ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 09

1.4K 141 8
                                    

Plan mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari telah masuk dari tirai-tirai tipis berwarna putih di rumah sakit ia berada.

Dan tentu saja mengganggu tidur nya dengan sedikit mengusik matanya yang terpejam.

Dilihatnya jam di dinding yang sudah menunjukan pukul 11.55.

Astaga aku kesiangan!. batin plan.

Di edarkan matanya untuk melihat sekeliling.

Sunyi dan sepi sekarang telah menyelimuti ruangan yang bernuansa putih itu.

Kemana mean? apa aku hanya bermimpi semalam?. plan bermonolog dalam hati.

Plan pun bangkit dari tidurnya dan segera bersiap-siapa untuk pulang.
karena ia sangat benci dengan kata 'Rumah sakit'.

Apalagi bau rumah sakit yang sangat menyengat membuatnya tambah benci karena itu mengingatkan nya akan penyakit yang ada di dalam dirinya.

Dengan mengasihani dirinya sendiri membuat ia merasa paling buruk yang berada di muka bumi ini.

Hingga ia terkejut saat seseorang menepuk pundaknya dengan lembut.

"kenapa berdiri, ayo duduk!". ujar mean membuat plan semakin terkejut.

"Ka..kamu disini?".tanya plan membuat mean mengernyitkan keningnya.

"Aku memang disini dari semalam, hanya tadi aku keluar sebentar untuk beli makanan!".

"Kamu keluar beli makanan? untuk?". tanya plan lagi membuat mean menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Untuk kita makan plan!".

"Kita?".

"Iya kita plan, aku dan kamu!". jelas mean dengan kesabaran yang sudah berada di unjung tanduk.

"Ohh,, kalau begitu ayo duduk kita makan!". ucap plan ssmbil menari lengan mean untuk duduk di sofa rumah sakit.

"Kalau soal makanan aja, kamu sangat cepat plan".

"Harus dong, kan aku mesti sembuh! agar hubungan kita tidak di dasari oleh kebohongan seperti sekarang!". tungkas plan dengan membuka kanong plastik berisi makanan.

Mean terdiam seketika, ucapan plan bagai suatu pisau yang sangat tajam untuk menerobos masuk di sela-sela dadanya.

"Aku ingin yang ini!". ucap plan membuat mean tersadar lalu segera mengambil makanan yang berada di tangan plan.

"Bukan yang itu, tapi yang ini punyamu plan!". ujar mean dengan memperlihatkan bubur di depan plan, membuat pemuda manis itu berdecak kesal.

Karena selama dia sakit, dia tidak pernah makan bubur.
dan hari ini adalah hari sial baginya! karena sudah masuk rumah sakit, minum obat, dan juga makan bubur.

Astaga! baginya ini seperti neraka.

"APA? aku tidak mau!". tolak plan membuat mean harus menarik nafaspnya berkali-kali.

"Kalau kamu tidak mau, lalu kamu maunya apa hm?". tanya mean dengan nada yang sedikit meninggi.

"Aku ingin makan spageti ditangamu mean!".

"Tidak bisa plan, aku takut kamu kenapa-napa saat makan ini! jadi makan saja buburmu itu".

"Aku tidak mau! lidahku terlalu pahit untuk makan bubur! kemarin bubur, dan sekarang juga bubur, oh no! aku tidak bisa lagi!". tungkas plan dengan sedikit memaksa.

"Makan sekarang plan! aku tidak ingin berdebat denganmu!". ujar mean masih sabar.

"Pokoknya aku bilang tidak tetap tidak!".

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang