"Lalu apa kamu ingin membunuhnya mean?". tanya plan memberanikan dirinya dengan suara yang terdengar bergetar di telinga mean.
"Tidak, maksudku bukan hanya ada kita bertiga yang akan hidup bahagia. tapi masih ada bayi-bayi kecil yang bisa kamu lahirkan nantinya plan, dan kamu tahu aku sangat-sangat menunggumu akan hal itu". ucapnya sambil memegang dagu kekasih tampaknya itu.
"Kamu berbohong mean!". teriak plan mencoba mendorong tubuh mean lagi namun suara yang mean keluarkan membuat ia menghentikan aksinya.
"Jika kamu tidak percaya padaku, maka aku akan melompat bersama mu! biar kamu tahu bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu ataupun bayi kita! aku mengerti sekarang plan, kenapa kamu bisa kuat menjalani kehidupan mu sekarang itu karena dia bukan?". ucap mean sambil mengelus perut plan dengan sangat lembut.
Akhir-akhir ini, ia memang suka sekali memegang atau mengelus tubuh plan.
Mungkin itu karena kemauan sang baby, itulah yang selalu ia tanamkan di dalam pikirannya.
"Tapi kenapa kamu ingin mengambil bayiku, jika kamu tak bisa hidup tanpa kita berdua? sebenarnya apa yang kamu inginkan mean? jangan membuatku berdosa dengan membiarkan mu membunuhnya".
"Aku yakin waktu aku bicara seperti itu kamu belum tidur kan?". tanya mean yang langsung di jawab anggukan kepala dari plan.
"Dengerin aku yah baby, kamu salah paham sama apa yang aku omongin semalam".
"Tidak, aku mendengar semua yang kamu katakan padaku, bagaimana bisa kamu bilang aku salah paham? apa ini rencana kamu agar aku terlihat seperti orang yang bersalah sekarang? kamu jahat mean! sungguh aku memben__".
"Husttt". mean menaruh jarinya tepat di bibir plan, membuat ucapan plan terhenti.
"Aku memang pernah bilang padamu bahwa aku lebih memilihmu dari pada dia, tapi perlu kamu tahu bahwa aku juga menginginkan nya hadir di hidup kita plan".
"Tidak!". teriak plan membuat mean menaruh kedua tangan nya di depan wajah plan dan menatapnya dengan tatapan terluka.
"Aku juga pernah bermimpi mempunyai anak, menggendongnya, memeluknya, dan merawatnya hingga besar bersamamu. kita akan mempertahankan bayi ini walaupun kita akan mengalami hal sulit kedepannya, aku janji aku akan menjaga kalian berdua dengan nyawaku sekalipun". ujar mean membuat plan yang tadi nya histeris langsung terdiam.
Terlalu lemah jika ia harus bertatapan dengan mata indah milik orang yang berada di depan nya.
"Aku tidak akan percaya begitu saja pada ucapan mu kali ini mean, karena di setiap perkataan mu padaku hanya 2 yang bisa kamu tepati. jadi aku mohon, jangan buat aku berharap lalu kamu pergi begitu saja".
"Kali ini percayalah padaku, jika aku membuatmu terluka maka kamu pantas membenciku". ujar mean membuat plan menatap ke arah manik matanya dan mencari apa ada kebohongan disana atau tidak.
Dan terbukti, tidak ada kebohongan atau keraguan saat ia mengatakan hal itu.
"Tanpa kamu minta pun aku akan mencoba membencimu walaupun hatiku tidak bisa, aku akan tetap memaksanya". ucap plan mantap membuat mean merasa tertohok, ia benar-benar tidak tahu kalau plan lebih menyayangi anak mereka di bandingkan dirinya sendiri.
"Kalau begitu kamu akan menyakiti diri kamu sendiri". lirih mean tapi plan malah tersenyum pahit.
"Aku tidak peduli". jawab plan dengan suara yang pelan, sungguh kondisinya sangat lemah saat ini, terlebih lagi ia belum makan sedari keluar dari ruangan hingga sekarang.
Mean yang melihat kondisi plan yang mulai tak baik langsung menggendong tubuh plan dan membawanya ke ruangan tempat plan di rawat. ia smpat terdiam karena mengangkat tubuh plan yang sangat ringan, bahkan ia tidak merasakan berat sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN END
RomanceCompleted Hidupku Hanya Untukmu! ~ Plan rathavit Maafin Aku Yang Terlambat Menyadarinya. ~ Mean phiravich WARNING! 18+ YAOI MEANPLAN BOYS LOVE