ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 28

1.2K 137 18
                                    

Setelah pengakuan cinta mean pada plan tadi, membuat keduanya merasa lega dan bahagia.

Hingga tanpa sadar keduanya tertidur dalam kondisi saling berpelukan dengan bibir yang menyunggingkan senyuman.

Entah mengapa rasanya sudah lebih mendingan dari pada waktu lalu.

Tuan phiravich, nyonya phiravich, daniel, dan tania baru saja kembali dari restaurant.

Saat mereka membuka pintu kamar tempat plan di rawat, betapa terkejutnya keempat manusia itu karena melihat pemandangan indah sedang terpampang jelas di depan mereka.

"Sttt! ternyata mereka masih tidur". ujar nyonya phiravich dengan nada pelan.

Sedangkan yang lainnya hanya mampu menganggukan kepala mereka tanda mengerti.

"Tania, coba kamu temui dokter kang dan tanyakan kepadanya perihal masalah yang di alami oleh plan!". perintah tuan phiravich kepada calon menantu perempuannya.

"Baik ayah". jawab tania mantap, lalu pergi menemui dokter kang yang menangangi tentang kondisi plan.

.

.

Waktu sudah mulai menjelang sore, dan kedua pemuda itu masih tetap setia menidurkan diri mereka dengan posisi yang saling berpelukan.

Tapi kali ini meanlah yang memeluk pinggang plan dari belakang.

Hingga mereka berdua mendengar suara ricuh yang sangat kentara di telinga mereka.

Perlahan mata keduanya terbuka.

"Apa kalian masih ingin terus tidur". ucap nyonya phiravich dengan muka kesal yang di buat-buat.

Pasalnya sedari pagi ia ingin sekali memeluk calon menantunya itu dengan erat. namun menantunya itu masih nyaman berada di dalam dekapan anaknya.

Plan mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu ia menoleh kearah mean dengan tatapan bertanya namun mean hanya menjawabnya dengan menaikkan satu alisnya.

Nyonya phiravich yang melihat kebingungan sang calon menantu langsung meraih tangannya dan di genggam beserta elusan-elusan lembut khas seorang ibu pada anaknya.

"Apa kamu sudah merasa baikan nak?". tanya ibu mean membuat plan menganggukan kepalanya.

"Iya bu, a..aku sudah merasa baikan sejak beberapa jam yang lalu". jawab plan dengan suara yang pelan.

"Mean kamu pulang dan bersihkan dirimu terlebih dahulu, biar nanti ibu akan menjaga plan disini sampai kamu kembali".

"Tidak bu". ucap mean sambil memeluk erat tubuh plan sehingga membuat si empunya meringis karena pelukan mean di perutnya sangatlah erat.

"Me..meanhh". lirih plan sehingga membuat mean sadar dan melepaskan pelukan itu secara cepat.

"Maaf, aku terlalu bersemangat memelukmu sehingga tak sengaja menyakitimu dan dia (mean mengelus perut plan dengan lembut)".

Semua orang yang melihat pemandangan itu hanya bisa tersenyum.

Huwekk,huwekk
  Huwekk,huwekk

Mean segera menjauh dari plan, dan berlari menuju kamar mandi di ruangan plan berada.

Plan yang tidak tahu apa-apa hanya bisa mengerjapkan matanya beberapa kali.

Sampai ibu mean mengelus kepalanya dengan tersenyum lembut.

"Jangan khawatir, mean hanya sedang mual-mual karena bawaan ketika kamu hamil sayang! dia yang dapat semua rasa ngidam kamu". terang ibu mean membuat plan sedikit terkejut.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang