ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 10

1.3K 136 12
                                    

Mean Po'v.

"Ayo kita makan di luar saja!". kataku sambil menarik tangannya lembut.

"Makan di luar? kenapa tidak dirumah saja?". tanyanya membuatku menghentikan langkahku.

"Karena malam ini kita kencan!".

"Hah? kamu gila!".

"Gila?". tanyaku membuatnya sedikit menggaruk kepalanya.

"Ya, ka..kamu gila! mana mungkin kita kencan dengan pakaian ku seperti ini".

Oke sekarang aku akan tertawa karena perkataannya yang terlalu polos itu.
tapi aku tahan karena tidak ingin menghancurkan kencan malam ini.

"Memangnya kenapa kalau kamu memakai pakaian seperti itu?".

"Astaga mean, mereka pasti akan mengejek mu karena berjalan denganku!". ujarnya padaku dengan mata melotot membuatnya terlihat sangat imut.

Ku cubit pipinya lembut karena gemas.

"Aku tidak peduli!". jawabku santai lalu melangkahkan kakiku ke arah tempat mobilku berada.

Aku memang gila plan! tapi itu hanya berlaku pada dirimu saja. batinku.

Mean Po' v End.

.....

Mean dan plan pun tengah makan di restaurant milik nya.
hanya mereka berdua dan beberapa karyawan yang bekerja di restaurant nya, karena mean sudah berpesan pada karyawan-karyawan di restaurant nya untuk mengosongkan tempat itu.
karena ia tak ingin melihat plan merasa tak nyaman.

Namun usahanya terlihat sia-sia saat salah seorang karyawan di restaurant nya datang dan sialnya plan mengenal orang itu.
hingga mereka berbicara sangat akrab membuat mean menatap pria di depan plan dengan tatapan membunuh.

Entah kenapa perasaanya sakit saat melihat plan bicara berdua saja dengan orang lain tanpa menghiraukan kehadirannya.

"Kamu terlihat kurus plan! apa sakitmu belum hilang juga?". ucap karyawan bernama arfan sambil mengelus pipi plan lembut.

Plan yang tau perubahan ekspresi mean dengan segera menjauhkan wajahnya dari tangan milik temannya waktu smp itu.

"Ah, aku diet fan!". jawab plan sambil tersenyum paksa.

Mean yang sudah sangat kesal melihat interaksi keduanya dengan cepat berdiri dan berniat meninggalkan plan.
namun plan yang sudah tau gerak gerik mean dengan cepat pula ia menahan tangan mean.

"Tunggu! kamu mau kemana?".

"Itu bukan urusanmu!".

Plan terdiam, memang itu bukan urusannya tapi setidaknya mean jangan bicara seperti itu.

"Kamu kenapa sih? tiba-tiba marah nggak jelas!". ucap plan dengan suara agak di tinggikan, ia sudah lelah akan sikap mean yang kadang sifatnya bisa seperti iblis dan kadang seperti malaikat.

"Aku kenapa? tanyakan sama dirimu sendiri plan!".

"Hah? aku?". tanya plan bingung.

Sebenarnya ia sudah tau akan ciri-ciri orang yang cemburu, namun dia mengesampingkan hal itu sama mean. karena yang plan tau hubungannya dengan mean hanya berdasarkan tanda tangan di atas kertas.

Mean mendengus kesal saat plan belum juga menyadarinya.

Entah menyadari apa, yang penting baginya adalah plan tau kalau saat ini ia tidak suka saat melihat miliknya bisa sedekat itu sama orang lain.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang