Tok..tok..
"Nak plan?". panggil ibu mean memastikan keadaan sang menantu yang tak kunjung keluar sedari tadi.
Plan yang masih menyeka darah yang keluar dari hidungnya merasa gugup saat mendengar suara ibu mean di balik pintu.
"Ya bu". jawabnya dengan nada seperti biasanya. seolah tidak ada yang terjadi pada dirinya.
"Kamu tak apa? sudah sejam yang lalu kamu berada di dalam nak".
"A..aku tak apa bu, aku hanya merasa mules sedari tadi!".
"Ahh begitu yah, kalau begitu cepatlah keluar! mean sebentar lagi akan sampai disini, takutnya ia akan merasa khawatir saat tidak melihatmu di tempat tidur". ujar ibu mean membuat plan menatap dirinya di depan cermin dengan tatapan sendu.
Plan kamu kuat!. batin plan sambil menguatkan hati dan dirinya.
"Iya bu, ini juga udah mau selesai".
Setelah berucap begitu plan membersihkan hidungnya yang masih mengeluarkan darah.
'Kenapa darahnya belum berhenti juga!'. gumam plan panik.
.
.
Mean baru saja tiba, dan ia melihat seluruh ruangan tempat plan di rawat namun ia tidak melihat sosok itu.
"Bu, plan dimana?". tanya mean membuat ibunya menghela nafas berat.
"Dia sedang di kamar mandi mean, katanya perutnya mules".
"Apa mules? sejak kapan ia di dalam bu?".
"Sejak sejam yang lalu". jawab ibu mean membuat mean terkejut dan langsung berlari kearah kamar mandi.
Ceklekk
Plan terkejut saat pintu kamar mandinya terbuka dan menampilkan sosok orang yang ia cintai, sangat!.
"Me..mean?". ujar plan gugup.
"Kamu kenapa? apa perutmu masih sakit? jangan diam aja, kita harus menemui dokter sekarang!". kata mean sambil memeluk tubuh mungil plan dengan erat, dan tak lupa juga ia mencium pucuk kepala plan beberapa kali dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.
Sehingga membuat plan memejamkan matanya, sungguh sakit jika ia harus meninggalkan mean nantinya.
"Aku tak apa mean, perutku juga sudah merasa baikan!".
"Tidak, sebelum aku tahu kondisimu yang sebenarnya dari dokter". ucap mean dengan cepat.
Cukup sekali saja ia membuat kesalahan dengan membiarkan plan pergi dari hidupnya. dan karena itu juga ia hampir membunuh anaknya.
"Mean, berhentilah bersikap seperti ini! aku tak apa, aku hanya lelah dan ingin tidur". ujar plan membuat mean mengangkat tubuh plan dan membawanya ke atas ranjang rumah sakit.
"Baiklah kalau begitu kamu tidur saja dan aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu".
"Jangan!". cegah plan dengan memegang tangan mean ketika mean ingin keluar dari ruangannya.
Mean menatap nya dengan tatapan sengit dan itu membuat plan mengerjapkan matanya.
dengan cepat ia memutar otaknya untuk mencari alasan yang masuk akal dan dapat di terima oleh mean."Ma..maksudku, aku tak apa mean! jangan terlalu mengkhawatirkan aku, lagipula aku ingin kamu tetap berada di sini menunggu ku tidur hingga bangun dan menatap mu". ucap plan membuat mean mendudukan dirinya di samping ranjang tempat plan menidurkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN END
RomansaCompleted Hidupku Hanya Untukmu! ~ Plan rathavit Maafin Aku Yang Terlambat Menyadarinya. ~ Mean phiravich WARNING! 18+ YAOI MEANPLAN BOYS LOVE