Rio

583 29 6
                                    

"kenapa bawa aku ke sini?" Tanya Keyla setelah mereka berada di palkiran Rumah sakit.

"Rizal sakit" Ucap Reza sebari melepas helmnya.

"Sakit apa?" Tanyanya lagi.

"ada keributan di sekolah, salah satu dari sekolah lain ada yang bawa pisau, dia berniat mau nyelakain aku, saat dia mau nyerang aku..Rizal malah nolongin aku dan pada akhirnya Rizal yang kena tusukannya" ujar Reza sebari berjalan menuju ruang Rizal dan di ikuti oleh Keyla. Keyla syok saat mendengar penjelasan dari Reza sehingga ia menghentikan langkahnya dan membulat kan matanya.

"Terus sekarang keadaannya gimana?" Tanyanya lagi sehingga Reza melirik ke arahnya. Namun, Reza malah tetap melanjutkan langkahnya dan membiarkan Keyla terbengong di sana.

"Ih Reza tungguin!" Ucap Keyla sambil mengajar Reza.

Saat ini mereka sudah berada di dalam ruangan di mana Rizal yang saat ini masih belum sadarkan diri.

"Udah tiga hari ini Rizal belum sadarkan diri" Ucap Reza sehingga membuat Keyla menampilkan raut sedihnya.

Tiba-tiba Keyla teringat di saat Rizal berlari ke arahnya lalu menggenggam tangannya dan berkata pada seseorang di sana bahwa dirinya saat ini harus menjadi pacarnya.

"Mulai sekarang lu jadi pacar gua!"

🎆🎆🎆🎆

"Rencana apa lagi yang mau lu lakuin?" Ucap Ikhsan yang saat ini sedang berhadapan dengan Rio.

"Gua masih belum terima atas sikap brengsek lu kepada adik gua! Tapi jujur aja gua gak sudih punya adik kaya lu" kata Rio sambil mendekati Ikhsan.

"Gua mau lu mati di tangan gua!" Lanjutnya dengan cepat ia mengeluarkan sebuah pistol dan ia arahkan tepat pada jantung Iksan.

Dorr!!

Ikhsan langsung ambruk pada lantai dengan berlumuran darah pada dadanya. Kejadian itu membuat teman-teman Rio syok dan salah satu dari teman Rio menghampiri Ikhsan untuk mengecek nadi dan pernafasan Iksan dan ternyata Ikhsan sudah benar-benar meninggal denyut nadinya sudah tidak terasa lagi dan nafasnya pun sudah tidak ada.

"Lu gila apa? Lu udah bikin dia meninggal ditempat!" Kata teman Rio yang mulai muak dengan sikap Rio yang sudah berlebihan ini.

"Lu mau mati juga?" Tanya Rio sambil mendekati temannya itu.

"Di dalam pistol ini masih ada empat peluru dan masih ada kesempatan lagi buat gua bunuh lu juga" lanjutnya.

Mendengar perkataan itu teman Rio hanya bisa bungkam dan mencoba menjauh dari Rio.

"Kalo Ikhsan mati terus adik lu gimana?" Tanya teman Rio di samping nya.

"Gua mau bunuh anaknya juga" Ucap Rio sambil tersenyum miring sontak teman-teman Rio pun kaget setelah mendengar jawaban dari Rio.





Masih kuat baca?😂
.
.
.
.
Jangan lupa Vote sama Comment ya!

Surat kecil untuk Ayah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang