Aku merasakan bahwa kepergianku ini adalah suatu kebahagiaan bagiku.
Tak mengapa jika aku harus mati.
Kini beban ayah mungkin tak seberat dulu saat aku ada.
Aku bahagia.
Aku tenang di sini melihat ayah selalu tersenyum tanpa aku.
Aku pergi karna takdir.
Takdir yang tak ku sangka akan secepat ini.
Impianku tercapai saat detik terakhir ku bernafas.
Terimakasih ayah.
Ucap Rizal, saat ia sedang melihat ke adaan rumahnya yang begitu sangat damai. Tak seperti dulu yang sering ada keributan, ia merasa bahwa kericuhan dan segala hal yang buruk berasal pada dirinya.
Ini semua salahku.
Aku memang nakal.
Aku pantas di berlakukan seperti itu oleh ayah.
Aku bersyukur memiliki ayah seperti dia.
Hahaha...
Selamat Tinggal Ayah
Ucapnya sebari tersenyum. Lalu ia menemukan sesuatu hal yang begitu sangat terang. Ia berjalan ke arah terang itu.
Mungkin ini sudah saatnya Rizal untuk bahagia. Walaupun dalam dunia yang berbeda.
Terimakasih Rizal, sudah berbagi cerita semua tentang kehidupan mu.
Semoga cerita ini dapat menjadikan gambaran untuk kalian yang membaca cerita ini.
Bagi kalian yang masih mempunyai orang tua, sayangi mereka, jangan sia-siakan mereka.
Karna baik buruknya orang tua itu tetap menjadi orang tua kalian.
Jadilah seperti Rizal, yang tetap sabar dalam keadaan apapun.
Ia rela berkorban demi sang ayah walaupun selama hidupnya ia di perlakukan tak adil oleh Ayahnya.
Selamat Jalan ...
Fahrizal Bayu Permana
Lanjut cerita...
"Reano the Bad boy"🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat kecil untuk Ayah [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang seorang anak yang menginginkan kasih sayang dari seorang Ayah sejak ia lahir. Fahrizal Bayu Permana, seorang lelaki yang berusaha bangkit dari kisah kelamnya. Ia berusaha untuk menjadi yang lebih baik untuk bisa membuktikan kepa...