Rindu Nenek

626 33 0
                                    

"udah lah Fin, lu jangan nangis terus" Ucap Indah mencoba untuk menenangkan Fina yang saat ini sedang menangis di kamarnya.

"Sebegitu bencinya Reza sama gue? Hikss..hikss.. gue cuman mau jenguk Rizal doang kok sekalian gue pengen minta maaf sama dia hiks..hiks" Ucap Fina sambil menyusut ingusnya dengan tisu dan di lemparkannya sembarang.

"Ih lu jorok banget sih Fin" Pekik Indah sambil menjauhkan dirinya dari Fina.

"Gue kangen banget sama Rizal hiks..hiks"

"Lagian salah lu sendiri sih ngapain lu sama Fahrizal.. sebenarnya sih gue juga gak setuju lu sama Fahrizal... Gak ada angin gak ada ujan gimana ceritanya sih" Ucap Indah yang saat ini sedang menghabiskan cemilan milik Fina.

"Lu gak tau cerita gue yang sebenarnya ndah"

"Iya apa? Lagian lu kalo ada apa-apa suka cerita sama gue"

"Gue punya utang sama Fahrizal yang gak bisa gue bayar.. sebagai bayarannya dia mau gue jadi pacarnya terus gue harus putusin Rizal.."

"Terus lu mau aja gitu?" tanya Indah sambil mendekati Fina dan menunggu jawaban dari Fina selanjutnya.

"Iya buktinya kaya gini.. lagian gue juga terpaksa.. dan.. gue nyesel" Ucap Fina dengan penuh penyesalannya.

"Utang apa? Kenapa lu gak bilang aja sama gue? Mungkin gue juga bisa bantu lu Fin" Ucap Indah.

"Yakin lu bisa bantu?" Tanya Fina sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Emang utangnya berapa?"

"50 juta!" Jawab Fina yang membuat Indah tersentak kaget sampai ia menyemburkan minuman jus nya  tepat di wajah Fina.

Fina yang mendapati semburan di wajahnya pun langsung teriak sekeras-kerasnya dan bersiap untuk mengeluarkan omelannya.

"Indah.....!!!!!!!!!!" Teriak Fina, namun setelah Fina membuka matanya Indah sudah tidak ada di depannya.

🎆🎆🎆

Jari jemari Rizal mulai bergerak dan ia pun mulai membuka matanya perlahan. Keyla yang melihat reaksi Rizal pun segera membangunkan Reza yang sedang tertidur di sampingnya.

"Za.. bangun.. " Ucap Keyla membangunkan Reza.

"Apa?" Jawab Reza dengan suara khas bangun tidur nya.

"Rizal sadar" Ucap Keyla sehingga membuat Reza bergegas untuk melihat Rizal yang ternyata Rizal benar-benar sudah siuman.

"Alhamdulillah, aku panggil dulu dokter" Ucap Reza lalu ia segera pergi untuk mencari dokter.

"Gua dimana?" Tanya Rizal dengan suara yang masih lemas dan Rizal mencoba untuk bangun dari tidurnya namun sayangnya saat ia bergegas untuk bangkit ia malah merasakan sakit pada punggungnya hingga ia meringis kesakitan.

"Aw" ringis Rizal sambil memegangi punggung nya itu.

"Tuh kan sakit.. udah lu tiduran aja" Ucap Keyla sebari memegangi lengan Rizal.

"Lu di rumah sakit Zal" jawab Keyla yang belum sempat ia jawab pertanyaan dari Rizal tadi lalu ia berusaha membantu Rizal untuk menyenderkan tubuhnya pada penyangga tempat tidur.

Tak sengaja Rizal menarik tangan Keyla hingga Keyla saat ini berada dalam dekapan Rizal dan terjadi lah saling tatap menatap di antara mereka karna saat ini jarak mereka begitu sangat dekat.

Tak lama kemudian Reza pun datang  di ikuti seorang dokter di belakang nya. Melihat Reza sudah berada di depannya Rizal pun langsung memutuskan kontak matanya dengan Keyla dan melepaskan Keyla, begitupun dengan Keyla ia segera menjauh dari Rizal.

Reza hanya tersenyum melihat adegan tadi, lagi-lagi ia harus melihat Rizal dengan Keyla seperti itu.

Pantaskah ia cemburu?

Kini dokter sedang memeriksa Rizal dan tak lama kemudian Reza pun mulai bersuara. setelah dokter itu selesai mengecek keadaan nya Rizal.

"Gimana dok keadaan nya?" Tanya Reza kepada dokter itu.

"Keadaannya sekarang sudah mulai membaik, kita tunggu perkembangannya jika memang sudah benar-benar pulih baru bisa pulang.. saya akan kembali lagi ke sini dengan membawa kan obat agar luka di punggung nya cepat sembuh" Ucap Dokter tersebut lalu ia pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Ada yang sakit gak Zal?" Tanya Reza kepada Rizal.

"Punggung gua sakit banget" jawab Rizal sambil meringis.

"Mungkin itu karna luka tusukkan itu, lu jangan dulu banyak gerak Zal" Ucap Reza.

"Gua gak sadar berapa hari?"

"Tiga hari Zal lu gak sadarkan diri" jawab Reza.

"Tiga hari?" Tanya Rizal meyakinkan.

"Ayah sama bunda kemana?" Lanjutnya.

"Ayah sama bunda gak ke sini, selama lu di rumah sakit gak ada satu pun keluarga kita yang ke sini" jawab Reza dengan berat hati. Jujur saja Reza tidak tega jika harus mengatakan yang sebenarnya.

"Oh" Pekik Rizal lalu ia tersenyum dengan kesakitannya.

Tuhan.. kenapa gua gak mati aja? Gua hidup juga gak akan ada yang perduli - batin Rizal.

Dalam hatinya ia ingin menangis namun Rizal sadar ia bukanlah lelaki yang cengeng seperti apa yang dulu neneknya katakan.

Kamu jangan nangis! Lelaki itu gak boleh nangis!

Tiba-tiba suara neneknya pun terngiang di telinganya. Saat ini Rizal benar-benar sangat merindukan neneknya.

Rizal pengen ikut nenek - batin Rizal.

Ayo lanjut!😂
Jangan lupa Vote sama Comment ya!🙏

Surat kecil untuk Ayah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang