24 | Someone From The Past

99 19 47
                                    

Seoul, Agustus 2011

Liburan musim panas akhirnya sudah berakhir bersamaan dengan berakhirnya bulan Agustus.

Jian begitu bersemangat pagi itu. Hari ini, ia tidak akan terlambat karena diantar oleh Appa-nya yang memiliki urusan di dekat sekolahnya. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, tak ada percakapan diantara keduanya. Jian hanya sibuk menatap ponsel jadul miliknya, membaca setiap pesan yang masuk dari Ong Seongwoo, kekasihnya. Sedangkan Appa-nya hanya bisa memperhatikannya dalam diam.

"Pulang sekolah apa kau bisa meluangkan waktu untuk makan malam?" Tanya Jungnam.

"Sepertinya tidak bisa. Aku harus mendaftar ke akademi untuk semester ini." Jawab Jian datar.

"Biar Appa yang mengurusnya." Kata Jungnam.

"Gwaenchana. Lagipula aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendirian." Ujar Jian.

Jungnam akhirnya terdiam. Jian benar-benar sulit untuk membuka diri kepada Appa-nya. Dia benar-benar membangun tembok besar dalam dirinya untuk menjaga jarak dari laki-laki yang selama ini membesarkannya.

"Bagaimana sekolahmu? Apa ada yang merisakmu lagi?" Tanya Jungnam.

"Tidak. Semuanya baik-baik saja." Jawab Jian.

Jungnam terdiam lagi. "Ji-"

"Appa, aku turun disini." Kata Jian tiba-tiba sebelum Jungnam menyelesaikan kalimatnya.

Jungnam langsung menghentikan mobilnya beberapa meter sebelum gerbang sekolah. Ia menatap Jian yang terlihat bersemangat karena seseorang yang tak sengaja ia lihat. Jungnam menatap anak laki-laki yang berada di jangkauan mata putrinya dan terlihat kesal tanpa alasan.

"Appa, aku pergi." Kata Jian.

Jungnam tersenyum simpul. "Jangan cari masalah." Katanya.

Jian hanya mengabaikannya dan langsung menutup pintu mobilnya. Kemudian gadis bersurai hitam itu berlari-lari kecil menghampiri seseorang yang sedang berjalan sendirian.

"Yah!" Jian tiba-tiba menepuk pundaknya dan mengejutkannya.

Ong Seongwoo yang sedang sibuk menatap ponselnya langsung terkejut dan berbalik. Laki-laki itu tersenyum melihat siapa yang datang menghampirinya.

"Kau mengagetkanku." Ujarnya.

Jian hanya tersenyum.

"Tumben sekali kau tidak terlambat, Jianku?" Tanya Seongwoo.

"Aku diantar Appa-ku." Jawabnya. Kemudian Jian berbalik dan menatap mobil berwarna silver milik Appa-nya masih belum beranjak. Bae Jungnam diam-diam memperhatikan Jian dari dalam mobilnya.

"Kajja, Seongwoo-ya." Ajak Jian.

Seongwoo tersenyum. "Apa kau mau bergandengan tangan?" Tanyanya sembari mengulurkan tangannya.

Jian yang ragu menatap kearah mobil milik Bae Jungnam. Kemudian gadis itu menatap Seongwoo dan tersenyum.

"Baiklah." Katanya sembari membalas uluran tangan itu.

🌟🌟🌟

Jian dan Seongwoo berjalan menuju kelasnya sambil berpegangan tangan. Mereka sudah tidak mempedulikan orang-orang yang membicarakannya sepanjang jalan. Jian juga sudah terbiasa dengan ocehan mereka setiap harinya dan sudah tidak malu-malu untuk menunjukkan status mereka di depan teman-temannya.

"Yah!"

Jian dan Seongwoo menghentikan langkahnya saat seseorang berteriak tepat di belakangnya. Mereka berdua langsung berbalik. Ternyata Chungha dan Jaehwan.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang