Prolog

4K 141 39
                                    

Rizal adalah anak kelahiran Bandung, 16 Juli 2002, putra terakhir dari tiga bersaudara ini termasuk dari anak seorang Jenderal TNI AD , Sejak lahir ia tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Ayah. Keluh kesah nya tak pernah ia hiraukan ia tidak mau terlihat lemah oleh satu orang pun dan ia tidak mau di kasihani oleh siapapun.

#Pov Rizal

Tahun 2008-
"Zal bangun.. udah siang, mau sekolah kagak?" Ucap Dirga membangunkan tidurku. Dirga adalah kakak lelaki ku, aku dan kak Dirga hanya berbeda umur 2 tahun.

kak Dirga yang saat ini ia duduk di bangku kelas 2 SD dan Aku sekolah di TK Mekar Winata.

Pukul 5 pagi aku di bangunkan oleh Kak Dirga untuk sholat Subuh berjamaah bersama keluarga kecilku yang hanya ada Bunda, kak Ratih Kakak perempuan ku, kak Dirga kakak Lelaki ku dan seorang Ayah.

Biasanya ayah yang menjadi imam sholat subuh tapi saat ini entah ia kemana.

"Bunda, ayah kemana?" Tanya ku kepada bunda.

Tak lama kemudian Ayahpun datang dengan menggunakan baju dinasnya.

"Ayah abis dari mana?" Tanyaku kepada ayah tetapi tidak ada satu jawaban pun dari ayah hingga membuatku menunduk.

"Udah pulang Mas" Ucap Bunda sambil mencium tangan Ayah.

"Iya ini baru selesai Bun, mau sholat berjamaah ya? Ya udah yuk" Kata Ayah.

"Eh Dirga, tolong ambilkan Peci Ayah di lemari itu" Perintah Ayah kepada kak Dirga.

"Baik ayah" Jawab kak Dirga.

"Biar Rizal aja ayah yang ngambil" Pintaku.

"Gak usah, biar Dirga aja" Ucap Ayah.

Aku menunduk kembali.

☪️☪️☪️

"Ya Allah.. kenapa ayah selalu seperti itu kepada Rizal? Apa salah Rizal ya Allah? Apa Ayah tidak sayang Rizal? Sekali ... Aja Ya Allah.. Rizal pengen di peluk ayah..." Air mataku terus mengalir tak henti-hentinya di setiap doaku itu.

"Ya Allah kapan ayah bisa meluk Rizal dan merasakan kehangatan kasih sayang seorang ayah? Kenapa ayah lebih sayang sama kak Ratih dan kak Dirga? Apa Rizal bukan anak dari Ayah?" Lanjutku.

"Rizal.. sini" Ajak bunda membuat ku kaget.

"Iya bunda" Jawabku sambil menghampiri bunda

"Gimana sekolah nya Hem?.." tanya bunda sambil mengelus pundak ku, aku pun tersenyum senang karna masih ada Bunda yang selalu menemani ku.

"Baik bunda, Rizal punya teman banyak loh bunda" ucapku kegirangan.

"Hah serius? Wah bagus deh kalo gitu.. itu tandanya Rizal anak yang baik" kata Bunda.

"Hem.. Rizal sekolah yang rajin yah jadilah anak kebanggaan ayah sama bunda, Rizal juga jangan nakal yah.. kalo Rizal nakal nanti gak ada yang mau berteman sama Rizal.. makannya Rizal harus jadi anak yang.. baik" Ucap Bunda lalu ia memelukku.

⚛️⚛️⚛️

"Hari ini Ayah ada cuti, biar ayah yang nganterin kalian ke sekolah ya" Ucap Ayah sehingga membuat anak-anak nya kegirangan terkecuali aku. Aku hanya terdiam meratapi kedua kakak ku. Kenapa mereka bisa bahagia sedangkan aku tidak?

"Rizal.. kamu kenapa kok diem Hem?" Tanya bunda.

"Apa Rizal boleh ikut?" tanyaku sambil menatap Ayah dengan wajah berkaca-kaca.

Surat kecil untuk Ayah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang