ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 33

1K 120 26
                                    

Plan mengerjapkan matanya beberapa kali, kepalanya terasa pening akibat obat bius yang dokter-dokter itu berikan padanya.

"Tidurlah, aku akan menelfon dokter untuk memberitahu keadaanmu". ujhar mean dengan lembut membuat plan langsung memegang perutnya dan menatap sendu kearah mean.
"Tenanglah, anak kita masih ada di dalam perutmu!". lanjut mean membuat plan terkejut.

"Kamu....?".

"Aku tidak akan setega itu, untuk membunuh anak ku sendiri!".

"Bohong! aku tahu kamu sedang berbohong, me..mean! jangan membuatku berharap dengan adanya bayi kita disini". ucap plan sambil memegang perutnya dengan erat membuat mean segera memeluk tubuhnya.

"Aku tidak berbohong plan, anak kita masih ada di dalam perut kamu".

"Tapi__".

"Aku berubah pikiran, dia adalah anugerah yang tuhan berikan pada kita. jadi mana bisa aku bisa melenyapkan nya".

"Hikss, aku fikir kamu telah menghilangkan janinku di saat aku tertidur tadi". tangis plan membuat mean memeluknya semakin erat.

"Maaf karena telah membuatmu sedih plan! padahal aku sudah berjanji untuk tidak membuatmu menangis, tapi hari ini aku telah mengingkari ucapan ku sendiri!". ucap mean tak merasa jika air matanya juga jatuh di saat plan mengeratkan pegangan tangan nya di baju yang pakai.

"Kamu benar-benar membuatku takut setengah mati, mean".

"Aku tahu, dan karena itulah aku akan membuatmu bahagia sampai nanti". ujar mean membuat tangis plan semakin pecah.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku!". pinta plan dengan suara seraknya.

"Hei, seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu plan~". ujar mean dengan wajah yang sedih tapi masih bisa tersenyum.
"Jangan tinggalkan aku di saat aku sudah sangat mencintaimu". lanjut mean dengan suara bergetar membuat tubuh plan menegang.

Apa mean menangis?. batin plan bertanya-tanya saat ia merasa basah di pundaknya.

"Me..mean?".

"Biarkan begini dulu plan!".

"Baiklah". jawab plan sambil menepuk-nepuk punggung mean dengan lembut.

Walaupun air matanya terus saja terjatuh, tapi yang penting sekarang adalah ia harus berlaku kuat di saat sedang bersama dengan mean.

.

2 minggu Setelah kejadian di rumah sakit itu, plan di bawa pulang ke kediaman keluarga phiravich karena permintaan dari mean.

Ia takut jika plan akan melakukan hal itu lagi karena ulah nya.

Mereka juga sudah melangsungkan pernikahan yang tertutup karena mengingat kondisi plan yang belum stabil.

Jika kondisi plan sudah sembuh, maka mereka akan membuat pernikahan yang sangat mewah. hingga membuat seluruh dunia tahu dan akan mengenang bagaimana pernikahan kedua keluarga besar itu terjadi.

"Mean, aku ingin makan spageti".

"Tidak plan, kamu belum bisa makan-makanan yang akan menyebabkan bayi kita sakit dan membuat kondisimu semakin memburuk, jadi dengarkan aku kali ini oke? makan bubur nya sampai habis". bujuk mean membuat plan mempoutkan bibirnya.

Mean yang melihat itu langsung menarik bibir plan dengan pelan.

"Jangan menggodaku dengan membuat bibirmu seperti bibir bebek plan, kamu tahu kan? kalau aku orang nya itu susah untuk menahan hasratku".

"Aishh mean!".

"Bercanda sayang".

Mean bersyukur karena akhir-akhir ini, keadaan plan sudah bisa di kategori kan baik.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang