Tawuran

628 38 3
                                    

Fina tak sadarkan diri sehingga ia terjatuh dan Untung saja Rizal segera menangkap nya dan langsung membawanya ke ruang UKS.

Rizal terlihat sangat panik dan sangat khawatir dengan keadaan Fina saat ini namun apa boleh buat ia benar-benar tidak bisa untuk menemani nya untuk saat ini. Lagi pula ia sudah bukan siapa-siapa nya lagi dan Rizal harus tetap terlihat tidak perduli dengan Fina. Demi apapun Rizal masih sangat menyayangi Fina.

Setelah berada di ruang UKS Rizal langsung membaringkan Fina di atas tempat tidur dan segeralah ia memanggil PMR untuk menangani Fina.

Cukup lama Rizal memandang Fina sehingga ia sempat mencium kening Fina.

Gua khawatir banget sama lu Fin.. - batinnya.

Prang...

Suara pecahan kaca pun terdengar lagi sehingga membuat semuanya panik, dan segeralah Rizal berlari meninggalkan ruang UKS.

Saat ia sudah berada di halaman sekolah ia mendapati Rio dan segerombolan teman-teman nya dengan membawa kayu, batu dan sebagainya.

"Kalian udah siap?" Tanya Rizal kepada teman-teman di sampingnya lalu mereka pun mengangguk sambil membawa senjatanya masing-masing yang tak kalah dengan pasukannya Rio. Terkecuali...

Gilang..

"Lu apa-apa an sih lang!" Omel Nico  kepada Gilang sehingga ia mendapati tatapan tajam dari teman-teman nya.

"Apa?" Tanya balik Gilang so polos.

"Lu mau nyerang apa mau bersih-bersih? Masa lu bawa sapu lidi sih" Omel Nico lagi.

"Au tuh aneh banget tuh bocah"

"Malu-malu in aja lu"

Omel teman-teman nya, namun Gilang masih tetap saja memegang sapu lidi di tangannya.

"Lagian kayu yang di belakang udah abis ya udah dari pada gua gak pegang apa-apa mending gua bawa ini aja" Ujar Gilang sehingga membuat semuanya menggeleng kan kepalanya pelan.

Lain dengan Rizal, ia hanya memutar bola matanya malas ia tidak mau waktunya terbuang sia-sia cuman gara-gara mengurusi temennya yang satu itu.

"Haha dasar bego amat sih pasukan lu Zal haa" itu suara Rio yang saat ini sedang berhadapan dengan Rizal.

"Lu ngapain ke sini? Gak perlu cari keributan kaya gini, kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik" Ucap Rizal.

"Lu bilang baik-baik? Lu liat tuh adik gua!!! Adik gua satu-satunya.. dan dimana tuh bocah ingusan itu si Ikhsan? Mana dia!" Kata Rio hanya sayangnya hari ini Ikhsan tidak sekolah.

"Terus apa kaitannya dengan keributan ini? Lu selesaikan masalah lu sama Ikhsan bukan cari keributan kaya gini"

"Kaitannya itu sama lu juga! Gua gak suka liat lu sama Fina" ucapnya.

"Gua udah putus sama dia"

"Hanya seorang bajingan yang ngakunya putus hahaha" Ucap Rio sehingga membuat Rizal geram dan mengepalkan tangannya.

"Serang!!!" Teriak Rizal Sehingga pertarungan pun di mulai. Semuanya saling berkelahi  dan saling memukul menggunakan balok kayu terkecuali dengan Gilang yang menggunakan Sapu Lidi saktinya.

Keadaan sudah tidak memungkinkan pertarungan itu pun menjadi pusat perhatian semua siswa, ada yang memotret untuk mengabadikan momen itu dan ada juga yang mengambil Vidio. Sementara guru-guru mereka panik dan segera memanggil polisi untuk menangani kasus ini.

Bugh!!

Rizal memukul Rio di bagian sudut Bibirnya.

Bugh!!

Rizal memukul Rio bagian belakang telinganya.

Bugh!!

Rizal memukul perut bagian Rio sehingga membuat Rio terjatuh.

Bugh!!

Pandangannya pun beralih kepada Reza yang sedang berkelahi dengan salah satu temannya Rio. Namun, di belakang nya ada salah satu temannya yang membawa  senjata tajam berupa pisau, berniat untuk mencelakai Reza, kemudian langsung saja Rizal berlari dan berusaha untuk menyelamatkan Reza.

Jlebbb...

"Aa.." ringis Rizal setelah ia mendapati pisau yang menancap di punggungnya.

"Rizal!!!!" Teriak semuanya lalu segeralah mereka menghampiri Rizal yang sudah lemas dan berlumuran dengan darah.

"Cabut..cabut!!" Ucap Rio sambil berlari bersama teman-teman nya.





Masih mau lanjut gak?😂
Maaf ya kalau ceritanya makin ngaco😂
Jangan lupa Vote sama Comment!😊

Surat kecil untuk Ayah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang