Aku tak habis pikir kenapa aku selalu di berlakukan seperti ini oleh Ayah. Semuanya terasa tidak adil bagiku.
Aku menjatuhkan tubuhku di atas kasur sambil melihat ke langit-langit kamar.
Di pikiranku hanya ayah. Ayah yang saat ini aku inginkan.
Apa kurangku? Kenapa aku tidak pernah merasakan apa yang ke-dua kakakku rasakan? Kenapa aku selalu di anggap tidak penting?
krekkk....
Suara pintu kamar terbuka, sehingga membuat ku melihat ke arah sana. Dan ternyata itu adalah Kak Dirga.
"Zal.." panggil nya
"Hem" jawab ku memalingkan muka.
"Kamu marah ya sama kakak? Maafin kakak ya. Kakak gak tau kalo besok ayah sama bunda harus ke sekolah nya kamu. Kalo memang begitu, Gak papa kok. Biar ayah sama bunda ke sekolah kamu aja. Lagian ayah sama bunda juga belum pernah ke sekolahannya kamu" kata kak Dirga sehingga membuatku menatap ke arahnya tak percaya.
"Tapi ayah lebih mementingkan kakak dari pada Rizal, Rizal tau.. Rizal gak penting.. Rizal juga tau, ayah lebih sayang kakak dari pada Rizal. Rizal gak papa, Rizal udah biasa kak" Ucapku tersenyum.
"Zal, kakak tau hati kamu. Biar nanti kakak yang bilang ya sama ayah. Kamu jangan ngerasa kalo kakak yang paling penting. Kamu juga penting Zal" kata kak Dirga.
"Makasih kak" Ucapku lalu kak Dirga memelukku.
Kak Dirga yang slalu ngertiin aku. Dialah kakak yang paling dekat dan akrab dengan ku. Hem.. kak Ratih? Dia orangnya cuek. Dia juga tidak pernah perduli dengan ku. Kak Ratih itu anak kesayangan ayah. Anak yang paling di manja oleh Ayah. Sedangkan aku? Haha.. Deket aja enggak.
#Author Pov
"Ayah. Apakah ayah gak pernah kasihan sama Rizal? Coba ayah pikirkan. Rizal itu masih anak kecil. Dia masih butuh perhatian dari orang tua nya" Ucap Ratna, Ibunda Rizal.
"Biarin, ayah pengen dia jadi lelaki yang kuat yang suatu saat dia bakal jadi prajurit TNI yang akan melindungi negara ini" Jawab Ferdi, Ayah dari Rizal.
"Tapi ayah, kelakuan ayah udah kelewatan sama Rizal, bunda gak tega sama dia" kata Ratna sambil meneteskan air matanya di hadapan suaminya.
Saat ini mereka sedang berada di dalam kamar. Ratna berusaha berbicara dengan suaminya agar Rizal tidak di perlakukan seperti itu lagi. Karna pada kenyataannya Rizal tidak pantas di perlakukan seperti itu. Dia Hanya lah anak kecil yang masih menginginkan perhatian dari orang tua nya.
"Sudahlah, kamu gak tau apa-apa tentang ini. Ayah percaya suatu saat dia bakal tumbuh dewasa menjadi lelaki yang sigap, Ayah ngelakuin hal ini karena ayah percaya bahwa dia bisa melaluinya" Ucap Ferdi kepada istrinya.
"Tapi ayah, sikap seperti inilah yang membuat Rizal bertanya-tanya, bahwa kamu tidak menyayanginya!" Kata Ratna.
"Justru dengan hal ini lah! Aku menunjukan rasa sayangku terhadap Rizal Ratna! Sudahlah! Kamu tidak tau apa-apa tentang ini, sebaiknya kamu tidur!" Ucap Ferdi sedikit kesal.
Ratna tidak menjawab apa-apa. Lalu ia keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Rizal. Ia tersenyum saat melihat putranya sudah tertidur dengan pulas. Lalu Ratna menghampiri nya dan mencium putra kesayangannya.
"Selama malam nak, mimpi indah. Bunda sayang Rizal" Ucap Ratna sambil memeluk Rizal tanpa ia sadari ia pun tertidur pulas bersama Putranya.
⚜️⚜️⚜️⚜️
Hari telah berganti, tepat pada pukul 5 pagi seperti biasanya mereka sholat subuh berjamaah. Kecuali Rizal.
"Bunda, Rizal kemana?" Tanya Dirga.
"Bunda juga gak tau, gak biasanya dia bangun siang. Coba kamu lihat ke kamarnya" Ujar Bunda.
"Baik bunda" Jawab Dirga lalu ia segera menuju kamar Rizal untuk mengecek keadaan Rizal.
krekkk.....
Suara pintu kamar.
Allahu Akbar
Sami Allahu Liman hamidah
Allahu Akbar
Dirga tersenyum saat melihat Rizal yang sedang sholat, ia kagum melihat adiknya yang tidak manja itu. Tetapi terkadang ia juga merasa malu pada adiknya. Karna adiknya lebih tegar di bandingkan dirinya.
"Oh.. lagi sholat.. syukur kalo gitu" ucap Dirga lalu ia kembali menutup pintu kamar Rizal dan kembali ke mushola.
"Rizal mana?" Tanya Bunda.
"Rizal lagi sholat Bun" jawab Dirga.
kenapa dia gak sholat berjamaah ya?- batin Ratna.
#Rizal Pov
Seperti biasanya setelah sholat subuh aku segera mandi dan langsung memakai baju seragam. Aku berusaha melakukan hal ini dengan sendiri tanpa bantuan dari siapapun.
Setelah itu aku langsung menuju ke ruang tengah untuk berpamitan dengan semuanya.
Untuk hari ini aku tidak mau banyak bicara. Aku berusaha untuk tidak membuat orang lain susah.
Saat aku berjalan ke ruang tengah, bunda tiba-tiba menghampiri ku.
"Selamat pagi Rizal.. " Ucap Bunda
"Pagi juga bunda" Jawabku
"Kamu mau berangkat sekarang Hem? " Tanya bunda sambil jongkok di hadapanku.
"Iya bunda" Jawabku.
"Mau di antar sama siapa? Tunggu ayah yah" Kata Bunda.
"Gak usah bunda, Rizal mau berangkat sendiri. Assalamualaikum bunda" Ucapku singkat lalu mencium tangan bunda dan pergi meninggalkan tempat itu.
Aku pergi ke sekolah dengan menaiki angkutan umum. Awalnya aku ragu tetapi aku ingat dengan apa yang di lakukan nenek ketika mengantarkanku dengan angkutan umum. Biasanya nenek selalu menunggu di tempat ini. Lalu melambaikan tangannya ketika angkutan umum itu tiba. Dan saat inipun aku mencoba menirunya.
Aku yakin dengan tindakanku ini. Tenyata benar saja, Aku tinggal mengatakan kepada pak supir "Pak TK Mekar Winata" dan pak Supir pun menjawab "oke" sambil ia tersenyum dan ia pun terkadang memutar lagu yang entah itu apa artinya tetapi aku selalu ikut menikmati nya.
⚛️⚛️⚛️⚛️
Tak terasa akhirnya aku pun sampai di depan pintu gerbang sekolahku.
Sebelum aku turun dari angkutan itu aku pun membayar ongkos angkutan itu, setelah itu aku langsung menuju ke kelas ku.
"Anak-anak... Apakah kalian sudah menyiapkan perlengkapan untuk menggambar?" Ucap Bu Diani.
"Sudah Bu" jawab kami.
"Orang tua siapa yang berhalangan hadir.. coba angkat tangannya.. biar ibu tau" Tanya Bu Diani sehingga membuat ku bingung.
Ayah sama bunda pasti Dateng!- Ucap batinku.
"Rizal, orang tuamu mau datang gak?" Tanya Bu Diani.
"Em.. Dateng kok Bu!" Jawabku agak sedikit ragu.
"Baiklah kalo begitu,karna di mulai nya masih lama, kita isi waktunya dengan persiapan ya anak-anak sambil kita tunggu orang tua kalian" Kata Bu Diani.
Karna Bu Diani menyuruh untuk mempersiapkan semuanya akhirnya aku pun segera mempersiapkan perlengkapan yang akan di gunakan di saat aku akan menggambar nanti. Aku menyiapkan penggaris, pensil, penghapus, pensil warna, crayon, spidol warna dan kertas kosong.
Ayah.. Bunda..
Akan aku buktikan kepada kalian
Bahwa aku bisa membuat kalian bangga dengan apa yang telah aku usahakan..
.
.
.
Masih mau lanjut?😂
Jangan lupa Vote sama Comment ya!🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat kecil untuk Ayah [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang seorang anak yang menginginkan kasih sayang dari seorang Ayah sejak ia lahir. Fahrizal Bayu Permana, seorang lelaki yang berusaha bangkit dari kisah kelamnya. Ia berusaha untuk menjadi yang lebih baik untuk bisa membuktikan kepa...