39 | Autumn Night

72 20 11
                                    

Aku beharap aku bisa tertidur selama musim gugur.
Aku terlalu membencinya, sampai aku tak ingin berjalan diantara daun-daun yang berguguran diantara dinginnya malam.

-Bae Jian-











Jian menangis terisak sepanjang perjalanan ke Busan bahkan sesaat setelah gadis itu sampai di Busan. Jian terus menangis, sampai membuat wajah dan matanya memerah dan terlihat bengkak.

Gadis itu masih belum menerima bagaimana tadi Seongwoo memutuskan hubungan diantara mereka berdua setelah apa yang mereka lalui bersama. Namun, disisi lain Jian bersyukur karena akhirnya ia dijauhkan dari pria yang tak bersungguh-sungguh kepadanya meskipun hatinya terasa sakit. Karena bagaimanapun, hanya Seongwoo yang bisa membuatnya jatuh dan mencinta.

"Apakah ini rasanya patah hati? Benar-benar menyesakanku." Lirih Jian.

Gadis Bae itu kemudian berjalan dengan langkah lambat. Sudah satu jam sejak ia turun dari kereta, namun ia tak tahu arah tujuannya kemana. Ia hanya berkeliling di sekitar Pantai Heundae. Dari titik satu ke titik lainnya, sampai akhirnya langkahnya terhenti di sebuah rumah megah berwarna putih yang tak jauh dari pantai tersebut.

Jian menatap rumah itu dan merasa bingung. "Kenapa lampu rumahnya menyala?" Gumam Jian pelan.

Rumah yang sedang ditatapnya adalah rumah milik keluarga Jian di Busan. Rumah itu sudah lama kosong sejak kepindahannya ke Seoul dua tahun lalu dan hanya ditempati jika Ayahnya memiliki urusan di Busan.

Jian kemudian menghampiri rumah itu. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti saat seseorang membukakan gerbang rumahnya dan menampakkan seorang gadis dewasa yang tak asing untuk Jian.

"Eonni?"

"Jian?"

Mereka berdua, Jian dan Irene nampak terkejut melihat kehadiran satu sama lain.

"Eonni, kenapa kau ada dirumahku?" Tanya Jian bingung.

Irene terlihat bingung dengan pertanyaan Jian dan lebih memilih untuk menghindari kontak mata dengannya. Ini rumahku juga, Bae Jian. Batin Irene.

"Eonni, jawab pertanyaanku!" Ketus Jian.

Irene tersenyum. "Rumahmu? Apa kau tidak salah rumah? Rumah ini milikku. Alu baru membelinya beberapa bulan yang lalu." Ujar Irene.

Jian mengernyitkan dahinya, terlihat bingung. "Apakah Appa menjualnya?" Gumamnya lirih.

"Yah!" Irene langsung mengejutkan Jian. "Sepertinya kita memiliki takdir yang sama, Jianku." Irene menyeringai.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang