Tanggung jawab

621 37 1
                                    

Kini keluarga Ferdi sedang berkumpul di ruang tengah, Ratih yang saat ini sedang berbincang bersama Ferdi lalu di sampingnya Ratna yang sedang bergurau dengan Reza dan Dirga yang tengah asik memainkan game pada sebuah ponselnya.

Lalu Rizal?

Lain dengan Rizal yang saat ini sedang menatap langit-langit kamarnya memikirkan sesuatu hal yang telah di alamaninya.

"Gua gak nyangka.. ternyata balapan itu seru juga Haha" gumam Rizal sambil tertawa lalu pandangannya beralih pada gambar yang ia pajang di dinding yang ternyata dia adalah seseorang pembalap yang ia idolakan "gua pengen kaya dia" lanjutnya.

Tak lama suara notifikasi ponselnya pun berbunyi menampilkan nama Rizki di layar ponselnya tanpa banyak berfikir Rizal pun langsung menggeser tombol hijaunya lalu terdengarlah suara Rizki.

"Zal... Katanya Rio sama temen-temen sekolahnya mau nyerang sekolah kita nanti besok.. katanya sih sehabis pulang sekolah" Ucap Rizki di seberang.

"Kenapa? Kita ada masalah sama sekolah mereka Apa?" Tanya Rizal tidak percaya.

"Ini masalah Ikhsan yang ngehamilin adik Rio, Rio gak terima kalau adiknya hamil gara-gara Ikhsan.. waktu itu Rio nyamperin Ikhsan terus ikhsan gak mengakui perbuatannya.. Rio tau kalau Ikhsan juga anak buah lu makannya Rio mau nyerang sekolah kita" Jelas Rizki sehingga membuat Rizal mengangkat sebelah alisnya.

Rio adalah teman kecil Rizal yang selalu membuat onar dan selalu membuly Rizal semasa TK dulu hingga saat inipun Rio masih selalu mengganggu Rizal dan mencari kegaduhan belum lagi Rio juga sangat menyukai Fina sejak dulu, begitu pun dengan Ikhsan ia adalah teman Rizal yang sangat keras kepala dan biang onar di sekolah nya. Entah mengapa Rizal mempunyai teman sepertinya yang tentunya Rizal tidak pernah memilih-milih teman. Siapa saja bisa berteman dengan Rizal.

"Gak Usah nyerang, udah biar Ikhsan yang tanggung jawab atas perbuatannya dia gak bisa seenaknya kaya gitu"

"Lu tau kan Zal.. ikhsan orangnya keras kepala" Tutur Rizki.

"Biar gua yang ngomong, sekarang suruh Ikhsan buat ngehadep gua, gua tunggu sekarang di tempat biasa" kata Rizal lalu ia mematikan panggilannya secara sepihak dan segeralah ia bergegas keluar kamarnya dengan menggunakan hoodle abu-abu dan celana jens hitam.

Saat ia melewati ruang tengah ia mendapatkan tatapan dari semua orang termasuk Ferdi.

"Kamu mau kemana?" Tanya Ratna.

"Palingan mau cari keributan lagi di luar Bun.." Ucap Ratih sambil tersenyum miring.

"Hus.. kamu gak boleh bilang kaya gitu ke adik kamu sendiri" Ujar Ratna.

"Oh iya ya.. anak kesayangan bunda sih jadi di bela terus" Ucap Ratih Sehingga membuat Rizal geram. Namun, ia memilih untuk menahan amarahnya dan tanpa pamit ia langsung pergi meninggalkan tempat itu.

"Anak kamu itu bun emang gak punya sopan santun" ketus Ferdi kepada Ratna.

"Anakku anakmu juga kali" jawab Ratna sambil terkekeh lalu Ferdi pun tersenyum.

🎆🎆🎆🎆🎆

Semuanya sudah berkumpul di tempat biasa dimana tempat Rizal dan teman-teman nya berkumpul.

Rizal berjalan menuju teman-teman nya dengan langkahnya yang tegap seketika pandangannya beralih kepada seseorang yang berbaju hitam.

"Lu ikut gua sekarang" Ucap Rizal kepada Ikhsan. Iya itu Ikhsan yang kini sedang menggunakan baju hitam lalu Ikhsan pun mengikuti langkah nya Rizal.

Sampai pada akhirnya perbincangan pun di mulai di antara mereka berdua.

"Apa yang lu lakuin sama adiknya Rio?" Tanya Rizal kepada Ikhsan. Namun Ikhsan hanya terdiam sehingga mengundang amarahnya Rizal.

"Jawab!" Bentak Rizal.

"Gua gak lakuin apa-apa" jawabnya.

"Bohong!" Kata Rizal lalu ia menghampiri Ikhsan.

"Gua gak butuh temen yang bajingan kaya lu" bisik Rizal.

"Iya iya gua ngaku! Tapi gua gak mau!" Ucap Ikhsan lalu ia pergi namun sebuah pukulan pun mendarat di bagian wajahnya Ikhsan.

Bugh!

Rizal memukul wajah Ikhsan sampai ia terjatuh.

"Bangun lu!" Ucap Rizal.

"Pukul aja! Kalo perlu lu habisin gua di sini!" Ujar Ikhsan.

"Lu apa-apa sih ngerusak cewe! Lu kan udah tau gua gak suka sama cowo yang kaya gitu! Tapi kenapa lu kaya gini! Lu gila apa!" Kata Rizal.

"Lu harus tanggung jawab sekarang!" Lanjut Rizal.

"Kalo nggak gua habisin lu" bisik Rizal lalu ia meninggalkan Ikhsan yang masih terjatuh di sana.

Surat kecil untuk Ayah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang