Happy Reading!
Jangan lupa vote dan comment!
"aish, sih tolol udah tau kek gimana ganasnya tuh triplek. Masih aja dipancing. Emang goblok" Kenan sudah sedari tadi menggerutu kesal, menceramahi Gabriel yang sedang meringis melihat mukanya dicermin. Memar-memar yang kentara yang sudah diobati.
"Diem kenapa nan, pusing tau nga--"
"arghhh" gabriel menggeram, sedikit meringis saat tau bahwa dia juga sedikit kesusahan untuk berbicara karena sudut bibirnya yyang terluka.
"rasain lo!."
Dendra mengghembuskan nafasnya menutup ponselnya. Memandang kedua temannya secara bergantian. Setelah itu pandangan Matanya menatap Gabriel
"Seharusnya lo gak mancing emosinya tadi"sahutnya beberapa saat setelah terdiam
"gue tau, tapi tadi refleks karena terlalu geram ngelihat kalian berdua"
Dendra mengghembuskan nafas "tadi, bukan waktu yang tepat buat mancing emosinya. Karena pada saat itu pikiran Sean lagi kalut dan terlalu kacau untuk dipancing emosinya"
Kenan dan Gabriel terdiam menatap Dendra. Mendengar penjelasan Dendra. Mereka berdua cukup sadar, karena artinya itulah yang membuat Sean kehilangan kontrol. Sebelumnya Sean selalu bisa mengontrol emosinya tak pernah sampai kalap seperti tadi hanya karena satu kata. Yang kalau dibilang Gabriel memang bisa memancing emosi seseorang. Tapi ayolahhh..... Dia sudah tau sifat Sean seperti apa.
Jadi jika dia terkejut tadi, itu bukanlah suatu hal yang bisa dimaklumi. Karena itu tadi jauh sekali dari bayangan yang sudah dibayangkannya.
Gabriel menghela nafas, "udah lah sekalian, biar gue tau gimana rasanya dibogem temen sendiri." cengirnya seakan hal tadi tidak terjadi apa-apa
"gila"
"temen gue gilanya udah kumat lagi"
"jadi, apa yang membuat Sean sampai segitunya?"
Dendra tersenyum kecil "masa lalu"
Dua kata tapi cukup mampu membuat mereka tau. Masa lalu kedua temannya ini termasuk kedalam golongan rumit bagi mereka. Tapi sekaligus masui ke golongan lucu. Iya lucu karena sang pemeran utama masa lalu tak tau apapun sedangkan sang pemeran kedua dan cadangan meski tak tau banyak tapi mereka cukup tau. Tak seperti pemeran utama.
Sayangnya mereka berdua tak cukup berani untuk mengkritik, apalagi mereka tau bahwa sang pemeran utama adalah temannya sendiri. Lucu memang.
Gabriep dan Kenan memang tak tau sebanyak yang Dendra tau, tapi sedikitnya secara garis besarnya mereka tau. Bukan Dendra yang menjelaskan karena tentu saja cowok itu selalu menolak menceritakan.
"itu....terlalu rumit"ujar Gabriel
"nanti malem"
Mereka saling menatap bersahutan seakan saling berbicara dengan tatapan yabg diberikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN'S(Completed)
Novela Juvenil[PROSES REVISI] WARNING: Typo bertebaran,bahasa tidak baku,banyak bahasa kasar yang keluar. Menjadi cowok yang memiliki wajah tampan ditambah kapten bola basket menjadikannya most wanted sekolah, jajaran para cowok2 yang suka diincar oleh banyak kau...