21 | Poros Dunia

117 22 5
                                    

Seoul, Agustus 2019

Siang itu, matahari bersinar dengan teriknya menyinari seluruh jalanan Seoul yang sangat padat. Seongwoo bersama Chaeyeon dan Sewoon baru saja sampai di Seoul setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit dari kota Incheon.

Bukan tanpa alasan mereka kembali ke Seoul setelah memutuskan untuk menetap di Incheon selama beberapa tahun. Mereka memiliki alasan, terutama Seongwoo. Ia ingin sekali bertemu dengan Jian kembali dan meminta maaf kepadanya.

"Bukankah Seoul banyak berubah." Ujar Sewoon.

"Udaranya semakin panas dan banyak debu halus disini." Sahut Chaeyeon.

"Mungkin, beberapa tahun lagi Seoul akan dipenuhi gas beracun seperti di film Exit, dan kita harus melarikan diri seperti Yoona dan Jo Jung Suk." Ujar Sewoon.

Seongwoo dan Chaeyeon tertawa.

"Kalau begitu kita harus belajar panjat tebing untuk melarikan diri ke gedung teratas." Chaeyeon terkekeh.

Seongwoo hanya mendengarkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun dan fokus untuk menyetir. Sesekali ia tersenyum dan tertawa kecil karena ucapan duo Jung itu.

"Yah, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Sewoon pada Seongwoo.

"Apa lagi? Aku akan mengantar kalian pulang lalu aku akan mengurus urusanku disini." Jawab Seongwoo.

Setelah selesai mengatakan kalimat itu, mobil yang dikendarai oleh Seongwoo berhenti tepat di depan rumah milik Chaeyeon di Hannam-dong.

"Sudah sampai Jung Chaeyeon." Serunya.

Chaeyeon dan Sewoon langsung turun dari mobil milik Seongwoo. Setelah turun, Chaeyeon menghampiri Seongwoo yang duduk di kursi kemudi.

"Yah, apa kau tidak akan mampir? Eomma-ku pasti merindukanmu." Ujar Chaeyeon.

Seongwoo tersenyum. "Lain kali. Sampaikan salamku pada orangtua kalian berdua." Ujar Seongwoo.

"Baiklah. Hati-hati di jalan, Ong Seongwoo. Sampai jumpa di pernikahanku." Kata Sewoon.

Seongwoo hanya tersenyum. Kemudian ia menyalakan mobilnya dan mulai menancap gas.

Dibalik kemudi, matanya justru menatap sebuah rumah besar yang kini kosong. Itu adalah rumah tempat Jian menghabiskan masa remajanya saat itu. Rumah yang tampak berbeda itu, kini sudah kosong ditinggalkan pemiliknya sejak lama.

"Jian-a, sejak aku pergi, aku mulai menempatkan seseorang sebagai poros duniaku juga. Itu adalah kau, Jianku sayang." Lirihnya.

Tanpa disangka air mata Seongwoo lolos begitu saja. Waktu benar-benar cepat berlalu. Kenangan indah dan menyedihkan semasa SMAnya terus terbayang-bayang, meskipun ia mencoba melupakannya.

🌟🌟🌟

Jian terdiam mematung di depan layar komputer yang kini menyala. Ia sudah menghentikan aktivitas mengetiknya sejak beberapa jam lalu dan hanya diam memandangi komputer.

Tatapannya kosong, namun pikirannya begitu berkecamuk. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan, sampai membuatnya muak dan sakit kepala.

"Yah, apa kau terus akan seperti itu?"

Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya dan membawanya kembali ke dunia nyata setelah lamunan yang panjang. Jian langsung berbalik dan mendapati seorang gadis yang seusia dengannya tersenyum dengan dua cup ice coffee di tangannya.

"Yah, apa kau sendirian kesini? Bukankah kau harus melakukan pemotretan, Kwon Eunbi?" Tanya Jian.

Eunbi, gadis itu tersenyum. Kemudian ia duduk disamping Jian dan memberikan ice coffee kepada Jian.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang