ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ 24

1.4K 154 18
                                    

Plan baru saja turun dari pesawat, pikirannya masih kacau sampai srkarang.

Bagaimana tidak? pria yang ia cintai sedang mengumumkan pada dunia bahwa ia telah mempunyai tunangan yang akan segara ia nikahi.

Senyum pahit itulah yang bisa pemuda manis itu lakukan saat ini.

'Tuhan ajari aku caranya merelakan tanpa harus membenci!'. gumam plan dalam hati.

Dilihatnya sekitar tempat bandara dan langsung menaiki mobil yang sudah menunggunya di tempat itu.

.

.

Mean Po'v.

Aku mendudukan diriku di atas kasur yang sering plan tidur.

Rasanya sakit saat mengetahui kepergiannya dari orang lain.

Bodoh? aku memang bodoh karena telah menyia-nyiakan nya.

Huhh, aku rasa aku mulai mencintaimu plan!.

Mean po'v end.

.

.

Mean sedang berdiri menatap jendela besar miliknya, sudah 2 hari sejak plan pergi meninggalkannya. sejak saat itu juga ia tidak pernah masuk ke sekolah ataupun kantor.

Hanya satu dalam pikirannya saat ini yaitu orang yang dengan lancangnya masuk kedalam hatinya dan memberi sebuah cinta yang belum pernah ia rasakan.

Tok..tok..tok..

Mean tidak mengindahkan suara ketukan pintu kamarnya, karena memang ia sedang tidak ingin bertemu dengan orang lain saat ini apalagi keluarganya.

Untuk bertatap muka saja ia tidak mau.

Ceklekk.....

"Mean?". panggil orang yang baru masuk membuat mean menolehkan kepalanya dan menatap tajam orang itu.

"Ada apa? bukankah sudah kubilang untuk tidak menggangguku dulu kak!".

"Perth bilang kamu telah menyuruh orang untuk mencari plan, apa itu benar?".

"Ya". jawab mean santai dengan suara yang sangat datar.

"Kenapa kamu lakukan itu? seharusnya kamu mengikuti apa yang  perth katakan padamu waktu lalu".

"Karena aku mencintainya maka akan aku lakukan apa yang menurutku benar!". ujar mean membuat daniel mendengus kesal.

"Oh, ayolah mean! belum tentu apa yang kamu pikirkan benar akan benar di mata orang lain!". kata daniel membuat mean terdiam.

"Aku tidak peduli, karena yang terpenting aku menemukan nya dengan cepat!". ucap mean tanpa ekpresi namun dapat daniel lihat ada secercah harapan di balik mata tajam adiknya itu.

"Tapi kamu akan membuatnya semakin membencimu mean, aku takut jika kamu memaksanya lagi dan membuat ia terluka".

Mean diam mendengar penuturan daniel, benar ia juga sebenarnya takut jika ia akan menyakiti plan lagi. tapi berdiam diri dan menunggu keajaiban itu bukanlah dirinya.

"Aku tidak akan menyakitinya lagi kak!". ucap mean sangat lirih membuat daniel diam seribu bahasa. karena baru kali ini ia melihat wajah sang adik yang berbeda dari biasanya.

Ekpresi yang mean tunjukan sangat berbeda saat ia bersama dengan plan.

Hanya tepukan ringan di bahulah yang dapat ia lakukan untuk menghibur sang adik.

Sorry Too Late Loving You | MEANPLAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang