Happy reading!
Jangan lupa Vote & comment!
*
*
*______________________________
Aku tak bermaksud untuk mencintai kamu, tapi kalau hati aku yang maksa aku tak tau harus apa
-Quennice
Suara berisik knalpot motor bersahutan di malam itu ditambah suara sorakan pendukung menambah kericuhan ditempat itu, banyak orang yang saat ini melipir ke pinggir jalan demi melihat orang -orang yang saat ini berada di tengah-tengah jalan bersiap untuk tancap gas. tempat ini merupakan tempat untuk orang balap liar.
Disana tepatnya didekat jejeran motor yang terbaris rapi Sean dkk asik nongkrong sambil melihat orang-orang yang sedang balapan.
"Woii bro!" seseorang menghampiri Sean sambil menepuk bahunya.
"kenapa Ren?" Sean menoleh demi melihat orang yang menyapanya lalu mulutnya mengerluarkan balasan. cowok yang menyapa tersebut namanya Rendy orang yang biasanya jadi juri tepatnya pemegang taruhan.
"lo gak turun?"tanyanya mengangkat alis sebelah.
Sean tersenyum tipis, menggeleng "males."
"ada yang nantangin lo tuh," sahutnya sambil menunjuk orang yang menantang dengan gerakkan kepalanya.
Sean menoleh, mengikuti. sepertinya dia tidak asing dengan cowok tersebut malas berpikir dia menoleh kearah Rendi sambil menggelengkan kepala tanda dia tak tertarik.
"Okay Bro, Call gue aja kalau lo berubah pikiran. yaudah gue kesana dulu!" Rendi pamit setelah itu melenggang pergi menghampiri cowok tersebut, sedangkan sean dia tak peduli.
"kenapa sen?" dendra bertanya yang di jawab gelengan kepala oleh sean.
**
Sean sampai dirumah, diliriknya jam yang berada di hpnya
Jam 02.46
Matanya menatap sekitar rumahnya setalah itu bergegas masuk ke dalam dengan kunci serep yang selama ini selalu dibawahnya. Bisa gawat jika Bundanya melihat dirinya yang baru pulang saat jam sudah mencapai waktunya orang-orang tertidur lelap. Lagian telinganya masih ingin aman dari ceramahan yang panjang lebar tidak akan ada habisnya.
'cklek'
Hati hati dia membuka pintu berjinjit seperti orang maling. Melihat sekitarnya yang gelap kakinya melangkah pelan menuju tangga, berjalan ke tempat tujuan hingga sampai didalam kamarnya.
Hufttt
Menghembuskan nafas, selamat. Sean mengamati kamarnya yang sekarng ini gelap gulita, segera saja Sean tangannya mendekat ke saklar lampu setelah itu menekannya hingga lampu dikamarnta hidup kembali. Kakinya melangkah menuju kamar mandi bersiap untuk membersihkan diri. Badanya gerah rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN'S(Completed)
Teen Fiction[PROSES REVISI] WARNING: Typo bertebaran,bahasa tidak baku,banyak bahasa kasar yang keluar. Menjadi cowok yang memiliki wajah tampan ditambah kapten bola basket menjadikannya most wanted sekolah, jajaran para cowok2 yang suka diincar oleh banyak kau...