Sebelumnya aku mau minta maaf dulu, maaf banget karena udah lama ngak update, soalnya hp author rusak dan syukurnya sekarang udah diperbaiki....
Jadi yang masih betah buat nunggu ceritanya, aku ucapin makasih...
Udah itu aja hehe
Happy reading!
Jangan lupa buat vote dan comment ya!
Starla menggerutu kesal saat gerbang sekolah sudah ditutup, padahal kan dia baru sehari sekolah di sini masa udah telat aja.
"Pak ayo dong bukain pintu nya,plisss," ucap Starla memohon mencoba membujuk satpam tersebut untuk membuka gerbangnya.
"kamu itu siswi baru yang kemarin kan?, masa udah telat aja baru juga sehari masuk sekolah udah telat bagaimana seterusnya," omel satpam tersebut, yang makin membuat Starla nambah dongkol.
"Haduh pak janji deh gak telat-telat lagi, lagian kan saya baru disini. tadi tuh jalanan macet parah Pak," ucap Starla jengkel
"Maaf neng gak bisa, saya nanti bisa diomelin oleh Ibu Jasmin," ucap satpam tersebut, baru saja ingin menyahut saat tiba-tiba matanya melihat seorang guru yang menghampiri mereka.
**
Dan disinilah pada akhirnya Starla, dilapangan sedang berlari memutari lapangan yang luasnya minta ampun. sialan, mana gurunya tadi killer lagi, ngocehnya sampai memekakan telinga.
Malam tadi Starla susah tidur. Pikirannya sedang awut-awutan, banyak pikiran yang membuatnya susah untuk sekedar memejamkan mata, untungnya dia bisa tidur semalam walaupun tidak begitu nyenyak. Selalu saja alasan dia tak bisa tidur karena mimpi itu yang datang lagi.
"Hosh...hoshh ...." Starla duduk disamping lapangan sambil menjelajarkan kaki berusaha menenangkan nafasnya yang masih ngos-ngosan. hukuman yang diterimanya sudah selesai.
Setelah dirasa sudah mendingan, kakinya segera beranjak ingin menuju kearah kelas,tak mungkinkan Starla--Anak baru bolos? lagian dirinya ingin menjadi murid yang tidak bermasalah tapi sepertinya itu tinggal harapan semata.
Tok...tok
Di ketuknya pintu kelas, setelah terdengar perintah 'masuk' Starla segera masuk dan disana didepan papan tulis sudah ada guru yang menjelaskan materi tapi terhenti sejenak.
"Maaf Bu saya telat," ujarnya berusaha terlihat sopan.
"From where have you been?, the hours of the lessons have started from earlier and you just got in!" oceh guru itu. Sebenarnya Starla tak tau siapa nama guru tersebut tapi jika dilihat dari jadwal Mata pelajarannya, Guru tersebut sepertinya mengajar pelajaran bahasa inggris pantas saja dia memakai bahasa asing itu.
Aku tak langsung menjawab,membuat guru tersebut memandang ku seperti pandangan kepada muridnya yang tak tau apa yang dibilangnya "Sorry Miss, I was punished for being late," jelasku.
"okay, hari ini I am sorry about you but jika sekali lagi begini kamu I am the law," ucap Guru tersebut membuat Starla mengganguk mengerti kakinya langsung berjalan ke tempat duduknya setelah diizinkan. Pelajaran langsung dimulai kembali.
Starla termangu di tempat duduknya tak menghiraukan Citra yang tampak bertanya-tanya. Memori itu kembali lagi meskipun tidak semuanya tapi tetap saja dirinya gelisah bagaimana tidak memori itu sebelumnya sudah sangat jarang masuk ke dalam mimpinya tapi sekarang?
"Haaa...." Starla mengghembuskan nafas. Jika dipikir-pikir, apakah penyebabnya karena Sean yang mengungkit kembali cerita lama? Mungkinkah?!
Oke lupakan Starla!
'Lebih baik kita fokus kedepan, belajar!'batinnya
***
Starla mendongak saat tiba-tiba kelas menjadi heboh setelah kepergiaan sang Guru apalagi para siswi-siswi. Matanya mengikuti arah pandangan orang-orang tersebut seketika itulah dia tau apa penyebabnya, disana didepan pintu masuk kelasnya terdapat Sean yang bersender pada pintu masuk dengan memasukkan kedua tangannya ke kantong yang ada dicelana.
Bibirnya tersenyum tipis, lalu tangannya melambai. Lantas Starla beranjak ingin mendekati Sean, tapi terhenti saat tiba-tiba sebuah pertanyaan terlontar dari temannya.
"Lo mau kemana?" ucap Citra.
"Tuh, ke Sean," ujarnya. sambil menunjuk Sean dengan dagunya yang membuat mata Citra menoleh kearah tatapan Starla, mata Citra membola kaget ini Sean loh! Yang dingin terhadap wanita seolah tidak ingin didekati.
"Omg!! ini serius kan," ucap Citra lebay sambil mengerjab-ngerjabkan matanya, dia baru sadar bahwa ada Sean salahkan saja tangannya yang sibuk berkutat dengan ponsel. Kemaren saja saat tiba-tiba teman-temannya Sean kesini saja masih membuat Citra kaget, tak menyangka. ditambah sekarang apalagi. Citra tak menyangka teman barunya ini bisa dengan mudahnya berteman dengan Sean dkk.
"Pliss deh, ngak usah lebay!" ucap Starla, membuat Citra mendengkus.
Starla melangkah menuju kearah Sean "Kenapa Sen?"
"Ke kantin bareng?" tanya Sean
Starla mengernyit, berpikir beberapa saat sebelum dia mengangguk. "Yaudah ayo!"
"Cit, ikut ngak? ke kantin," seru Starla mengajak Citra yang hanya diam sedari tadi dibangkunya melihat kearah mereka.
"Ikut," ucap Citra.
Sesampainya mereka di kantin yang sudah ramai tersebut, seseorang melambaikan tangan sambil berseru memanggil nama Sean.
"Sen!! Seannn!!"
Sean menoleh sebelum balik menatap Starla mengisyaratkan untuk mengikuti dirinya.
Mereka berjalan kearah meja yang sudah diisi oleh 3 orang siswa yang tentunya tak lain tak bukan Kenan, Gabriel, dan Dendra. Mereka memang sudah terlebih dahulu pergi ke kantin karena Sean yang menyuruh mereka duluan.
"Jadi, ini nih urusannya tadi!" Kenan berseru meledek.
"Nah iya. Gue kira urusan apaan ternyata oh ternyata." Gabriel ikutan meledek, sekali-sekali meledek muka triplek tersebut.
Sean mendengkus, memutar bola matanya malas "Bacot!"
"Hiyaaaa, si triplek ngegas anjirr," Sahut Kenan meledek sambil tertawa ngakak.
"Bisa ngegas juga lo Sen!" Sahut Gabriel dengan raut konyolnya. Meledek Sean yang tetap bergeming ditempatnya.
"Sialan!" Desis Sean menatap tajam kedua temannya. Hanya Dendra yang tetap diam meskipun sesekali ikut tertawa mendengar ledekkan tersebut.
"Teman laknat!" ujar Sean geram, dirinya sedang malas berdebar ataupun berantem saat ini terlebih ada Starla didekatnya.
"Lewat jalan pulang mana lo Ken, Gab!"
Glek
Kenan meneguk ludahnya "Anjirr! Mau jadi begal lo Sen," sahutnya dengan mata melotot.
"Iya, buat begal lo. Mau pisau, pedang, celurit atau apa ha?! Pilih!" ujar Sean sadis menatap lamat Kenan dengan pandangan tajamnya.
"Ampun Sen, ampun! Anjirr elah." sungguh Kenan saat ini jadi bergidik ngeri, meskipun Sean mengucapkan hal tersebut seperti mainan tapi tetap saja mukanya yang tampan ini tak ingin sampai kenapa-kenapa, apalagi sampai babak belur.
"Gabriel juga ngeledek lo Sen! Seharusnya Gabriel juga kena anjirr!" protes Kenan.
Gabriel mendelik, dirinya sudah berupaya untuk diam sedari tadi "Kenan Sialan."
"Apa lo?!" Kenan melotot, dia mendengar ucapan Gabriel tadi.
"Udah lahh, diam coba!!" Kali ini Dendra menyahut, dia tak ingin dua orang tersebut debat kembali. Dijamin tak akan selesai-selesai debatnya. Membuat orang-orang bisa pusing sendiri mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN'S(Completed)
Teen Fiction[PROSES REVISI] WARNING: Typo bertebaran,bahasa tidak baku,banyak bahasa kasar yang keluar. Menjadi cowok yang memiliki wajah tampan ditambah kapten bola basket menjadikannya most wanted sekolah, jajaran para cowok2 yang suka diincar oleh banyak kau...