ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 35

1.1K 111 28
                                    

"Me..mean!". lirih plan tak nyaman membuat mean makin menatapnya tajam.

"Mau berapa lamu kamu menyembunyikan nya, hn?". tanya mean dengan suara yang terdengar berat di telinga plan.

"Me..mean? i..itu.....". ucap plan gugup dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.

"Apa?!". lagi-lagi mean bertanya dengan suara yang berat, membuat iman plan goyah.

Sungguh, ia suka saat mean mengeluarkan suara yang berat, karena akan terdengar sangat seksi di telinganya.

Dulu sebelum mengenal lebih jauh, ia sempat ketakutan saat mean berbicara dengan suara yang berat tapi sekarang tidak!.

Plan malah ketagihan dengan nada suara yang penuh penekanan dan pasrah secara bersamaan.

"Emm, bi..bisakah kita bicara saat kamu sudah berpakaian?". tanya plan memalingkan wajahnya ke samping.

Mean menangkup wajah itu agar menatap wajahnya.

Hingga mata mereka berdua bertemu.

"Tidak!". jawab mean dengan cepat setelah mereka saling bertatapan membuat plan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Tapi__".

"Jelaskan padaku kenapa kamu merahasiakan nya?".

Plan diam, tidak tahu harus mulai dari mana.

Hingga ia terkesiap saat merasa elusan lembut di area perut nya yang sedikit membuncit dan terhalang oleh kain tipis berwarna putih.

"Me..an?".

"Bicaralah, aku akan mendengarkan mu. tapi biarkan aku mengelus perutmu seperti ini sampai kamu selesai menjelaskan semuanya padaku". ujar mean membuat plan mengangguk kan kepalanya ragu.

"Ba..baiklah".

"....". mean tidak ada niatan untuk menjawab perkataan plan.

Sedangkan plan merasa suasana nya semakin mencekam sekaligus aneh.

Karena di fikiran nya saat ini hanya terfokus pada satu hal saja, dan itu tengah menggantung di depan nya dengan sangat dekat, hingga ia dapat merasakan bagaimana kelembutan dari benda yang tergantung di depan nya.

"Maaf kalau aku ngerahasiain obat itu sama kamu, tapi perlu kamu tahu bahwa aku takut kalau kamu akan mengkhawatirkan aku seperti ini. makanya lebih baik aku menyembunyikan itu dari mu, maafkan aku mean".

"Tapi plan, aku sekarang adalah suamimu jadi aku berhak tau semuanya tentang apa yang akan kamu makan,minum, atau gunakan nantinya, karena di dalam tubuhmu ada anak kita, yang nantinya akan semakin tumbuh di dalam perutmu, bagaimana jika obat yang kamu minum bisa berpengaruh pada pertumbuhan anak kita di dalam sinu, apa kamu bisa mempertanggung jawabkan semuanya? bagaimana jika kita kehi__".

"Hustt🤫". plan menghentikan ucapan suaminya dengan cepat, sungguh ia tau apa yang akan suami tampan nya ini katakan, terlalu sakit jika hal itu terjadi, apalagi kata-kata itu keluar dari mulut mean.
"Jangan di teruskan, aku minta maaf jika aku telah melakukan kesalahan, aku hanya tidak ingin kamu khawatir udah itu aja, tapi aku tidak tau apa dampak dari hal yang aku lakukan, aku sungguh-sungguh minta maaf, aku juga tidak ingin sesuatu terjadi pada bayiku, jika aku sengaja membuat nyawa bayi ku dalam bahay mungkin sedari awal saat  kamu minta buat gugur kan bayi ini, sudah aku lakukan, tapi apa? aku malah mempertahankannya bukan? karena aku sangat ingin bayi ini lahir" ujar plan membuat mean mengusap air mata yang ada di pipinya.

__(dan menemanimu sampai kamu bisa terbiasa tanpa aku)". sambung plang dalam hati.

"Aku tau kamu sangat menginginkan bayi ini, makanya aku hanya memperingati mu agar bayinya tidak terjadi apa-apa plan, aku takut jika sesuatu terjadi pada bayi kita dan kamu akan bersedih, lalu kondisimu memburuk, aku takut jika harus kehilanganmu plan, aku mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu, tidak ada yang bisa menggantikan posisi mu di hatiku". ujar mean dengan tangan yang masih setia mengelus wajah plan.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang