Tahun 2016.
#RizalPov
Waktu terus berjalan begitu sangat cepat, semua rasa pahit dan manis sudah aku lalui di masa kecilku.
Beberapa bulan yang lalu nenek ku meninggal sehingga membuat ku terasa semakin kesepian. Karna selama ini nenek lah yang selalu menjadi penyemangat ku.
Dan beberapa tahun yang lalu, kini Reza tinggal di rumahku. Sejak ia duduk di bangku SD kelas 3 ia di tinggalkan oleh ibunya, dia hanya mengetahui bahwa ibunya pergi bekerja di Jakarta, tetapi selama berapa bulan ibunya tidak kembali lagi dan mendapatkan kabar bahwa ibunya sudah menikah lagi dan mempunyai satu anak lelaki di sana. semenjak kejadian itu Reza menjadi seorang anak yang pendiam, belum lagi saat ia duduk di bangku kelas 6 Sd ia di tinggalkan oleh neneknya. Sejak neneknya meninggal aku mengajaknya untuk tinggal di rumahku. Dan keluarga di rumahku pun setuju dengan kehadiran Reza di sini.
Reza sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri, begitu pula dengan ayah dan bunda, mereka menganggap Reza sebagai anaknya sendiri.
Aku malu dengan Reza, ia memiliki masalah yang begitu berat dalam masa kecilnya. Sejak kecil ia sudah di tinggalkan oleh ayahnya lalu ibunya dan sekarang neneknya. Aku malu dengan dia, walau dalam keadaan seperti itu ia masih bisa tersenyum dan bisa menyembunyikan kesedihannya. Sedangkan aku? Aku yang selalu mengeluh karna hanya dengan ingin di manja oleh Ayah.
Ayah ku saat ini semakin keras dalam menghadapi ku. Waktu itu aku sempat dekat dengan ayah tetapi entah kenapa ayah kembali lagi seperti dulu.
⚜️⚜️⚜️⚜️
Pukul 6.30 Aku melaju cepat dengan sebuah motor kesayangan ku dan di susul oleh Reza di belakang ku.
Aku berjalan secara bersamaan dengan Reza menelusuri kolidor kelas, dengan menggunakan baju seragam putih abu. Saat ini aku dan Reza duduk di kelas 11 SMAN 1 Garuda.
"Hai Zal" Ucap seorang perempuan di depanku sambil melambaikan tangan.
"Zal, cewe lu tuh" Kata Reza "samperin gih" lanjutnya. Dan aku pun mengangguk lalu menghampiri perempuan itu.
Aku saat ini berpacaran dengan Fina teman semasa kecilku, hubungan ku dan dia sudah cukup lama dan sudah melibatkan orang tua.
Aku begitu sangat menyayanginya karna selama ini hanya dia yang selalu menemani ku sejak kecil.
Aku dan Fina Satu kelas dan bangku kita pun hanya di lewati beberapa bangku saja.
Aku sering Belajar bersamaan dengan dia, semua kegiatan pun aku selalu bersamanya sehingga membuat ku tidak ingin kehilangan nya.
"Kamu kenapa?" Tanyaku kepada Fina yang dari tadi hanya menundukkan kepalanya.
"Gak papa kok" Jawab nya singkat.
"Kamu sakit?" Tanyaku lagi.
"Nggak kok" jawabnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Terus?"
"Kalo kita pisah gimana?" Tanya Fina kepada ku sehingga membuat ku bingung. Apa maksud dari perkataan itu?
"Kok kamu nanya nya kaya gitu?"
"Eumm.. aku cuman takut kamu pergi hehe" Jawabnya sambil cengengesan.
"Ada apa? Bilang aja"
"Gak papa kok. Aku cuman gak mau kamu pergi udah itu aja kok, ya udah yuk ke kelas" Katanya, lalu ia menggandeng tanganku untuk pergi menuju kelas.
Perkataan itulah yang saat ini aku pikirkan. Apa maksud dari semua itu? Apa dia sudah menemukan yang baru yang lebih dari aku? Sungguh perkataan itu sangat mengganggu dalam benak pikiranku.
⚛️⚛️⚛️⚛️
#Author Pov
"Mau sampai kapan kita kaya gini?" Tanya lelaki itu kepada Perempuan di depannya.
"Iya sabar.. semua butuh proses!" Jawab perempuan itu.
"Sabar... Sabar..sabar..!!! Itu yang kamu katakan dari dulu! Mau sampai kapan aku sabar? Hah..!!!" Bentak lelaki itu.
"Pokoknya malam ini aku harus balapan dengan dia!" lanjutnya.
"Balapan? Kok kamu gitu sih? Dia gak pernah main balapan liar kaya gitu!" Kata Perempuan itu.
"Kenapa?kamu takut dia kalah? Haha.. katanya Kamu sayang sama aku, tapi kamu kaya gini. Buat milih aku dan dia aja kamu gak bisa" Ucap lelaki itu.
Bagaimana aku ngasih tau Rizal? Aku takut dia kenapa-kenapa- Ucap batin Fina.
Iya! Itu adalah Fina yang saat ini sedang berbincang dengan Fahrizal teman sekolahnya. Entah ada hubungan apa Mereka sehingga membuat mereka berdebat di belakang sekolah.
"Kasih tau dia, malam ini aku tunggu di tempat biasa aku nongkrong" Ucap Fahrizal.
Kring.... Kring....
Bel pun berbunyi pertanda waktu istirahat sudah habis kini waktunya semua siswa memasuki kelasnya masing-masing.
"Udah bel tuh.. ke kelas yuk.." Ucap Fahrizal kepada Fina dan ia pun mengangguk.
Saat Fina memasuki kelas ia langsung mendapat kan tatapan dari Rizal yang sedang duduk di bangku bersama teman-temannya.
"Habis dari mana?" Tanya Rizal kepada Fina dengan tatapannya yang tajam.
"Emm.. aku.. aku habis dari kantin.. hehe iya dari kantin" Ucap Fina gugup sehingga membuat Rizal curiga dengan kekasihnya itu, namun ia tidak menghiraukan semua itu. Ia malah tersenyum kepada Fina dan mengusap rambutnya.
Gimana caranya ya aku bilang soal ini ke Rizal? Aku takut dia ngjauh- Ucap Batin Fina.
Tak lama kemudian Pak Budi guru Fisika pun datang.
Saat pak Budi sedang menerangkan sebuah materi . Tiba-tiba Nico yang duduk di sebelah Rizal memanggilnya dengan suara pelannya.
"Zal.." panggil nya lalu Rizal pun menengok ke arahnya.
Nico pun memperlihatkan layar handphonenya kepada Rizal. Yang ternyata itu adalah pesan chat dari Fahrizal.
Fahrizal:
Pulang sekolah ajak temen lu yang namanya Rizal, gua tunggu di belakang sekolah.Rizal mengangkat sebelah alisnya heran, karna selama ini ia tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Bahkan dengan Fahrizal pun ia tidak pernah dekat sama sekali. Lalu untuk apa saat ini Fahrizal ingin menemuinya?
Ceritanya makin ngaco anjir😂
Jangan lupa Vote Ya teman-teman😂
Coment juga buat kritikan dan sarannya🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat kecil untuk Ayah [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang seorang anak yang menginginkan kasih sayang dari seorang Ayah sejak ia lahir. Fahrizal Bayu Permana, seorang lelaki yang berusaha bangkit dari kisah kelamnya. Ia berusaha untuk menjadi yang lebih baik untuk bisa membuktikan kepa...