01 | Dunia Jian

676 59 66
                                    

Air berjatuhan seperti sebutir berlian yang turun dari atas langit. Menghantam tanah dan dedaunan dengan rintiknya yang deras. Mengalir beriringan di setiap sudut jalan yang dilalui oleh gadis berambut panjang itu. Seluruh tubuhnya basah kuyup. Benar-benar tak terselamatkan.

Gadis itu kemudian berlari menuju pelataran sebuah toko yang tidak jauh darinya. Berniat untuk berteduh, sebelum akhirnya ia kembali ke kantornya untuk bekerja.

Kepalanya menengadah ke langit, menatap hujan, dan diam-diam berharap hujan akan segera reda.

Jian. Gadis itu kemudian duduk disebuah kursi panjang berwarna putih di dekatnya. Memandang sebuah buku berwarna merah yang sejak tadi didekapnya agar tidak terkena imbas hujan yang turun.

Jian tersenyum simpul saat memandanginya. "Dunia Jian sudah banyak berubah." Gumamnya lirih.

Kemudian dia berusaha untuk membuka buku yang ia beri nama 'Dunia Jian' itu. Sebuah buku yang menyimpan beragam cerita tentang masa-masa remajanya yang sudag berlalu.

Mata Jian terasa panas dan hanya terpaku pada halaman pertama. Tulisan itu ia tuliskan sekitar 7 tahun yang lalu, di suatu hari di tahun 2011. Sesaat kemudian, gadis itu menangis, bersamaan dengan hujan yang masih turun menyapa bumi.

"Waktu cepat berlalu diantara kita." Gumamnya lirih.

"Dimana kamu?" Tanyanya kepada hujan.

Diantara rintik hujan yang turun, gadis itu diam-diam berharap untuk dipertemukan kembali dengan seseorang, yang pernah membuat dunianya indah sekaligus hancur.

Diantara rintik hujan yang turun, gadis itu diam-diam berharap untuk dipertemukan kembali dengan seseorang, yang pernah membuat dunianya indah sekaligus hancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, Maret 2011.

Jian terdiam di sebuah kursi panjang dengan sebuah buku berwarna merah bertuliskan 'dunia Jian' yang hanya ditatapnya. Hari ini merupakan hari pertamanya bersekolah setelah ia pindah dari Busan ke Seoul, karena pekerjaan Ayahnya.

Bukannya masuk kedalam ruangan BK, gadis berambut panjang itu hanya melamun dengan sepasang earphone yang melekat di telinganya.

Sebuah lagu milik Taylor Swift berjudul The Best Day mengalun dengan jelas di telinganya. Membuat hatinya teriris, karena mengingatkannya pada kejayaan masa kecilnya yang tidak akan pernah terulang. Masa kecil yang penuh cinta juga harapan bersama Ayah, Ibu, dan adiknya, Bae Jinyoung.

Masa-masa yang hilang dan tidak akan pernah bisa diulang.

Masa-masa yang pernah membuat dunia Jian terasa begitu indah dan dipenuhi dengan cahaya kebahagiaan. Sekaligus membuat Jian terluka.

"Jian haksaeng?" Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

Jian langsung melepas earphone miliknya dan berbalik.

Jian berdiri dan tersenyum lalu ia membungkukkan badannya untuk memberikan hormat pada perempuan yang lebih tua darinya itu.

"Kau murid baru itu, kan?" Tanya perempuan itu.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang