Ayah Bunda

1K 68 2
                                    

Saat ini aku sedang berada di samping ayah yang sedang mengemudi mobilnya dengan cepat, kini aku dan ayah akan menuju ke suatu rumah sakit dimana Bunda yang sedang terbaring sakit di sana.

Sepanjang perjalan aku dan ayah hanya saling diam, tidak ada percakapan sama sekali. Hal ini sudah aku anggap biasa dalam menghadapi suasana seperti ini.

Tak lama kemudian aku dan ayah pun sampai di rumah sakit itu, setelah di palkirkannya mobil ayah, Aku pun keluar dari dalam mobil dan di susul oleh Ayah.

Aku berjalan melewati koridor rumah sakit itu dengan di gandengnya tangan aku oleh Ayah. Aku tersenyum bahagia saat itu, baru kali ini aku di gandeng oleh Ayah. Aku harap semua ini bukan terjadi hanya di hari ini saja, tapi akan ada esok, lusa dan selamanya.

Aku melirik ke atas menatap wajah ayah yang lebih tinggi dari ku, sehingga membuat ku tersenyum senang dan ayah pun melihat dan menatapku lalu ia pun tersenyum.


Ayah...
Kau adalah pelita dalam hidupku..
Kau yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga mu..
Jerit payahmu akan selalu ku ukir dalam jiwaku..
Ayah..
Tanpamu aku tidak mungkin bisa melewati semuanya dengan Sempurna..
Ayah..
Tetaplah menjadi pahlawan ku..

-Rizal

                 ⚛️⚛️⚛️⚛️

Aku dan ayah memasuki suatu ruangan yang di dalamnya terdapat seorang perempuan paruh baya yang sedang duduk dan seorang perempuan yang sedang terbaring di ranjang dengan infusan yang menempel pada punggung tangannya.

"Nenek..!" Panggil ku kepada Perempuan paruh baya itu dan ternyata dia adalah nenek. Mendengar namanya di panggil sang nenek pun menengok ke arah ku dan memeluk ku dengan erat.

"Cucu nenek.. kamu dari mana saja?" Tanya nenek sambil mencium pipiku.

Belum saja aku menjawab pertanyaan dari nenek, aku melihat seorang perempuan yang sedang terbaring lemah di tempat tidur itu dengan terpasang infusan. Aku pun mendekat kepadanya.

"Bunda.. hiks..Hiks.." Ucapku kepada Perempuan itu dan ternyata dia adalah Bunda. Tak terasa akhirnya air mataku pun jatuh tak hentinya membasahi pipiku.

"Bunda.." Ucapku lagi sambil membangunkan Bunda. Lalu bunda pun membuka matanya sedikit demi sedikit.

"Nak.. kamu udah pulang?" Ucap Bunda lalu ia memelukku.

"Bunda kangen nak" Lanjutnya.

"Bunda.. maafin Rizal.. gara-gara Rizal.  Bunda jadi kaya gini hiks..  Hiks.." kata ku sambil menangis memeluk Bunda.

"Anak bunda kuat, anak bunda gak boleh nangis" Ucap Bunda lalu ia menghapus air mataku .

"Udah ya jangan nangis, bunda gak papa kok" Lanjutnya.

Dan saat itu pun aku berpelukan dengan bunda dan di susul nya Ayah yang ikut memelukku sekaligus memeluk bunda.

Tuhan..
Apakah ini yang dimana kan orang tua?
Begitu hangatnya pelukan mereka.  .
Jujur aku tidak ingin melepaskan ini semua ..

                                       #Rizal

TBC!
.
.
.
.
Jangan lupa Vote sama Comment ya!🙏

Surat kecil untuk Ayah [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang