sedikit menyembuhkan kerinduan itu"

Sania Putri Maheswara

****

Keadaan gus Azmi tidak bisa dibilang baik-baik saja, pasalnya ini lebih mengenaskan. Wajahnya terlihat pucat dan badannya tak berdaya sama sekali, ditambah keringat dingin yang bercucuran dimana-mana. Bisa dibilang ini alergi atau memang gus Azmi tak boleh makan atau minum yang berkaitan dengan es. Padahal jika dipikir dengan teliti sikap gus Azmi di luar sudah melebihi dinginnya es yang biasanya nangkring digelas dengan rasa-rasa tertentu, aneh memang, dingin namun anti akan yang berasa dingin. Tak kalah ajaib dengan kedua sahabat Rahma.

"Kenapa gak bilang sih punya anemia sama gak suka dingin? Harusnya juga jangan di minum, ganti aja tadi minumannya!!" Kesal Nasya namun tetap khawatir terjadi apa-apa pada gus Azmi, ponakannya.

Walaupun dokter mengatakan dua atau tiga hari kondisi gus Azmi akan kembali pulih, tatap saja Nasya di sini merasa kesalahan ada pada dirinya yang tak tahu perihal alergi dingin gus Azmi pada minuman yang terdapat es nya.

Posisi mereka saat ini masih di mobil, masih bersama Reno yang dengan setia mendampingi gus Azmi yang masih terlihat lemah sekali.

"Mubazir bi, Azmi juga ndak pa-pa kok" elak gus Azmi lirih, tak enak jika harus membuang minuman.

"Ck! Dasar keras kepala" ketus Nasya.

Mobil yang di kendarai mereka sudah sampai di pekarangan rumah keluarga Maheswara. Gus Azmi turun dibantu oleh Reno yang masih setia menemani.

Sungguh jika gus Azmi perempuan mungkin sudah minta di gendong saja, kepalanya begitu berdenyut dan untuk jalan saja rasanya seperti ada gempa, goyang dan muter-muter.

"Loh Azmi kenapa to Sya?" Khawatir mama Azza yang melihat gus Azmi di bantu jalan dengan wajah yang begitu pucat.

"Alerginya kambuh mah, tadi gak bilang kalo gak suka es. Eh tetep aja di minum" kesal Nasya menjelaskan.

"Astagfirullah le kenapa ndak dikasih ke yang lain aja? Ya udah yuk ke kamar istirahat" gus Azmi hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Disinilah, kamar sang umi gus Azmi berada. Rasanya jadi rindu uminya, rindu semua tentang uminya.

"Butuh bantuan gus?" Reno menawari gus Azmi yang sepertinya menginginkan sesuatu.

"Tolong panggilin simbah boleh Ren?" Dengan lemah gus Azmi mengatakannya. Ada rasa tak enak pula selalu merepotkan Reno.

Terima Kasih (DALAM PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang