17 | Her Happiness

128 21 13
                                    

Incheon, Agustus 2019

"Kubilang aku bertemu dengan Jian, Bae Jian." Kata Jonghyun tegas.

Seongwoo seketika terdiam mendengar perkataan Jonghyun. Bukan hanya dia, tapi yang lain juga bersikap sama dengan Seongwoo. Mereka, terutama Seongwoo sangat merindukan gadis itu. Kerinduan itu terlihat jelas dari sorot matanya yang tak bisa berbohong.

"Jonghyun-a, kau serius bertemu dengannya?" Tanya Chaeyeon.

Jonghyun langsung mengangguk. "Dua bulan yang lalu aku bertemu dengannya di Seoul." Jawab Jonghyun.

"Dua bulan yang lalu? Kenapa kau baru mengatakannya sekarang, Jonghyun-a? Kau tahu selama ini kita mencarinya dan merindukannya." Sejeong terlihat kesal dan hampir marah.

"Bagaimana aku bisa mengatakannya, jika kalian semua sibuk dengan urusan kalian masing-masing?" Tanya Jonghyun dengan nada sedikit tinggi.

"Tetap saja. Jika kau mengatakannya, mungkin kita akan meluangkan waktu untuk bertemu dengannya dan menyelesaikan kesalahpahaman diantara kita. Lagipula, bagaimanapun dia tetap Sunshine." Tukas Chaeyeon.

Jonghyun menyeringai. "Sunshine sudah lama hilang dari hidupnya. Jangan berharap kalian bisa kembali bersamanya seperti dulu." Tukas Jonghyun.

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu, Kim Jonghyun?" Tanya Seongwoo dengan ketus.

Lagi-lagi Jonghyun menyeringai, "Bukan aku yang mengatakannya, tapi Jian sendiri yang mengatakan itu." Tukas Jonghyun.

"Benarkah? Apa Jian mengatakan hal itu?" Tanya Nayoung dengan nada kecewa.

"Jian sudah membenci kita, setelah apa yang kita lakukan padanya saat itu. Menghilang dari hidupnya memang pantas untuk kita. Kita tak pernah mempercayainya." Ujar Jaehwan.

"Saat itu kita tak pernah mempercayai Jian dan juga Eunbi yang sekarang pergi." Lirih Chungha.

Semua orang langsung terdiam, beberapa diantara mereka bahkan menitikkan air mata mengingat kembali apa yang terjadi pada Jian dan juga Eunbi, yang memutuskan untuk pergi dan berpisah dari sunshine.

"Semuanya salahku." Lirih Seongwoo.

Jonghyun yang kepalang kesal kemudian menatap Seongwoo sinis dengan penuh amarah. Sedangkan yang ditatap hanya menatap kosong, pikirannya jauh melambung entah kemana, namun perasaannya masih sama. Sakit dan merasa bersalah pada orang-orang yang telah pergi.

Seongwoo mendesah pelan dan terlihat frustasi. "Kepergian mereka karena kesalahanku dan Daniel." Ujar Seongwoo lirih.

"Yah! Apa maksudmu? Bukankah kita juga turut andil di dalamnya?" Tanya Chaeyeon.

"Benar kata Chaeyeon." Sejeong mengangguk setuju. "Kita membiarkan Jian kesepian saat itu karena tidak mempercayainya. Hanya Eunbi yang mempercayainya sampai akhir." Tutur Sejeong.

"Terlepas dari siapa yang salah, kita tetap harus meminta maaf kepadanya. Bagaimanapun, dia tetap menjadi sahabat kita. Begitupun Eunbi dan juga Daniel." Lanjutnya.

Tiba-tiba air mata Seongwoo jatuh begitu saja. Rasa bersalah itu terus menghantuinya, meskipun hari-hari berlalu begitu cepat. Sudah tujuh tahun, perasaan itu tidak pernah hilang.

"Tetap saja...." Lirih Seongwoo. "Semua berawal dariku dan Daniel yang ingin membalaskan dendamnya pada Jian. Semua kesalahan berawal dariku yang terlalu mempercayai Daniel dan membuat Jian terluka, sampai akhirnya kalian juga tak mempercayainya." Ujar Seongwoo.

Hening. Semua orang terdiam kembali. Mereka benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena yang mereka lakukan pada saat itu hanya tak mempercayai Jian dan juga Eunbi, sahabat mereka. Ternyata, ada masalah serius dibalik kepergian Jian, Eunbi, dan juga Daniel yang tak mereka ketahui.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang