ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 25

1.6K 158 20
                                    

Sudah 2 bulan ia meninggalkan mean, entah kenapa saat ia menatap dirinya di depan cermin rasanya ada yang aneh.

Pasalnya perut yang biasa rata dan sedikit lembut jika di tekan kini menjadi lebih besar dan saat di tekan rasanya keras.

Apa ia memakan sesuatu yang salah?.
atau apa ini efek dari sakitnya?.

Selama beberapa minggu terakhir ini juga, ia sering mengalami mimisan dan kepalanya akan berdenyut sakit.
tapi untunglah ia akan meminum obat penahan rasa sakit.

Tanpa ia tau kalau itu akan berdampak pada nyawa baru yang berada di dalam perutnya.

Tapi kali ini rasa sakit itu kembali datang dengan rasa yang sungguh sangat sakit, sehingga membuat ia tidak bisa menahannya bahkan sudah ke 4 kalinya ia meminum obat penahan rasa sakit itu.
namun tetap saja rasa sakit itu datang dan membuat ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi.

Astaga, ada apa dengan tubuhku? kenapa rasanya kali ini sangat sakit?. apa aku terlalu banyak meminum obat? ataukah ada hal lain yang tidak aku ketahui?. batin plan bertanya-tanya.

Ia pun terjatuh kelantai kamar, karena memang rasa sakit itu sudah mencapai batasnya. hingga ia kehilangan keseimbangan dan malah terjatuh tanpa ada seseorang di rumah itu.

Sebelum ada orang yang berteriak di lantai bawah dan terdengar beberapa orang yang mendobrak pintu kamarnya dengan kuat.

Pandangannya buram, darah mengalir keluar dari hidung, sakit kepalanya semakin terasa dan kali ini perutnya terasa seperti dililit.

"Plan kamu bisa mendengarku?". teriak orang itu dengan panik membuat plan sedikit membuka matanya.

Mata mereka bertemu, diusapnya pelan wajah yang selama ini ia rindukan.

"Me..mean, kamu menemukanku secepat i..ini!". lirih plan dengan suara yang sangat pelan.

"Ya, kamu tenang saja! selama aku disini semuanya baik-baik saja". ucap mean langsung mengangkat tubuh plan kedalam mobilnya dan segera membawanya ke rumah sakit terdekat kota itu.

.

.

Mean menatap wajah plan yang tertidur pulas, dengan tubuh yang terlihat kurus dan sedikit pucat itu.

Untunglah ia dengan cepat menemukan keberadaan plan dan membawanya kerumah sakit, jika tidak! mungkin ia akan kehilangan keduanya.

Kamu membuatku takut plan!. gumam mean sambil mengusap pipi pemuda itu dengan lembut.

'Setelah ini, aku berjanji tidak akan membuatmu terluka lagi'. sambung mean tanpa sadar meneteskan air matanya.

Ia pun menelfon keluarganya untuk datang dan melihat sendiri keadaan plan.

.

Pukul 20.08 plan membuka matanya dan pandangan langsung tertuju pada tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya.

Ia ingin menyingkirkan tangan itu, tapi ia takut jika akan membangunkan mean dari tidurnya.
jadi dengan perlahan ia membalikan tubuhnya menghadap kearah mean, sehingga ia dapat melihat wajah orang yang sangat ia cintai.

Tampan!.

"Kenapa kamu kembali dan menolongku mean? bukankah, seharusnya kamu tidak mencariku lagi! apa kamu ingin membuatku merasakan sakit yang teramat dalam hingga tidak ada yang bisa menyembuhkannya selain kamu? jika itu membuatmu senang, aku ikhlas! karena cintaku padamu sudah terlalu besar di dalam sini (tunjuk plan tepat di depan dadanya) hikss". ucap plan dengan suara yang bergetar.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang