26 | Something in Between

104 21 18
                                    

Seoul, September 2011

Pagi ini begitu berbeda. Sudah satu minggu terhitung sejak akhir Agustus, Jian tidak masuk sekolah tanpa ada kabar. Semua teman-teman sekelasnya, termasuk sunshine begitu khawatir. Namun, Jian benar-benar tidak ada kabar. Chaeyeon sekalipun tidak mengetahui keberadaannya. Hanya Jonghyun dan Sejeong yang mengetahui bagaimana keadaan Jian sekarang.

"Yah, apakah kita ke rumah Jian saja? Sudah hampir satu minggu Jian tidak masuk. Aku benar-benar khawatir." Ujar Eunbi.

Setelah kalimat Eunbi selesai, sekarang semua mata tertuju pada Chaeyeon yang rumahnya berada tepat di sebelah rumah Jian.

"Rumahnya kosong." Kata Chaeyeon.

"Kau serius?" Tanya Seongwoo sedikit terkejut. Laki-laki itu kemudian mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia begitu merindukan Jian, tapi gadis itu benar-benar menghilang sejak terakhir mereka bertemu hari itu.

"Kemana lagi aku harus menanyakannya? Jian bahkan tak menjawab telepon dariku." Lirih Seongwoo.

"Bukankah dia tidak pernah memakai ponselnya?" Tanya Nayoung.

Chaeyeon dan Eunbi langsung mengangguk setuju. "Dia hanya menggunakannya saat benar-benar memerlukannya." Kata Chaeyeon.

"Jinyoung! Kau punya nomor Jinyoung?" Tanya Seongwoo pada Chaeyeon.

Chaeyeon menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sedekat itu dengan adiknya. Aku hanya dekat dengan Wonyoung, tapi bocah SD itu tidak memakai ponsel." Ujar Chaeyeon.

"Seongwoo-ya, coba tanyakan pada Hyesun Ssaem." Kata Sewoon.

Seongwoo mendesah pelan. "Sudah kulakukan. Tapi Nun- ah maksudku Hyesun Ssaem hanya menyuruhku untuk tidak mengkhawatirkannya. Aku malah semakin mengkhawatirkannya." Ujarnya pelan.

Mereka semua terdiam dan saling menatap satu sama lain. Jonghyun dan Sejeong terlihat lebih gugup dari biasanya dan tak banyak bicara. Mereka berdua hanya mengabaikan percakapan ini.

"Yah, bukankah terakhir kali Jian pergi bersama Sejeong, Jonghyun, dan Daniel?" Tanya Nayoung tiba-tiba.

Sejeong dan Jonghyun lagi-lagi terdiam, sedangkan Daniel tidak berada bersama mereka pagi itu.

"Kau benar, terakhir kali kalian pergi bersama ke Myeongdong setelah mendaftar akademi." Kata Chaeyeon.

"Myeongdong? Kalian pergi kesana?" Tanya Seongwoo terkejut.

Sejeong dan Jonghyun mengangguk. Terlihat sangat jelas kegugupan di wajah mereka berdua. Mereka berdua sudah berjanji pada diri mereka masing-masing untuk tidak mengatakan apapun tentang apa yang terjadi pada Jian dan Daniel sore itu.

"Apa yang terjadi dengan Jian? Apakah dia berperilaku aneh?" Tanya Jaehwan.

"Tidak." Kata Sejeong datar, "lagipula kita berpisah saat itu. Jian punya urusan lain." Katanya kemudian.

"Benar. Kita tidak tahu apa yang terjadi padanya, karena Jian terlihat baik-baik saja." Sambung Jonghyun.

"Kalian tidak berbohong, kan?" Tanya Seongwoo kemudian.

Sejeong dan Jonghyun terdiam dan kegugupan mulai menguasai mereka.

"Kalian berbohong?" Tanya Eunbi untuk meyakinkan.

Mereka berdua masih diam dan saling menatap satu sama lain. Entah kenapa, mereka merasakan bahwa Sejeong dan Jonghyun mungkin saja berbohong. Terlihat sangat jelas mereka berdua gugup dan tidak fokus pada arah pembicaraan.

"Yah, coba katakan apa yang sebenarnya terjadi pada Jian hari itu." Seongwoo masih penasaran.

Tapi Sejeong dan Jonghyun masih bungkam. Mereka benar-benar tak ingin mengatakan apa yang terjadi pada Jian karena ulah Daniel. Terkadang tidak tahu apa-apa lebih baik.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang