"Bersenang-senanglah dan bersyukurlah selagi kesenangan itu membuat senyum dibibirmu tidak akan pudar"
******
Tepat hari ini, hari dimana sekolah Azmi mulai libur kenaikan kelas. Seperti janji Reno kemarin ia akan bermain bahkan menginap dirumah Azmi.
Hari ini Reno menepati janjinya, pagi-pagi ia sudah rapi dengan pakaian santai namun tetap sopan.
Ia tahu akan kerumah Azmi dan itu betarti ke pondok pesantren, sesantainya Reno ia masih ingat jika dipesantren alangkah baiknya jika menggunakan sarung.
Jadilah Reno ke rumah Azmi dengan menggunakan sarung tak lupa peci dan jaket yang selalu melekat ditubuhnya.
****
Tidak jauh berbeda dengan Azmi, sudah sejak pagi ia di sibukkan dengan aktifitas paginya yang di isi dengan berolahraga.
Hari ini ia berencana ingin membantu uminya memasak. Hitung-hitung liburan dan caranya berbakti. Bukankah laki-laki memasak bukan hal yang aneh? Azmi suka masakan uminya, ia ingin tahu bagaimana cara memasak.
"Assalamu'alaikum umi" salam Azmi ketika sudah sampai dapur dan melihat uminya yang sedang meracik sayur.
"Wa'alaikum salam le. Kalau mau sarapan sudah umi siapin di meja" Azmi menggeleng dengan penuturan uminya. Bukan itu tujuan awal ke dapur.
"Azmi mau bantuin masak" jelas Azmi yang membuat Sania uminya menghentikan pekerjaannya.
"Tumben, ndak lagi minta sesuatu kan?" Azmi memanyunkan bibirnya karena penuturan sang umi, sedang Sania sang umi hanya terkekeh dengan tingkah anak sulungnya ini.
"Ndak umi ku sayang" Jawab Azmi dengan manjanya.
"Ya udah bantuin umi cuci sayur aja ya. Pingin banget emang belajar masak? Umi ndak mau suudzan tapi rasanya aneh le" Azmi terkekeh dengan penuturan uminya. Memang ia juga merasa aneh karena tiba-tiba ingin menginjakkan dapur untuk membantu memasak.
"Pingin mi, siapa tahu bisa buka rumah makan kan lumayan" jawab Azmi disertai dengan tawa kecil.
"Aamiin semoga niat baik bisa terlaksana dengan baik juga le" keduanya melanjutkan memasak, sesekali bercanda karena ulah Azmi yang usil jika berada bersama dengan keluarganya. Ia melupakan semua sifat dan sikap dinginnya jika diluar.
Azmi masih setia membantu, sampai ia mendengar ketukan pintu di rumahnya. Berhubung hanya ada umi dan juga dirinya saja jadilah Azmi memutuskan untuk membukakan pintu.
Tentang Ara? Ia dibawa bermain bersama dengan mbak pondok yang sudah ijin dengan Sania tadi.
"Wa'alaikum salam, sebentar" jawab Azmi yang segera membukakan pintu rumahnya.
"Pagi gus hehe" sapa Reno, ya yang mengetuk pintu memang Reno, sahabat Azmi.
"MasyaAllah Ren, silahkan masuk. Kamu sama siapa?" Tanya Azmi ketika Reno mulai melangkahkan masuk ke rumah Azmi.
"Sendiri gus hehe" jawab Reno seadanya. Ia terlalu canggung masuk ke rumah Azmi yang benar-benar seperti masuk lingkungan kerajaan, benar-benar dijaga.
Tadi saja sewaktu Reno melangkahkan masuk ke area pesantren ia diintrogasi beberapa kang santri yang meminta penjelasan niat Reno datang ke pesantren.
Untunglah ia ingat chat semalam bersama dengan Azmi, kalau dirinya disuruh menunjukkan chatnya saja. Alhasil ia lolos dan dibolehkan masuk ke area pesantren, ditambah ia juga diantar salah satu kang santri. Katanya jaga-jaga saja, entahlah Reno hanya menurut sebagai tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih (DALAM PROSES PENERBITAN)
RomanceMohon maaf cerita ini saya ganti judul yang dulunya Terimakasih Abi Umi jadi Terimakasih. Ceritanya tetap sama kok hehe:-) Kalau yang belum paham ceritanya silahkan baca dulu yang judulnya Kamu Gus Ku, karena ini memang lanjutannya. Jadi wajib baca...