Aku pun berjalan tepat di belakang Reza. Tak lama kemudian kami pun sampai di depan rumah Reza yang cukup sederhana.
"Ini rumah aku Zal, walaupun rumah aku kecil Tapi aku bersyukur karna rumah inilah satu-satunya peninggalan ayah" ucapnya sambil memperlihatkan rumah nya.
"Emang ayah kamu kemana?" tanyaku hingga membuat Reza terdiam.
"Em.. ayah aku.. ayah aku udah gak ada. Mamah bilang, ayah meninggal sewaktu aku kecil umur 3 tahun" Jelasnya sambil tersenyum menutupi kesedihannya.
"Reza ingat gak muka ayah?" Tanyaku dan Reza pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Berarti Reza gak tau muka ayah nya dong?" tanyaku dan Reza pun hanya menunduk menahan air mata.
Kasian Reza.. Dia udah di tinggalin sama ayah nya dari kecil.. Hem.. aku yang masih punya ayah.. tapi aku ngerasa ayah gak ada.. - batinku.
"Maafin Rizal ya Reza, gara-gara Rizal nanya kaya gitu.. Reza jadi sedih" Ucapku.
"Gak papa kok Zal, malah aku seneng punya temen kaya kamu. Jadi aku bisa cerita sama kamu" katanya.
"Yuk masuk, di dalam ada mamah sama nenek" lanjutnya lalu ia menggandeng ku untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Zal, itu mamah aku. Yuk kita kesana" Ucap Reza sambil menunjukkan ke seorang perempuan yang lebih muda dari bunda.
"Mamah.. kenalin ini Rizal temen baru Reza" katanya sambil memperkenalkan ku kepada mamahnya.
"Rizal Tante" aku memperkenalkan diriku kepada mamahnya Reza sambil mencium tangannya.
"Oh Rizal, kenalin saya mamahnya Reza" Ucapnya memperkenalkan dirinya.
"Mamah.. boleh gak Rizal sementara tinggal di sini dulu? Kasian mah.. Rizal kabur dari rumah nya" Ucap Reza kepada Mamahnya.
"Loh kabur? Kenapa memangnya?" Tanya mamahnya Reza.
"Hehe gak papa Tante. Maaf Tante kalo Rizal ngerepotin Tante buat tinggal di sini. Tapi besok juga Rizal pergi kok dari sini" Ucapku.
"Oh ya udah gak papa, gak ngerepotin kok. Dengan adanya kamu di sini, Reza kan jadi ada temennya" katanya sambil tersenyum padaku.
"Tapi ingat, Rizal gak boleh terus-terusan.. kasian orang tua Rizal pasti sekarang lagi nyariin Rizal" lanjutnya.
Bunda.. bunda pasti nyariin Rizal.. tapi ah sudahlah kan masih ada Kak Dirga Sama kak Ratih- batinku.
⚛️⚛️⚛️⚛️
#Author Pov
"Lang.. kok Rizal hari ini gak sekolah ya?" Tanya Fina kepada Gilang. Mereka adalah teman dekat Rizal di sekolahnya.
"Iya juga ya, kemana ya dia" Jawab Gilang yang ikut kebingungan.
"Kaya nya Rizal itu udah di keluarin deh sama sekolah haha.. kasian dia" Kata Rio yang entah sejak kapan ia berada di sini.
"Maksudnya?" Tanya Fina.
"Kemarin, aku sama mamah abis dari rumahnya Rizal. Mamah bilang ke orang tuanya Rizal kalo anaknya itu abis mukuli aku sampai aku babak belur. Haha pasti Rizal habis di marahin sama orang tuanya dan aku lebih senang nya lagi pasti Rizal juga di keluarin dari sekolah ini hahaha" jawabnya tertawa jahat.
"Kok kamu jahat banget sih sama Rizal? Apa salah Rizal?" Tanya Fina dengan kesal.
"Aku benci sama dia, semua guru-guru suka sama dia. Aku gak suka itu!" Jawab Rio dengan laga jahatnya.
"Kok gitu sih kamu! Rizal pukuli kamu juga karna itu ulah kamu sendiri yang ngejek orang tuanya Rizal seenaknya kaya gitu! Seharusnya kamu malu udah buat Rizal kaya gini!!!!" kata Fina dengan nada kerasnya.
"Oh jadi gitu ya? Rio! Ikut ibu ke kantor!!!" Ucap Bu Diani yang entah dari kapan dia juga berada di sini.
"Gak Bu Fina bohong bu!" Ucapnya mengelak.
"Ayo ikut!" Pinta Bu Diani sambil menarik tangan Rio, dan akhirnya Pun Rio di bawa ke kantor oleh Bu Diani untuk di mintai keterangan sekaligus Bu Diani juga menelpon orang tuanya Rio dan Orang tuanya Rizal untuk segera ke sekolah.
"Haha rasain tuh Rio! Emang enak!" Ucap Gilang sambil tersenyum miring.
⚜️⚜️⚜️⚜️
Saat ini Ratna masih menangis di kamarnya sambil mengusap lukisan Rizal dan tak lama kemudian Ferdi pun datang menghampiri Ratna.
"Sudah.. nanti Rizal juga pasti bakal pulang. Ayah janji bakal nyari Rizal sampai ketemu" Ucap Ferdi kepada Istrinya. Lalu Ratna pun memberikan lukisan itu kepada Ferdi.
"Ini lukisan yang di gambar sama Rizal sewaktu dia lomba menggambar dan aku bangga, dia berhasil mendapatkan juara pertama. Dan asal ayah tau.. Lukisan yang di gambar Rizal itu adalah kamu!" Kata Ratna sambil memperlihatkan lukisan itu kepada Ferdi.
"Kamu tau maksud dari lukisan itu?! Rizal membutuhkan kamu mas!!! Bisa gak sih kamu sedikit aja sedikit... Buat ngasih dia perhatian!!! Gak cuek kaya gini!! Kamu memperlakukan Rizal dengan berbeda di bandingkan dengan kedua kakaknya!!! Gara-gara kamu juga Rizal pergi dari rumah ini!!! Aku gak akan maafin kamu mas!!!" Lanjutnya dengan suara kerasnya. Baru kali ini Ratna semarah itu kepada suaminya.
"Cukup!!! Kamu gak tau apa-apa soal ini!!! Sudah aku bilang berapa kali!! Aku memperlakukan Rizal seperti itu karna aku yakin Rizal lah yang akan menggantikan aku nanti!!! Itu alasan aku memberikan perhatian yang berbeda di bandingkan kedua kakaknya itu, karna Rizal lah yang paling berani menentang aku di rumah ini. Jadi aku yakin suatu saat dia pantas menggantikan aku nanti!!" Jawab Ferdi dengan suara yang keras pula melebihi suara istrinya itu tadi.
Saat ini Ratna tidak bisa berbicara apa-apa, ia hanya bisa menangis dan menangis. Melihat kondisi Ratna yang seperti itu Ferdi pun tidak tinggal diam, ia segera merangkul istrinya dan memeluk istrinya sambil meminta maaf.
"Maafin aku ya.. jika aku terlalu keras, ini semua aku lakukan demi kebaikan anak kita" kata Ferdi lalu ia mencium kening istrinya itu.
Kring....kring...
Tak lama kemudian terdengar suara telpon rumah lalu Ferdi pun segara melepaskan pelukannya itu dan pergi untuk mengangkat telpon itu.
"Hallo.."
"Assalamualaikum pak.. selamat Siang" Ucap Bu Diani, yang ternyata itu adalah telpon dari Bu Diani.
"Waalaikum salam.. maaf ini dengan siapa?"
"Maaf pak mengganggu waktunya sebentar. Saya Diani. Guru TK Rizal. Apakah ini dengan orang tua Rizal?"
"Iya, saya ayah nya. Ada apa ya Bu?"
"Agar lebih jelasnya lagi, jika bapak ada waktu, saya harap bapak bisa ke sekolah nya Rizal sekarang juga, karna akan ada yang di bicarakan mengenai Rizal"
"Rizal kenapa? Apa dia bersikap tidak baik?"
"Tidak begitu pak. Agar lebih jelasnya lagi saya harap bapak bisa kesini sekarang"
"Baiklah, saya kesana sekarang"
"Alhamdulillah, baik pak. Saya tunggu. Wassalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam" ucap Ferdi lalu ia menutup telepon nya.
Ratna yang dari tadi mendengarkan pembicaraan itu pun bingung dengan adanya telpon dari Bu Diani. Seperti nya ada hal penting yang harus di sampaikan. Tanpa banyak bicara Ferdi pun segara keluar dari kamarnya dan menuju mobilnya lalu di ikuti Istrinya dari belakang.
Jangan lupa Vote sama Comment ya!🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat kecil untuk Ayah [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang seorang anak yang menginginkan kasih sayang dari seorang Ayah sejak ia lahir. Fahrizal Bayu Permana, seorang lelaki yang berusaha bangkit dari kisah kelamnya. Ia berusaha untuk menjadi yang lebih baik untuk bisa membuktikan kepa...