ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 14

1.2K 133 17
                                    

"Apa maksudmu mean?". tanya daniel membuat mean memperlihat kan senyum simpul nya.

"Bukan kah sudah aku katakan kalau dia adalah kekasih ku kak!". jawab mean santai.

Ayah dan ibu nya hanya mengangguk kan kepala mereka tanda 'mengerti!'.

Sedangkan saint sudah senyam-senyum sendiri membuat daniel tambah kesal akan keputusan adik nya yang bodoh ini.

Baru saja daniel akan berdiri dan pergi dari ruang makan, si kepala keluarga lebih dulu melarang nya dengan suara yang tegas.
membuat nya duduk kembali di tempat nya.

"Duduk daniel!". teriak tuan phiravich membuat daniel duduk dengan muka yang sudah sangat kusut.
"Jadi apa maksudmu dengan memperkenalkan saint kepada kami, mean? ayah tau kamu pasti ada alasan membawa kekasih mu kepada kami". lanjut tuan phiravich.

"Ah, baguslah kalau ayah bertanya! sebenar nya alasan ku membawa saint ke sini yaitu untuk meminta izin pada kalian bahwa aku dan dia akan menikah!". ujar mean menatap saint yang sedang menyembunyikan wajah nya karena malu.

"Uhhukk,, uhhukk". batuk nyonya phiravich saat mean dengan mantap nya bicara seperti itu.

Daniel yang mendengar penuturan sang adik seketika langsung berdiri dan pergi.

Mean tau kalau kakak nya daniel marah pada nya tapi ia tidak peduli.
hal terpenting yang harus ia lakukan adalah meyakinkan kedua orang tuanya.

'Temui aku setelah ini!'. daniel mengisyaratkan melalui bibir, dan mean tau itu karena ia sempat melihat pergerakan bibir kakak nya.

"Apa kamu yakin ingin menikah mean?". tanya ayah nya.

"Ya, aku sangat yakin yah!". jawab mean mantap.

"Sudah berapa lama hubungan kalian?". sekarang nyonya phiravich lah yang bertanya dengan mengantar kan satu suapan kedalam mulut nya.

"Sudah seminggu lebih tante!". jawab saint cepat dengan wajah senyum nya.

"Apa? hubungan kalian baru seumur jagung itu?". teriak nyonya phiravich yang hampir tersedak makanan nya membuat tuan phiravich dengan segera memberi air untuk nya di minum.

"I..iya tante!".

"Mean, bukan nya ayah tidak setuju hanya saja saran ayah kalian bertunangan saja dulu hingga kalian berdua sudah lulus baru kita buat acara pernikahan kalian!". ujar sang kepala keluarga.

"Ya, ibu juga setuju dengan saran ayah mu! lagipula ibu ingin bertemu dengan ayah dan ibu nak saint, bisa kan?". sambung ibu mean sambil senyum kearah saint.

Saint tampak berpikir dengan ucapan ibu mean, sehingga ia di kejutkan dengan tangan besar yang memegang tangan nya lembut.

"Apa yang sedang kamu pikirkan saint? ibu sedang bertanya padamu!".

"Aku hanya gugup me..mean, akan aku sampaikan pada ayah dan ibuku jika om dan tante ingin bertemu!". ujar saint dengan sedikit terbata-bata.

"Baiklah, acara makan malam kita selesai! mean kamu antar saint pulang, ini sudah larut nanti ayah dan ibu saint mencarinya. benar kan saint?".

"Ee..eehh? iya paman, takut nya ayah dan ibu sudah mencariku, karena ini sudah terlalu malam!". jawab saint tersenyum paksa karena ia tidak bisa bermalam di rumah kekasih nya mean.

"Kenapa harus pulang? kan saint bisa tidur di kamar tamu". ujar mean.

"Nggak baik jika ayah dan ibu nya tau kalau saint tidur di rumah kekasih nya, walaupun di rumah itu ada orang tua nya". ucap ibu mean bijak.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang